Kita semua tahu Sunda Empire adalah kelompok yang berhalusinasi sebagai pusat pemerintahan dunia. Terutama pemimpinnya Raden Rangga Sasana atau Ki Ageng Rangga Sasana. Entah magic shroom apa yang ia gunakan, sehingga meyakini berbagai klaimnya tentang kekaisaran turun temurun dan telah ada semenjak dahulu, bahkan sebelum masehi.

Sebagai manusia yang berakal sehat, tentu klaim ‘Yang Mulia’ Rangga hanya akan dianggap sebagai ucapan orang gila. Melihat keyakinan Rangga, mengingatkan kita pada Salvador Dali yang menyatakan bahwa ‘perbedaanku dengan orang gila adalah aku tidak gila’. Sebuah keyakinan mendalam yang membuat orang lain pun terkena bius hingga memberikan halusinasi.

Itulah mengapa, sejak kemunculan Sunda Empire 8 Maret 2017 lalu, upacara di Taman Isola kampus UPI, Bandung, terlihat dihadiri banyak pengikut Sunda Empire. Mereka telah terkontaminasi obat bius dari Rangga. Setahun kemudian, yakni 13 Juni 2018, kelompok ini menggelar upacara di Lapangan Gasibu untuk memperingati ‘Anniversary World Development Bank (WDB)’. Terakhir, 24 Oktober 2019, mereka juga mengadakan rapat akbar di sebuah gedung untuk memperingati hari jadi ‘United Nations’.

Gubernur Jawa barat Ridwan Kamil sampai geleng-geleng kepala melihat kelakukan Sunda Emipre. Ia pun menyebut kelompok itu sebagi orang-orang stress. “Ini banyak orang stres di republik ini. Banyak menciptakan ilusi-ilusi yang sering kali romantisme sejarah, ternyata ada orang yang percaya juga jadi pengikutnya,” ucapnya.

Sumber : Detik[Halusinasi Sunda Empire]

Lantas mengapa belum ada penindakan terhadap Sunda Empire? Meski bius kelompok ini sangat berpotensi menular ke berbagai lapisan masyarakat? Tentunya karena negara ini adalah negara hukum. Penindakan tidak bisa serta merta dilakukan, kecuali ada pelanggaran hukum yang terjadi.

Saking viralnya kabar tentang Sunda Empire, yang mulia Rangga pun turut hadir di acara Indonesia Lawyers Club (ILC) pada hari Selasa 21 Januari 2020. Dalam kesempatan itu, Rangga membeberkan berbagai klaim yang menggelikan. Seperti kelahiran PBB dan Pentagon terjadi di Bandung. Bahkan ia menyinggung Roy Suryo yang tertawa mendengar pernyataannya sebagai orang yang tidak memahami sejarah Indonesia.

Ia menyatakan, semenjak akhir Perang Dunia II ada Heeren Zeventien yang merupakan panitia 17. Semenjak itu Dinasti Pajajaran Siliwangi meneruskan tatanan Bumi pada Vatikan karena efek dari Bom Hiroshima. Ia menambahkan, Heeren Zeventien sendiri adalah Paus Paulus yang hingga saat ini masih menjabat. Pada tanggal 15 Agustus 2020, tugas dari Paus Paulus berakhir. Maka Sunda Empire muncul guna menyiapkan diri untuk menjadi tatanan Bumi.

Sumber : 
[Indonesia Lawyers Club: "Siapa di Balik Raja-raja Baru?" (21/01/2020)]

Sungguh tidak masuk akal bukan? Tapi ada yang percaya dengan klaim Sunda Empire. Yakni para pengikutnya. Di sinilah pemerintah harus bertindak dan memproses kelompok Sunda Empire sesuai aturan yang berlaku. Sebab, kelompok seperti ini hanya akan menjadi kerikil dalam sepatu apabila terus mempengaruhi rakyat Indonesia.

Pintu masuknya adalah pernyataan Rangga sendiri. Ia menyatakan bahwa Heeren Seventeen adalah Paus Paulus yang hingga saat ini masih menjabat. Tapi kenyataanya saat ini paus yang menjabat adalah Paus Francis. Sedangkan Paus Johannes Paulus telah meninggal pada bulan 2 April 2005 silam.

Selain itu ia menyatakan bahwa Paus Paulus merupakan Heeren Zeventien. Padahal Heeeren Zeventien atau Heeren XVII merupakan Dewan 17 dari gabungan 5 perusahaan terbesar kerajaan Belanda yang dilebur jadi satu. Belanda sendiri adalah penganut Calvinism yang didirikan oleh John Calvin pada tahun 1500an dan justru berseberangan dengan Katolik Vatikan (Roma).

Sumber : Historia[Hikayat Kopi di Tanah Jawa]

Sumber : Expatica [The Netherlands: The ‘most Calvinist nation in the world’]

Bukankah ini pertanda bahwa Rangga telah menyebarkan kabar hoax ke khalayak ramai lewat ucapannya di ILC? Sunda Empire yang menyebut Heeren Zeventien adalah pihak Vatikan dan dipimpin Paus saja sudah hoax, karena VOC justru menyebarkan Protestianism Belanda berdasarkan ajaran John Calvin. Ditambah saat mereka menyatakan bahwa Paus Paulus yang sudah meninggal akan menyerahkan pucuk kekuasaan pada Sunda Empire.

Oleh karena itu, Inilah kesempatan bagi pemerintah untuk menangkap Rangga dan membubarkan Sunda Empire. Hal ini juga dilakukan untuk menyadarkan para pengikut maupun calon pengikut Sunda Empire agar tidak makin terlarut dalam candu halusinasi yang diedarkan oleh bius ‘Yang Mulia’ Rangga.