ningdidienAvatar border
TS
ningdidien
Ta’aruf, Kenali Menyeluruh bukan Membeli Kucing dalam Karung!


Taaruf. Bukan Alibi untuk Menjadikan Pacaran Syar'i!

Kenali Menyeluruh dan Niatankan untuk Mencari Ridho-Nya



Ta’aruf. Gansis tentu tidak asing kan dengan kata itu? Satu kata yang lagi ngetrend dibahas di kalangan anak muda dan dihubungkan dengan dunia percintaan, bahkan karenanya kata itu menjadi hal yang femiliar bagi kita.

Namun dari boomingnya hal tersebut ternyata masih ada sebagian orang yang salah mengartikan ta’aruf ini.

Bahkan dewasa ini kata ta’aruf diartikan sebagai proses perkenalan sebelum menuju ke jenjang pernikahan yang disejajarkan dengan pacaran, tentunya hal itu salah besar! Bagaimana mungkin kita menyamakan yang halal dan yang haram? Menyandingkan antara anjuran dan larangan? tentunya tidak ada toleransi untuk menyandingkan kedua hal tersebut!

Mulai dari pernyataan membeli kucing dalam karung, sampai merubah pacaran berbalut syar’i, pandangan tersebut jelas tidak benar! Pernyataan itu mungkin tercetus karena kurangnya pemahaman kita akan ta’aruf itu sendiri.


Biar nda salah mengartikannya, yuk baca selayang pandang terkait ta’aruf ini


Ta’aruf dan Pacaran adalah dua hal yang berbeda, meskipun diartikan sama sebagai proses perkenalan. Dimana ta’aruf merupakan proses perkenalan untuk ke jenjang pernikahan, sedangkan pacaran umumnya untuk saling mengenal antara lawan jenis yang tidak dilandasi dengan komitmen untuk menikah, bahkan tidak jarang dimodusi dengan syahwat. (alibi untuk penyaluran hasrat syahwat).

Dari segi bahasa ta’aruf bisa diartikan dengan kata ‘perkenalan’ atau ‘saling mengenal’ yang berasal dari bahasa Arab dengan akar kata ta’aarafa. Jika dilihat hanya dari segi bahasa bisa berarti perkenalan dengan siapa saja yah, karena berkenalan berkaitan untuk mengikat hubungan persaudaraan dan bermakna luas.
Sedangkan dalam makna khusus, ta’aruf diartikan sebagai proses perkenalan antara seorang pria atau wanita yang akan dipilih sebagai pasangan hidup dengan ketentuan syar’i.


Proses ta’aruf inipun harus sesuai tata cara yang dianjurkan islam, bukan lantas menjadi alibi untuk mengikat lawan jenis dengan kedok pacaran syar’i, jelas salah besar yah karena dalam agama tidak ada yang namanya pacaran syar’i apapun itu konteksnya!


Biasanya proses ta’aruf terjadi secara singkat dan memang berniat untuk segera menikah sedangkan pacaran biasanya lama, dalam pacaran ketika merasa cocok barulah melangsungkan pernikahan. Karena ta’aruf diniatkan untuk perkenalan dan langsung mengikat hubungan yang serius, maka dari itu perlu dibekali ilmu terkait pernikahan sebelum memulai ta’aruf. Mulai dari ilmu tentang hak dan kewajiban suami-istri sampai ilmu parenting yang mungkin dirasa sepele namun banyak yang tidak menguasainya.




Sekalipun sedang menjalani proses ta’aruf tetap tidak diperbolehkan untuk berduaan yah Gansis. Oleh karenanya perlu memahami syarat dan tata cara ta’aruf itu sendiri, meskipun tidak ada pakem terkait hal ini secara rinci dalam qolamullah, namun sebelum menuju proses tersebut perlu meluruskan niat kita.
Semua berawal dari niat, pun dengan ta'aruf ini kita perlu menata hati dengan meluruskan niat untuk menyempurnakan agama dengan sebuah pernikahan, menjaga kesucian, berlaku jujur tidak ada yang ditutup-tutupi karena ta’aruf bukan sebagai kedok untuk memodusi lawan jenis.

