(sumber: Inews)
Bubble tea! Kalau cuaca lagi panas, minuman ini sangat enak dan menggoda untuk dibeli. Asli! Sepakat gak gan sis?
Tapi, membaca berbagai informasi dari sejumlah media online, termasuk
detik, kok ya jadi ragu-ragu mau beliin anak minuman ini lagi. Padahal, sebulan sekali kayaknya ane beli minuman ini buat anak dan mertua.
Apakah bubble tea itu sama seperti teh atau kopi? Ini dia gawatnya kalau dijadikan kebiasaan sementara kandungan di dalamnya beda banget.
(sumber: Merdeka)
Benarkah bubble tea yg terbuat dari tepung tapioka dan kenyal itu tidak mudah dicerna di dalam perut? Entahlah itu hoax atau tidak, namun informasi berikut ini perlu juga kita
share ke anggota keluarga dan kenalan.
Quote:
Detik-Health
Dilansir dalam The Star (13/08) Dr Tan Wee Yong dan ahli gizi Kong Woan Fei memberikan penjelasan:
1. Berat Badan Naik
Resep bubble tea yang banyak digunakan adalah gula. Rasanya yang manis membuat bubble tea bisa membuat berat badan naik. Rata-rata secangkir bubble tea mengandung 20 sendok teh gula. Untuk orang dewasa yang sehat normal, disarankan untuk mengambil tak lebih dari 8 sendok teh gula sehari.
Kong juga mengatakan, bubble tea juga dapat menambah asupan kalori harian kamu. Segelas bubble tea setidaknya mengandung 370 Kkal ditambah dengan boba 150 Kkal.
2. Berisiko Diabetes
Mengonsumsi minuman manis secara rutin memang bisa jadi salah satu faktor pemicu diabetes. Dr Tan mengatakan minum bubble tea tidak akan menyebabkan diabetes secara langsung. Tapi kandungan gulanya dapat menimbulkan risiko tinggi tidak hanya diabetes, tetapi juga imunitas yang rendah dan kerusakan gigi.
Jika ingin minum bubble tea, ahli gizi Kong menyarankan untuk meminta lebih sedikit gula dan tidak sering mengonsumsi.
(Sumber: Republika)
3. Kalori Kosong
Makanan atau minuman yang minim zat gizi disebut mengandung kalori kosong. Jika dilihat dari komposisi bubble tea, yang lebih banyak digunakan ialah gula. "Tidak ada nilai gizi dari minum minuman tinggi gula," jelas Kong.
4. Tidak Cocok untuk Anak dan Lansia
Menurut Dr Tan, bubble tea tidak cocok dikonsumsi anak-anak atau lansia. Karena bubble tea mengandung pewarna dan zat tambahan makanan tertentu. Ini dapat menyebabkan anak menjadi hiperaktif.
Untuk lansia, sistem pencernaan mereka lebih lambat dan kurang aktif, sehingga zat tambahan makanan dapat menyebabkan gangguan pencernaan. Bola-bola tapioka alias boba ini sulit dicerna.
Kong juga menambahkan, segelas bubble tea mengandung tiga kali lebih banyak gula daripada sekaleng minuman ringan.
(sumber: Beepdo)
Setelah baca informasi ini, masih mau rutin beli bubble tea gak ya? Ane jadi serba salah kalau anak nagih beli minuman ini.