Jakarta - Jadi Driver ojek online (ojol) punya tantangan tersendiri. Hubungan kerja yang bersifat kemitraan jadi tantangan tersendiri.

Berbeda dengan pekerjaan lain yang hubungan kerjanya berstatus karyawan, perlengkapan kerjanya disediakan perusahaan. Driver ojol yang berstatus mitra harus menyediakan sendiri seluruh perlengkapan kerjanya.

Bahkan pengemudi Gojek Maryanto (54) mengatakan, jika terjadi kerusakan pada alat komunikasi driver, pihak aplikator seakan tidak mau tahu. Tidak ada perhatian untuk dibelikan HP baru atau sekadar keringanan biaya untuk memperbaikinya.

"Kalau HP rusak nggak ada (perhatian). Mereka (aplikator) hanya memikirkan keuntungan sendiri," kata Maryanto saat ditemui di daerah Jakarta Pusat, Selasa (28/1/2020).

Mirisnya, Maryanto pernah mengalami kejadian tidak mengenakkan. HP-nya pernah jatuh saat sedang bekerja dan terlindas truk tanah. Tidak hanya itu, HP-nya juga pernah jatuh ke kali.

"Kalau HP jatuh dilindas truk tanah sekali, jatuh ke kali sekali," tuturnya.

Tidak ada perhatian dari aplikator, Maryanto terpaksa harus membeli HP sendiri dengan cara dicicil melalui Home Credit. Dia bilang, banyak driver ojol yang disetujui untuk kredit di lembaga finansial tersebut.

"Diganti (HP-nya) sama home credit. Datang ke WTC (pusat perbelanjaan), foto copy KTP. Kita ngajuin sendiri, kalau dari aplikator mah nggak ada (diganti)," jelasnya.


Pengemudi Grab Dadang (40) menambahkan, padahal selama ini para driver ojol memenuhi modalnya sendiri untuk bekerja. Mulai dari kendaraan, hingga alat komunikasi (HP).

"Driver itu kan modal sendiri. Dari motor, HP, semua sendiri," ucapnya.

Sumber : https://m.detik.com/finance/berita-e...rom=wpm_nhl_13


Pekerja kantor juga modal sendiri, hp, laptop, motor dll.

Ada fasilitas ambil hp dgn potong saldo harian juga, dapat hp dijual kembali ke hp lama

Ambil jaket sistim cicilan potong saldo lsg dijual ke driver lain yg akun joki

Ojol kalau tidak pilih pilih orderan masih banyak yg order, yang berkurang orderan trip pendek 9rban karena terlalu mahal