Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

TahukahAndaAvatar border
TS
TahukahAnda
Peristiwa Besar Munculnya Ya’juj dan Ma’juj Di Akhir Zaman







Penyebutan Ya’juj dan Ma’juj sebagai tanda besar datangnya hari kiamat telah disebutkan dalam Al Qur’an. Di antaranya adalah dalil-dalil yang dikaji berikut ini. Namun akan didahului dengan penjelasan ciri-ciri Ya’juj dan Ma’juj.


Ciri-Ciri Ya’juj dan Ma’juj


Adapun ciri-ciri mereka yang telah dijelaskan dalam berbagai hadits, yaitu mereka menyerupai orang-orang yang sejenis dengan mereka dari kalangan bangsa Turk, orang non Arab yang tidak fasih bicaranya, dan bangsa Mongol, matanya sipit, berhidung pesek, berambut pirang, berdahi lebar, wajah-wajah mereka seperti tameng yang dilapisi kulit, bentuk tubuh dan warna kulit mereka mirip bangsa Turki.

Al Imam Ahmad rahimahullah meriwayatkan dari Ibnu Harmalah, dari bibinya, dia berkata, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berkhutbah sedangkan jari tangan beliau dibalut dengan perban karena tersengat kalajengking, lalu beliau bersabda,


إِنكُمْ تَقُوْلُوْنَ لاَ عَدُو، وَإِنكُمْ لاَ تَزَالُوْنَ تُقَاتِلُوْنَ عَدُوا حَتـى يَأْتِيْ يَأْجُوْجَ وَمَأْجُوْجَ، عِرَاضُ الْوُجُوْهِ، صِغَارُ الْعُيُوْنِ، شُهْبُ الشعَافِ، مِنْ كُل حَدَبٍ يَنْسِلُوْنَ، كَأَن وُجُوْهَهُمُ الْمَجَان الْمُطْرَقَةُ.

Sesungguhnya kalian berkata tidak ada musuh sementara kalian senantiasa memerangi musuh hingga datang Ya’juj dan Ma’juj; bermuka lebar, bermata sipit, berambut pirang, mereka datang dari setiap arah, wajah-wajah mereka seperti tameng yang dilapisi kulit.’” (HR. Ahmad 5: 271. Syaikh Syu’aib Al Arnauth mengatakan bahwa sanad haditsnya dhaif).

Yang ditunjuki oleh berbagai dalil shahih bahwa mereka adalah orang-orang yang kuat, tidak ada seorang pun sanggup membunuh mereka kecuali saat turunnya Nabi Isa ‘alaihis salam.


Dalil Al Qur’an yang Membicarakan Ya’juj dan Ma’juj


Allah Ta’ala berfirman,



حَتى إِذَا فُتِحَتْ يَأْجُوجُ وَمَأْجُوجُ وَهُمْ مِنْ كُل حَدَبٍ يَنْسِلُونَ (96) وَاقْتَرَبَ الْوَعْدُ الْحَق فَإِذَا هِيَ شَاخِصَةٌ أَبْصَارُ الذِينَ كَفَرُوا يَا وَيْلَنَا قَدْ كُنا فِي غَفْلَةٍ مِنْ هَذَا بَلْ كُنا ظَالِمِينَ (97)

Hingga apabila dibukakan (tembok) Ya’juj dan Ma’juj, dan mereka turun dengan cepat dari seluruh tempat yang tinggi. Dan telah dekatlah kedatangan janji yang benar (hari berbangkit), maka tiba-tiba terbelalaklah mata orang-orang yang kafir. (Mereka berkata): “Aduhai, celakalah kami, sesungguhnya kami adalah dalam kelalaian tentang ini, bahkan kami adalah orang-orang yang zalim.” (QS. Al Anbiya’: 96-97).

Juga dalam ayat,



ثُم أَتْبَعَ سَبَبًا (92) حَتى إِذَا بَلَغَ بَيْنَ السديْنِ وَجَدَ مِنْ دُونِهِمَا قَوْمًا لَا يَكَادُونَ يَفْقَهُونَ قَوْلًا (93) قَالُوا يَا ذَا الْقَرْنَيْنِ إِن يَأْجُوجَ وَمَأْجُوجَ مُفْسِدُونَ فِي الْأَرْضِ فَهَلْ نَجْعَلُ لَكَ خَرْجًا عَلَى أَنْ تَجْعَلَ بَيْنَنَا وَبَيْنَهُمْ سَدا (94) قَالَ مَا مَكني فِيهِ رَبي خَيْرٌ فَأَعِينُونِي بِقُوةٍ أَجْعَلْ بَيْنَكُمْ وَبَيْنَهُمْ رَدْمًا (95) آَتُونِي زُبَرَ الْحَدِيدِ حَتى إِذَا سَاوَى بَيْنَ الصدَفَيْنِ قَالَ انْفُخُوا حَتى إِذَا جَعَلَهُ نَارًا قَالَ آَتُونِي أُفْرِغْ عَلَيْهِ قِطْرًا (96) فَمَا اسْطَاعُوا أَنْ يَظْهَرُوهُ وَمَا اسْتَطَاعُوا لَهُ نَقْبًا (97) قَالَ هَذَا رَحْمَةٌ مِنْ رَبي فَإِذَا جَاءَ وَعْدُ رَبي جَعَلَهُ دَكاءَ وَكَانَ وَعْدُ رَبي حَقا (98) وَتَرَكْنَا بَعْضَهُمْ
يَوْمَئِذٍ يَمُوجُ فِي بَعْضٍ وَنُفِخَ فِي الصورِ فَجَمَعْنَاهُمْ جَمْعًا (99)