Simak tahapan-tahapan dalam proses ta’aruf

1. Pengajuan dan permintaan untuk ta’aruf

Bagi yang hendak melakukan ta’aruf biasanya dengan mengajukan diri baik kepada ustadz maupun perantara ta’aruf, bisa juga melalui mediator dengan menyerahkan data diri untuk kemudian saling bertukar biodata melalui perantaranya.

Selama proses ta’aruf pihak laki-laki dan perempuan dianjurkan mencari informasi sebanyak-banyaknya mengenai satu sama lain dalam waktu singkat. Oleh karenanya diharuskan berlaku jujur dan tidak ada yang ditutup-tutupi seperti kekurangan dan kelebihan, bahkan terkait visi dan misi dalam pernikahan nantinya Gansis.

Pencarian informasi ini bukan lantas menjadi pintu untuk saling berkomunikasi yah, jelas salah! Pertukaran informasi ini melalui biodata yang disodorkan. Sebelum menerima untuk ta’arufpun kita dianjurkan untuk meminta petunjuk dengan cara istiqoroh.


2. Nadzor dan Mediasi dengan ditemani Mahrom

Bertemu langsung dengan calon pasangan. Pertemuan ini bisa dilanjutkan setelah proses ta’aruf diterima dan harus didampingi oleh wali atau mahrom. Kenapa harus disertai pendamping? Karena dalam agama islam laki-laki dan perempuan dilarang berdua-duaan tanpa adanya pihak ke tiga, hal inipun untuk meminimalisir fitnah di masyarakat sekitar.

Nadzor inipun bisa dilakukan langsung di rumah perempuan atau di tempat netral yang telah disepakati. Dalam pertemuan ini kamu bisa mengulik informasi terkait harapannya setelah menikah dan semua hal penting yang terkait dalam rumah tangga. Tahap inipun dimaksudkan agar kamu mempunyai gambaran seperti apa calon pasanganmu sebelum memutuskan untuk menikah.

Penting juga kamu mencari tahu bagaimana aslinya calon pasanganmu melalui orang-orang terdekatnya. Mengetahui tentang karakter aslinya, bahkan kualitasnya, kemudian jangan lupa pula untuk tetap meminta petunjuk melalui istiqoroh agar kamu makin yakin dan mantab untuk melanjutkan ke jenjang selanjutnya. Tapi ingat yah semua hal itu dilakukan sebelum khitbah/lamaran.
Dari tahap inipun ketika ada ketidakcocokan bisa berhenti sampai disini dan tidak dilanjutkan pada proses selanjutnya, jadi tidak ada pihak yang dirugikan nantinya.


3. Khitbah/lamaran setelah proses ta’aruf diterima

Jika kedua belah pihak dan keluarga sudah setuju, maka dilanjutkan ke proses lamaran. Khitbah/lamaran dalam islam adalah proses pernyataan permintaan dari pihak laki-laki ke pihak perempuan dengan maksud akan menikahinya. Proses ini bisa dilakukan oleh pihak laki-laki secara langsung maupun dengan diwakilkan oleh pihak lain sesuai ketentuan agama islam.

Hal inipun harus disegerakan ketika telah menemukan kecocokan dalam proses ta’aruf, bukan lantas menggantung salah satu pihak agar tidak dengan yang lain, maka dari itu jarak antara ta’aruf dan khitbah tidak boleh terlalu lama.

Proses khitbah berbeda dengan engagement yang sedang marak di kalangan anak muda saat ini yah. Dalam khitbah biasanya lebih syakral karena ada perbincangan antara pihak tua, sedangkan dalam pertunangan hanya pergantian status dengan penyematan cincin semata.

