Quote:
Laporan Situasi WHO
(Dokumen ini disadur sesuai dari Dokumen asli yang berbahasa Inggris, Perancis, Tiongkok, Arab)
Data dilaporkan per tanggal : XX XXXXXXXX XXXX
Rangkuman
Sorotan Peristiwa yang terjadi sejak XX XXXXXXX XXXX sampai XX XXXXXXXX XXXX :
- Pada tanggal XX XXXXXXXX XXXX, Kantor WHO Indonesia mendapat informasi mengenai kasus pneumonia yang tidak diketahui penyebabnya dan terdeteksi di Berbagai Kota Besar di Indonesia. Dari tanggal XX XXXXXXX XXXX sampai tanggal XX XXXXXXXX XXXX, terdapat total lebih dari 644.00 kasus dengan indikasi pneumonia ini dilaporkan. Dalam durasi periode ini, pemerintah Indonesia Berusaha mencari penyebab awal munculnya penyakit ini namun belum dapat diketahui.
- Pada tanggal XX XXXXXXXX XXXX, WHO menerima laporan yang lebih mendetail dari Kementrian Kesehatan Republik Indonesia yang menyatakan bahwa perjangkitan ini berawal dari pusat kota kota besar di seluruh Indonesia.
- Kementrian Kesehatan Republik Indonesia telah mengidentifikasi Virus baru yang adalah gabungan dari modifikasi genetik Virus mematikan Ebola, MERS-Cov, Marburg, Rabies, Dengue, Influenza
- Kementrian Kesehatan Republik Indonesia telah mengindentifikasi Fungus Parasit Cordyceps yang telah dimodifikasi secara genetik untuk bisa menyerang manusia.
- Pada tanggal XX XXXXXXX XXXX Pemerintah Republik Indonesia mengumumkan Jumlah kasus meningkat menjadi 13.853.174 pasien. Belum ada laporan pasien yang meninggal akibat kejadian ini.
- WHO bersama dengan Tentara Nasional Indonesia dan Polisi Repbulik Indonesia melakukan investigasi sekaligus usaha pencegahan penyebaran paparan penyakit ke berbagai kantung daerah penyakit.
- Pemerintah Republik Indonesia mengumumkan penyebab perjangkitan berasal dari Serangan Bioterorisme secara besar – besaran. Pihak yang bertanggung jawab belum diketahui.
- WHO sepakat untuk memberi nama Virus ini Massive Bio Terrorism Virus (mBT-V) dengan kode sandi Coupe de Virus.
- WHO sepakat untuk memberi nama Fungus Parasit ini Homo Sapien Cordyceps (HS-Cord) dengan kode sandi Coupe de Poudre.
- WHO sepakat memberi nama penyakit dari penderita Virus mBT-V dan HS-Cord dengan nama Cordyceps and Lethal Virus Disease – Bio Terorrism (COLVID-BT)
- Pada tanggal XX XXXXXXXX XXXX sampai tanggal XX XXXXXXXX XXXX, Pemerintah Negara Singapura, Malaysia, Thailand, Vietnam, Myanmar, Filipina, Timor Leste, Papua Nugini, Jepang, Tiongkok, Korea Selatan, Australia, Selandia Baru, India, Dubai, Qatar, Arab Saudi, Afrika Selatan, Belanda, Perancis, Jerman, Spanyol, Portugal, Inggris, dan Amerika Serikat melaporkan kasus pertama COLVID-BT
- WHO mengkonfirmasi bahwa mBT-V dan HS-Cord dapat menyebar lewat udara.
- WHO mendeklarasikan COLVID-BT sebagai Pendemik Global.
SITUASI TERKINI
- Sejak tanggal XX XXXXXXXX XXXX, 313.738.515 kasus aktif telah dilaporkan oleh 145 Negara di berbagai regional seperti Asia Tenggara (47.573.241 Kasus), Asia Timur (79.745.966 Kasus), Asia Tengah (51.263.428 Kasus), Timur Tengah (10.312.367 Kasus), Eropa (41.447.892 Kasus), Afrika (26.356.412 Kasus), Amerika Utara (38.274.081 Kasus), Amerika Selatan (18.765.128 Kasus)
- Dari 290.941.213 Kasus positif, 200.125.087 kasus sudah dalam perawatan, 88.168.216 Kasus dalam kondisi pengawasan Intensif, 2.647.910 kasus dalam kondisi kritis, dan 0 kasus meninggal.
Detail KASUS TIAP NEGARA
Terlampir susunan tabel yang merinci jumlah kasus di tiap Negara.