Kemudian dia menempuh suatu jalan (yang lain lagi). Hingga apabila dia telah sampai di antara dua buah gunung, dia mendapati di hadapan kedua bukit itu suatu kaum yang hampir tidak mengerti pembicaraan. Mereka berkata: “Hai Dzulkarnain, sesungguhnya Ya’juj dan Ma’juj itu orang-orang yang membuat kerusakan di muka bumi, maka dapatkah kami memberikan sesuatu pembayaran kepadamu, supaya kamu membuat dinding antara kami dan mereka?” Dzulkarnain berkata: “Apa yang telah dikuasakan oleh Tuhanku kepadaku terhadapnya adalah lebih baik, maka tolonglah aku dengan kekuatan (manusia dan alat-alat), agar aku membuatkan dinding antara kamu dan mereka, berilah aku potongan-potongan besi.” Hingga apabila besi itu telah sama rata dengan kedua (puncak) gunung itu, berkatalah Dzulkarnain: “Tiuplah (api itu).” Hingga apabila besi itu sudah menjadi (merah seperti) api, diapun berkata: “Berilah aku tembaga (yang mendidih) agar aku kutuangkan ke atas besi panas itu.” Maka mereka tidak bisa mendakinya dan mereka tidak bisa (pula) melobanginya. Dzulkarnain berkata: “Ini (dinding) adalah rahmat dari Tuhanku, maka apabila sudah datang janji Tuhanku, Dia akan menjadikannya hancur luluh; dan janji Tuhanku itu adalah benar.” Kami biarkan mereka di hari itu bercampur aduk antara satu dengan yang lain, kemudian ditiup lagi sangkakala, lalu Kami kumpulkan mereka itu semuanya.” (QS. Al Kahfi: 92-99).

Dzulqarnain, para ulama berbeda pendapat tentang nama aslinya. Diriwayatkan dari Ibnu ‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma bahwa namanya adalah ‘Abdullah bin Adh Dhahhak bin Ma’d. Ada juga yang mengatakan Mush’ab bin ‘Abdillah bin Qinan bin Al Uzd, kemudian dari Qahthan ada juga yang mengatakan tidak demikian.

Dinamakan Dzulqarnain karena dia telah mencapai daerah timur dan barat, yaitu daerah muncul dan terbenamnya tanduk setan, ada juga yang mengatakan tidak demikian. Dia adalah seorang hamba yang beriman lagi shalih, dia bukanlah Dzulqarnain Al Iskandari Al Maqduni Al Misri yang kafir, dia datang lebih akhir setelah Dzulqarnain yang diungkapkan dalam Al Qur’an, jarak waktu di antara keduanya lebih dari 2000 tahun.

Ayat di atas menunjukkan bahwa Dzulqarnain dikuasakan oleh Allah dan Dzulqarnain membuat bangunan yang besar nan kuat. Bangunan tersebut untuk menghalangi Ya’juj dan Ma’juj yang membuat kerusakan di muka bumi di tengah-tengah manusia. Jika tiba waktunya dan dekatnya kiamat, robohlah tembok tersebut. Lantas keluarlah dengan cepat Ya’juj dan Ma’juj dengan jumlah yang sangat besar, tidak manusia di hadapan mereka yang bisa menghalangi. Mereka bercampur aduk dan akhirnya berbuat kerusakan.

Tanda tersebutlah yang menunjukkan dekatnya waktu peniupan sangkakala, tanda datangnya kiamat dan hancurnya dunia. Yang nanti penjelasan lebih lengkap pada hadits.
Semoga bermanfaat.

Referensi:
Al Qiyamatush Shughro, Prof. Dr. ‘Umar bin Sulaiman Al Asyqor, terbitan Darun Nafais, cetakan ke-14, tahun 1428 H.


Yang mencintaimu karena Allah: Muhammad Abduh Tuasikal

Artikel Terbaru Lainnya :





Berbagai Cerita Artis Memutuskan Berhijab, Alasannya Beragam

Felix Siauw: Gak Mau Berhijab Ya Silakan... Tapi Jangan Maksa Bilang Hijab Gak Wajib

Muhammad Ali: "Allah is The Greatest"

Ibnu Al-Awwam, Pakar Ilmu Pertanian Muslim Terkenal di Andalusia Hingga ke Seluruh Eropa

Alasan Indonesia Kurang Bisa Tegas dan Sangat Hati-hati Terhadap Cina di Natuna

Kisah Nyata Wanita yang Kena Azab di Tanah Suci, Ustadzah Ini Sampai Merinding Karenanya

Dipaksa Menggambar Nabi Muhammad, Siswa Muslim Perancis Ini Melakukan Aksi yang Mengharukan

Subhanallah, 3 Hal yang Membuat Mantan Dubes Jerman Ini Masuk Islam

Syiah Yang Membenci Malaikat Jibril Karena Telah Salah Menyampaikan Wahyu

Fakta ! Ternyata Semua Agama Mengharamkan Daging Babi





😉 Anda Sudah Membaca ✔️ Ini Peristiwa Besar Munculnya Ya’juj dan Ma’juj Di Akhir Zaman


sebelahblog
4iinch
motherparker699
motherparker699 dan 3 lainnya memberi reputasi
4
1.6K
5
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
The LoungeKASKUS Official
923.1KThread83.4KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.