i.am.legend.Avatar border
TS
i.am.legend.
Foto Lengkap Surat Rahasia Brawijaya yang Diduga Skenario Jatuhkan Gus Dur


Foto Lengkap Surat Rahasia Brawijaya yang Diduga Skenario Jatuhkan Gus Dur



Suara.com - Buku Menjerat Gus Dur (2019; Numedia Digital Indonesia) karya Virdika Rizky Utama, menggegerkan jagat politik Indonesia, sejak terbit menjelang tutup tahun lalu.

Sebab, dalam buku tersebut, Virdika membuka sejumlah dokumen yang disebutnya sebagai plot menjatuhkan Abdurrahman Wahid alias Gus Dur dari tampuk kursi kepresidenan tahun 2001.

Buku itu langsung habis di pasaran. Buku itu terbit berdekatan dengan peringatan satu dasawarsa haul Gus Dur.

Karena sudah habis di pasaran sementara cetakan kedua belum terbit, Virdika menyerahkan manuskrip atau naskah tulisannya sebelum terbit menjadi buku, kepada Suara.com.

Buku itu “dihidupi” oleh adanya dua dokumen yang merujuk soal strategi menjatuhkan Gus Dur dari tampuk kekuasaannya.



Dalam buku itu, semua kisah berawal dari kebijakan Gus Dur yang memecat Muhammad Jusuf Kalla dari jabatan Menteri Perdagangan dan Perindrustrian, JK adalah tokoh Partai Golkar.

Selain JK, Gus Dur juga mencopot Laksamana Sukardi sebagai Menteri BUMN. Laksamana adalah politikus PDIP. Keduanya dipecat Gus Dur tanggal 24 April 2000.

Alasan Gus Dur memecat keduanya adalah, dianggap tak mampu bekerja dengan anggota-anggota timnya. Gus Dur juga disebut tak menyukai pejabat-pejabat BUMN yang diangkat Laksamana.

Beberapa pekan setelah pemecatan itu, muncullah 2 wacana yang menyudutkan Gus Dur, yakni Buloggate dan Bruneigate.

DPR berencana membuat panitia khusus untuk menggunakan hak interpelasi mereka terhadap Gus Dur soal dua skandal tersebut.



“Sebelum memutuskan membentuk pansus, beberapa elite politik merancang sebuah rapat. Rapat tersebut dilatarbelakangi pemecatan Laksamana Sukardi dan Jusuf Kalla. Hal itu menjadi titik balik dukungan mereka kepada Gus Dur. Gus Dur yang ingin menciptakan reformasi di bidang politik dan birokrasi, malah membangkitkan kekuatan-kekuatan lama di bidang politik dan birokrasi, terutama Golkar,” tulis Virdika, hlm 122.

Selain itu, tulis Virdika pada halaman yang sama, Golkar juga seperti mendapatkan teman untuk mengkritisi Gus Dur yakni PDIP, meskipun pada pemilu 1999 kedua partai ini berseberangan. PDIP tentu masih merasa kesal karena sebagai partai pemenang pemilu, mereka tak bisa menjadikan Megawati sebagai presiden.

“Titik temu dua kekuatan besar ini tercatat dalam sebuah surat laporan bersifat rahasia pada 3 Juli 2000. Ada sebuah surat yang ditulis oleh Priyo Budi Santoso ditujukan kepada Ketua Umum Partai Golkar Akbar Tandjung. Surat tersebut merupakan sebuah notulensi atau hasil catatan pertemuan dari pertemuan terbatas yang dilaksanakan pada 27 Juni 2000, pukul 21.00 WIB di kediaman Arifin Panigoro, Jalan Brawijaya,” tulis Virdika.

Virdika pada halaman 123 menuliskan, “Priyo sendiri dalam pembukaan suratnya mengaku tak menghadiri rapat tersebut, tetapi ia diminta menuliskan hasil pertemuan tersebut berdasarkan catatan yang dibuat oleh Arifin Panigoro.”

Priyo, menuliskan rapat tersebut yang dihadiri oleh Fuad Bawazier, Ginandjar Kartasasmita, Arifin Panigoro, Kapolri Rusdihardjo, Kapolda Metro Mayjen Nurfaizi, Asisten Intel Kapolri Mayjen Pol Guntur, dan Ketua Pengurus Besar Himpunan Mahasiwa Islam (PB HMI) M Fakhruddin.

BERSAMBUNG DIBAWAH
mrokeoceh
sebelahblog
4iinch
4iinch dan 36 lainnya memberi reputasi
37
22.7K
177
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita dan Politik
Berita dan Politik
icon
669.8KThread40.2KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.