KESIAPAN DAN RESPON
- WHO telah dan terus dalam kontak langsung kepada tiap perwakilan tiap negara semenjak dilaporkan kasus ini. Tiap Negara telah sepakat untuk saling berbagi informasi dengan WHO sesuai dengan regulasi Kesehatan Internasional. WHO juga telah menginformasikan situasi dan kondisi ke Negara lain yang belum terdapat kasus COLVID-BT serta mempersiapkan bantuan bila dibutuhkan;
- Pada tanggal XX XXXXXXXX XXXX, Sistem Operating Procedure Darurat telah diaktifkan di semua level WHO (Perwakilan Negara, Perwakilan Regional, Dan Markas Besar);
- Mengembangkan arahan terpadu untuk diagnose laboratorium, manajemen klinik, pencegahan infeksi, persiapan perawatan di Negara tertinggal, dan sosialisasi besar besaran kepada seluruh penduduk global;
- Mempersiapkan Komoditas Paket Suplai Penyakit untuk didistribusikan ke Negara yang membutuhkan;
- Bekerjasama dengan Dewan Keamanan PBB untuk melakukan pengamanan terhadap fasilitas – fasilitas medis dan laboratorium di berbagai Negara untuk kebutuhan riset vaksin dan obat – obatan;
- Menggunakan jaringan global dan mitra kerjasama antar ahli dan spesialis medis untuk mengontrol persiapan vaksin, obat – obatan, dan pencegahan infeksi lebih lanjut;
- Mengaktivasi bagian Riset dan Pengembangan untuk mempercepat metode diagnose, pengembangan Vaksin, dan kemungkinan perawatan serta penyembuhan;
- Mempersiapkan rencana Disinfektasi melalui udara dengan menggunakan bantuan Kekuatan Udara di tiap Negara untuk memusnahkan mBT-V dan HS-CORD
Quote:
Hasil Laporan Lapangan Menteri Kesehatan
Rangkuman Peristiwa yang terjadi pada tanggal XX XXXXXXXX XXXX hingga tanggal XX XXXXXXXX XXXX :
- Pada tanggal XX XXXXXXXX XXXX Sejumlah Rumah Sakit dalam berbagai tingkat di tiap provinsi Indonesia mengajukan permintaan bantuan kepada Dinas Kesehatan akibat membludak nya jumlah Pasien yang berturut – turut masuk pada hari itu.
- Gejala yang dialami pasien adalah Badan Meriang dan Panas tinggi (38-41 Derajat Celcius), Hilangnya nafsu makan, dan berkurang respon sensor motorik.
- Kementrian Kesehatan langsung melaporkan kejadian ini kepada Kantor WHO di Indonesia.
- Sebanyak 644.285 Pasien tercatat sebagai pasien awal. Jumlah Pasien terus meningkat sampai 3.538.417 kasus pada saat pagi esok hari nya tiba.
- Dinas Kesehatan Daerah bekerjasama dengan BNPB menggelar Rumah Sakit Lapangan untuk mengatasi kekurangan tempat perawatan. Di akhir hari kedua, jumlah pasien sudah melonjak hingga 6.758.835 kasus.
- Jumlah pasien terus melonjak, namun kondisi mereka dapat dipastikan dalam kondisi stabil meskipun hasil tes darah kebanyakan terdapat Virus yang baru dan adanya Parasit di bagian Otak dan syaraf tulang belakang.
- Kota Besar di Indonesia harus di Lockdown untuk mencegah penyebaran penyakit. Jakarta, Bandung, Semarang, Jogjakarta, Surakarta, Surabaya, Medan, Padang, Balikpapan, Makassar, Manado, Denpasar, dan Jayapura diisolasi.
- Kementrian Kesehatan bekerjasama dengan TNI melakukan blockade masuk di tiap kota untuk memeriksa gejala di setiap penduduk yang ingin keluar masuk.
- Diputuskan untuk melakukan Zona Karantina di pusat kota tiap Ibukota Provinsi untuk menjadi pusat penanganan penyakit. Zona Karantina ini tertutup aksesnya untuk umum tak terkecuali keluarga pasien.
- Zona Karantina Balikpapan dijadikan pusat penelitian terpadu penyakit ini.
- Penelitian dari Dinas Kesehatan mengkonfirmasi bahwa Virus dan Parasit Fungus ini dapat tersebar lewat udara.
- Lima hari setelah perjangkitan, jumlah kasus meningkat pesat menjadi 13.853.174 pasien.
- Tim dari WHO tiba di Indonesia dan dengan bantuan dari mereka, Tim khusus dari Kementrian kesehatan bersama dengan TNI dan Polri melakukan langkah – langkah pencegahan penyebaran penyakit ke berbagai daerah.
- Hasil Investigasi sementara menunjukkan Penyakit misterius ini disebabkan oleh gabungan Virus dan Parasit Fungus yang diduga hasil dari modifikasi Bioterorisme.
- WHO mengumumkan secara resmi nama dari Virus adalah mBT-V (massive Bio Terorism - Virus), dan nama dari Parasit adalah HS-CORD (Homo Sapien - Cordyceps)
- Pasien yang terpapar Virus mBT-V dan HS-CORD resmi disebut Pasien COLVID-BT (Cordyceps and Lethal Virus Disease – Bio Terorism)
Peta penyebaran penyakit COLVID-BT di berbagai Provinsi Indonesia
Terlampir peta serta data grafik penyebaran COLVID-BT di Indonesia
Situasi Terkini :
- Seminggu setelah Perjangkitan, jumlah kasus telah mencapai 26.582.143 Pasien. Dengan Provinsi DKI Jakarta menjadi Provinsi dengan jumlah kasus terbanyak.
