Sadis gan, Liverpool unggul 22 poin dari tim pesaing, Manchester City.  Kok terlalu jauh ya, padahal masih ada 13 pekan lagi. Liga Inggris bisa gak seru lagi nih. Pantas Pep Guardiola ikut sewot.




Di matchday 25 akhir pekan kemarin, kemenangan 4-0 Liverpool atas Southampton diikuti kekalahan 0-2 Manchester City di markas Tottenham Hotspur. Jarak kedua tim semakin lebar, saudara-saudara.

Seru juga kalo ngikutin ucapan Jose Mourinho, yang sekarang ngelatih Spurs. Ane baca di BBC, Mou ngaku sudah memperkirakan sejak November kalo Liverpool bakal juara Liga Inggris musim ini.

Dia bilang, sulit bagi klub di Inggris untuk juara 3 kali beruntun. Mungkin Mou menyindir posisi Juventus di Italia saat ini... mungkin lho ya.




Berapa kali Juventus juara Liga Italia secara berturut-turut? Delapankali... alamak!

Balik ke Inggris. Nah, setelah kekalahan dari Spurs itu, ucapan Pep Guardiola seolah menampar pengelola Premier League yang katanya waswas dengan cara Man. City juara. Dominasi yang mengganggu kompetisi.

Tapi, sebenarnya dominasi Man. City gak bisa disebut "terlalu mengganggu" kompetisi. Lihat aja musim 2018-2019, Man. City jadi juara dengan 98 poin, hanya selisih satu dari Liverpool. Waktu itu, kubu Si Merah asyik nunggu-nunggu kapan Man. City keselip kerikil. Eh gak kejadian.

Nah, kalau dua musim sebelumnya (2017-2018) emang kacau sih. Man. City juara dengan poin 100, meninggalkan Man. United dengan 81 poin. Ada jarak 19 angka di antara mereka berdua.

Mungkinkah jarak 22 poin antara Liverpool dan Man. City bakal jadi kenyataan di akhir kompetisi? Makanya Pep Guardiola nyindir mantan petinggi Premier League (Richard Scudamore) yang katanya takut dengan masa depan liga kalau sang juara terlalu sulit untuk disaingi.




"Sekarang, Liverpool jauh di depan. Mereka tak terhentikan lagi. Beda poin terlalu jauh. Dua musim lalu, ada pengelola Premier League, yang bilang perbedaan poin terlalu jauh tak boleh terjadi demi kebaikan kompetisi... saat itu Man. City yang juara." Begitu kata Pep Guardiola.

Sekarang, Pep membalikkan ucapan tersebut dengan mengatakan, manajemen Premier League sudah sepantasnya prihatin dengan cara Liverpool akan menjadi juara. Serba salah yaaa... Liverpool gak juara jadi bahan olok-olok, eh giliran mau juara disebut merusak kompetisi.




Pertanyaan ane nih gan, kapan ya Liverpool akan memastikan gelar juara liga pertama kali di era Premier League? Nanti kita bahas di thread berikut yaaa.