Halo gansis,

Hampir bisa dipastikan, kendaan listrik akan menjadi kendaraan masa depan yang akan banyak digunakan oleh manusia. Keunggulan tenaga listrik yang lebih hemat dan lebih ramah lingkungan dibanding BBM membuat bahan bakar listrik dilirik oleh banyak pihak.

Kira-kira boomingkendaraan listrik sudah mulai sejak 10 tahun lalu. Di dalam negeri sebenarnya sudah ada yang membaca trend tersebut yaitu Dahlan Iskan yang memanggil pulang beberapa talent ahli kendaraan listrik yang sudah sukses di luar negeri seperti Ricky Elson dan Danet P untuk pulang mengembangkan kendaraan listrik dalam negeri. Namun, sepertinya terlalu banyak "ganjalan" yang membuat rencana tersebut tidak berjalan lancar.

Pabrikan-pabrikan mobil besar baik di dalam maupun luar negeri sudah mulai memproduksi kendaraan listrik. Bahkan Tesla yang khusus memproduksi mobil listrik pamornya makin naik dan dinobatkan sebagai perusahaan otomotif dengan performa terbaik selama dekade kemarin. Di dalam negeri, perusahaan Jepang yang merajai industri otomotif tanah air juga sudah ancang-ancang dengan meluncurkan mobil hybrid (bahan bakar fosil dan listrik) di mobil-mobil high endmereka.

Berdasarkan data dari IEA, tahun 2025 akan ada 50 juta kendaraan listrik di jalanan dan akan menjadi 300 juta tahun 2040 dibandingkan saat ini yang mencapai 2 juta.

IEA, "Share of coal-fired power generation in the Sustainable Development Scenario, 2000-2040", IEA, Paris https://www.iea.org/data-and-statist...ario-2000-2040

Apakah perusahaan-perusahaan raksasa yang kaya raya itu akan kehilangan pasar dan mengalami sunset?

Ternyata tidak juga GanSis. Beberapa pakar dan pengamat energi bilang kalo perusahaan minyak akan tetap survivemeskipun bahan bakar kendaraan listrik akan mendominasi. Salah satunya adalah Dan Eberhart. Dalam artikel yang Ia ditulis di Forbes bilang kalau era kendaraan listrik tidak akan membunuh perusahaan minyak.

Alasannya, sektor lain yang membutuhkan bahan bakar minyak juga sedang tumbuh dengan cepat. Misalnya industri petrochemical, heavy industri, penerbangan, kendaraan-kendaraan berat, shippingdsb. Pertumbuhan di industri-industri tersebut akan menutup penurunan permintaan bahan bakar fosil untuk mobil. Contoh produk industri petrochemical adalah gas alam, oli/pelumas, aromatic, gula dsb yang pasti masih dikonsumsi oleh manusia. Belum lagi di era e-commerce, internet dan globalisasi, industri shipping atau pengiriman barang antar negara jauh berkembang dibanding sebelum-sebelumnya.

Produk yang dihasilkan oleh minyak mentah (foto : pinterest)

Di Pertamina sendiri setahu ane selain produksi BBM, juga punya unit lainnya misalnya Geothermal atau panas bumi dan energi terbarukan lain yang juga akan berkembang di masa depan.

Jadi kesimpulannya, permintaan BBM untuk kendaraan memang akan menurun jauh di masa depan, tapi hal itu diperkiraan tidak akan sampai membunuh industri minyak dunia karena permintaan sektor lain juga masih tinggi dan terus tumbuh.

Sekian sharing dari ane, semoga bermanfaat. sekali-kali bahas yang berat biar kayak orang bener gitu