- Bandara dan Pelabuhan Laut di seluruh Indonesia telah ditutup aksesnya untuk umum. Hanya Militer dan Bantuan PBB saja yang dapat keluar - masuk ke Indonesia.
- Zona Karantina mulai kewalahan untuk merawat pasien. Persediaan alat dan tenaga medis semakin berkurang.
- WHO telah mengirimkan 1450 tenaga medis beserta persedian obat – obatan ke Bandara Halim. Semua bantuan sedang didistribusikan ke tiap provinsi.
- Pasien dengan status kritis semakin banyak. Kebanyakan pasien mengalami lumpuh total dan dehidrasi berat.
- 1 Pasien COLVID-BT meninggal pada pukul 10:39 WIB dan menjadi Korban pertama COLVID-BT.
- Pasien COLVID-BT yang meninggal mendadak menunjukkan tanda vitalnya kembali dan bertindak sangat agresif hingga melukai beberapa orang. Upaya untuk melumpuhkan pasien tersebut berlangsung sengit dan pada akhirnya tertembak mati oleh Polisi.
INTRO
Suatu kejadian menyeramkan menimpa Indonesia.
Entah darimana asalnya, sebuah fenomena aneh membuat banyak masyarakat Indonesia mendadak sakit dan beberapa hari kemudian meninggal. Kementrian Kesehatan mengidentifikasi bahwa penyakit tersebut berasal dari Virus baru yang bisa menyebar lewat udara dan dapat menular lewat kontak fisik. Diperkirakan satu dari lima orang di Indonesia menjadi korban fenomena tersebut.Virus mematikan ini dalam sekejab membuat kehidupan sosial langsung runtuh. Mereka yang tidak terkena fenomena tersebut, harus mengalami duka yang mendalam. Dalam sekejab saja, orang orang yang mereka kenal dan sayangi menjadi korban fenomena tersebut. Namun belum selesai duka itu berlalu, mereka harus menyaksikan kejadian yang lebih menyeramkan lagi.
Kerabat yang telah meninggal, kini bangkit, dan menjadi makhluk yang haus akan daging dan darah manusia. Banyak rakyat yang mengira kebangkitan mereka adalah mukjizat, menjadi korban pertama atas kemunculan mahkluk ini.
Satu persatu kota - kota di Indonesia mulai bermunculan mahkluk mahkluk yang oleh masyarakat disebut sebagai 'Mayat'. Kepanikan langsung melanda seantero negeri. Mayat ini sangat sulit dilumpuhkan dan siapapun yang tergigit oleh mereka, tak lama kemudian akan meninggal karena pendarahan dan akhirnya berubah juga menjadi mayat.
Awalnya Pemerintah berusaha keras untuk mengkarantina dan mengisolir kota - kota yang terjangkit penyakit itu. Namun sudah terlambat, penyakit tersebut sudah menyebar ke seluruh penjuru Indonesia, dan bahkan hingga ke luar negeri. TNI mengerahkan kekuatan tempurnya untuk mempertahankan kota kota Indonesia dari serbuan mayat ini. Pertempuran demi pertempuran besar terjadi di seantero negeri.
Namun tanpa perencanaan yang matang, TNI bertempur sia sia. Satu persatu kota Indonesia dikuasai mayat dan harus dievakuasi hingga akhirnya harus menyingkir ke pinggir laut atau pedalaman wilayah terpencil.
Proses evakuasi pun tidak berjalan mulus. Banyaknya warga yang dievakuasi membuat TNI kewalahan mengantisipasi semua logistik yang dibutuhkan, ditambah lagi mayat mayat tersebut tak kunjung berhenti menghampiri mereka dari segala penjuru.
Dalam waktu satu minggu, seluruh kota - kota besar di Indonesia sudah tidak dapat dikuasai lagi dan terpaksa di evakuasi menuju ke basis militer yang dibuat TNI di pinggiran kota. Namun permasalahan tidak berhenti sampai disitu. Situasi yang makin genting membuat banyak orang putus asa dan mengambil tindakan masing - masing yang mereka anggap benar. Ditambah lagi banyak prajurit yang desersi sehingga membuat TNI kekurangan personel dalam menjaga Basis Militer dari serangan Mayat.
Dalam waktu satu bulan, hampir seluruh kamp pengungsi dan basis militer yang dibuat pemerintah telah luluh lantak diserbu mayat. Kota - kota terbakar hebat. Korban bergelimpangan. Kekacauan dimana mana.
Banyak masyarakat yang akhirnya mencoba berusaha bertahan hidup sendiri, mereka menyebar ke seantero wilayah Indonesia. Namun bertahan hidup dalam kondisi seperti ini sangatlah sulit.
Moral manusia yang beradab makin lama makin sirna demi keberlangsungan hidup. Mereka saling mencuri, menyakiti, bahkan membunuh demi mendapatkan makanan atau sekedar atap tempat berteduh dari hujan.
Banyak yang tidak selamat.
Dan inilah..
Mereka yang (Masih) selamat.
==========================================================================