Dalam mengkhitbah pun sebisa mungkin kita tidak menyiarkannya ke khalayak luas, cukup kedua pihak, mahrom, dan mediator saja yang mengetahui. Hal inipun ditujukan untuk menghindari setiap peluang hasad yang ingin menggagalkan rencana pernikahannya.


4. Menikah

Pernikahan dalam Islam itu dengan konsep membuat segalanya mudah dan simple, karena dalam waktu inilah rentan dengan berbagai godaan. Sekalipun telah melalui khitbah namun tetap tidak diperbolehkan untuk berduaan sebelum terjadi akad.

Berbeda dengan khitbah yang musti dirahasiakan, dalam pernikahan harus disiarkan dan tidak boleh ditutup-tutupi. Sebisa mungkin prosesi pernikahan jangan dijadikan hal misterius seperti yang terjadi di kalangan masyarakat kita, terutama artis Indonesia.

Menikah itu sendiri merupakan hikmah, menutupi rencana pernikahan dan prosesi ijab qobul sama halnya mengurangi isi hikmah tersebut. Jangan lantas membaliknya yah Gansis, yang seharusnya dilakukan adalah menyembunyikan lamaran dan menyiarkan pernihakan.





Perlu dipahamkan lagi bahwa proses ta’aruf tidak selalu berakhir dengan pernikahan yah Gansis. Ketika dalam ta’aruf tidak menemukan kecocokan maka bisa berhenti dan tidak dilanjutkan ke proses selanjutnya. Dalam hal inipun tidak ada pihak yang dirugikan karena baper-baper sebelum waktunya.

Maka dari itu perlu dipahamkan lagi apa itu ta’aruf agar tidak salah memaknainya, apalagi menjadi alibi untuk mengikat lawan jenis dengan kedok pacaran syar’i. Naudzubillah...


Beruntung pula kita hidup di jaman modern, dimana semua akses informasi mudah diperoleh. Bahkan dewasa ini sudah banyak wadah bagi yang ingin mengikuti proses ta’aruf, mulai dari offline sampai online pun.

Kembali lagi untuk mengingatkan yah Gansis, sebelum melangkah menuju kesana yang terpenting adalah pemahaman kita akan agama, karena hal itulah yang menjadi kunci dalam membina rumah tangga nantinya. Ketika kita mengikuti ta’aruf hanya sebagai ajang coba-coba maka tidak akan memperoleh kebahagiaan nantinya. Huallahu’alam bishowab


Jadi buat kalian yang masih beranggapan bahwa ta’aruf sama halnya membeli kucing dalam karung, berarti ada yang salah dari proses yang kalian jalani, entah itu dari niatnya atau kejujurannya. Karena dengan ta’aruf kita bisa melihat dengan hakiki calon pasangan hidup kita dengan lebih meningkatkan keimanan kita, bukan hanya memfasilitasi nafsu belaka.


Memilih pasangan itu seharusnya didasari atas keimanan yang ia miliki, karena atasnya akan berpengaruh pula pada keimanan kita. Terkait kesempurnaan fisik, ataupun materi merupakan bonus dari Nya, asalkan sholeh dan sholehan insya Allah akan menjadikan indah nantinya.


Buat kalian yang punya pegalaman, maupun pertanyaan terkait ta’aruf ini bisa berdiskusi di kolom komentar.


emoticon-Rate 5 Staremoticon-Rate 5 Staremoticon-Rate 5 Star

Jangan lupa tinggalkan jejak buat yang sudah mampir, dan share jika sekiranya bermanfaat 😘

emoticon-Cendol Ganemoticon-Cendol Ganemoticon-Cendol Gan



Oleh ningdidien
Referensi 👉 iniitu
Diubah oleh ningdidien 04-02-2020 09:16
dedy.s374w4n
somplaktajir13
tien212700
tien212700 dan 18 lainnya memberi reputasi
19
6.3K
121
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Wedding & Family
Wedding & FamilyKASKUS Official
8.8KThread9.4KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.