Karena ruang lingkupnya Jakarta mau tak mau, suka tidak suka peluru kosongnya mengarah ke Anies Baswedan, bayangkan di awal tahun 2020 Jakarta akhirnya mengalami banjir yang sangat tinggi.

Warga DKI yang merasa di rugikan akhirnya pun berdemo di balaikota, namun bukan tanpa halangan ormas yang dahulu di cekik oleh Ahok dananya kini di era Anies dikembalikan lagi langsung mendatangi balaikota.







Nah di thread inih sebenernya aye sih mau netral, maklum dah pasca pemilu dan Prabowo berada di jajaran Istana membuat banyak orang langsung mengalihkan dukungannya ke Anies Baswedan. Terutama Barisan Sakit Hati yang jagoannya kalah telak, padahal sudah berdo'a yang sudah dilakukan oleh Nabi ketika menghadapi peperangan. Hmmm nampaknya Allah sedang bercanda sama mereka yang sudah mengancam diri Nya atau, memang ada kecurangan? Entahlah buktinya KPU pun bisa di suap oleh oknum kader PDIP, ini membuktikan asal ada uang semua pun bisa diatur. Pantas saja KPK ingin di kebiri, karena kalau tidak banyak kader partai yang masuk hotel prodeo.

Begitu juga akhirnya Banjir Jakarta yang banyak mengalami kerugian finansial yang luar biasa, hingga beberapa mall tak bisa beroperasi bahkan sekelas Mall Taman Anggrek pun hingga kini masih di tutup. Berapa kerugian yang diterima masyarakat borjuis di DKI, bahkan Kemang pun terdampak banjir yang tinggi hmmm sudah pasti masyarakat banyak yang jengkel, karena biasanya tidak banjir lah kok terkena banjir? Padahal apa yang dilakukan gubernur sebelumnya sudah bagus kok banyak yang dihentikan, seperti pompa-pompa yang harus di periksa.





Reklamasi sungai yang terhenti karena janji kampanye tak akan menggusur, secara tak sadar warga yang berada di aliran sungai memang tak ada keinginan untuk pindah bahkan mereka pun legowo bila ada banjir. Bisa saja mereka di paksa pindah dengan ganti untung bukan kerugian berarti nilai jualnya diatas NJOP hmmm bisa bangkrut pemprov DKI.

Disini terbukti Jakarta penanganannya sangat kompleks butuh solusi cerdas dengan tata kota yang bagus, hukum perda di jalankan dengan tegas dan butuh pemimpin yang keras setidaknya memperbaiki dari hulu hingga hilir.

Warga DKI marah? Wajar mereka merasa dirugikan oleh pemprov yang terkesan lamban, lalu ada isu ingin melengserkan sang gubernur? Kok jadi ga wajar, maklum saja kalau ambisinya ganti gubernur harusnya berkaca pada daerah lain terutama Jawa Barat. Ridwan Kamil adem ayem, padahal wilayahnya banyak terdapat banjir yang cukup parah. Lalu apa kabarnya dengan Gubernur Banten? Wahidin Salim nampak santai tak ada kisruh dari warganya, apa mereka tahu Banjir dan Bencana adalah kekuatan alam yang tak bisa di prediksi. Jadi mereka maklumi, wong Singapura dan Jepang aja bisa banjir kok, apalagi Indonesia?

Menarik sekali melihat fenomena politik di Indonesia, nampaknya banyak barisan sakit hati dari kedua kubu. Mungkin ini saatnya Indonesia di serang Londo biar bisa bersatu kembali gitu? Entahlah bung terlalu sempit kalau wacana banjir menjadi tindakan melengserkan pemimpin negeri, jadi untuk apa pemilu?





Nampaknya wacana Gubernur di pilih langsung oleh DPRD atau Presiden akan menjadi wacana yang seru dan juga jitu, nampaknya wacana ini lebih masuk akal daripada harus buang-buang uang negara. Ketika ada dua matahari di satu daerah Ibukota yang tidak sejalan bisa rusak dah negara, siapa matahari itu Gubernur dan Presiden.

Bila Presiden adalah atasan para Gubernur, bisa jadi akan terjadi hubungan satu pintu. Dan pemerintah pusat akan dapat mengontrol bila sang Gubernur tak sejalan dengan langkahnya. Hmmm bener ga nih, pendapat aye gan, apa terlalu membela si onoh ya?

Salam c4punk, see u next thread.