Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

NegaraKITAAvatar border
TS
NegaraKITA
Bangun Pangkalan Militer Natuna? Tenggelamkan Dulu Kapal China
Spoiler for Tenggelamkan:


Spoiler for Video:


Setelah kedatangan Presiden Jokowi di Natuna, tentunya kita semua berharap agar kapal ikan asing (KIA) tidak kembali mencuri ikan di perairan Natuna. Tapi ternyata tidak, reaksi keras dari Pemerintah RI tak dihiraukan oleh para pencuri tersebut.

Sumber : Kompas[Sederet Konflik Susi Vs Kapal Maling Ikan China]

Berbeda saat mantan Menteri Kelautan dan Perikanan, Susi Pudjiastuti masih menjabat. Ia telah beberapa kali berurusan dengan kapal-kapal ikan asal China yang melanggar perairan Indonesia.

Apalagi ada beberapa kejanggalan saat insiden dengan kapal China pada era Susi. Seperti hilangnya sembilan kapal China yang masuk ke dalam daftar kapal yang akan diledakkan pada akhir 2015 lalu. Kapal-kapal tersebut hilang saat ditahan di Timika dan dilarikan oleh 39 ABK berkebangsaan China. Selang beberapa hari setelah dibawa kabur, berdasarkan pantauan Automatic Identification System (AIS), 7 perahu sudah berada di Samudera Pasifik mengarah ke utara laut Filipina, 1 kapal masih berada di Pulau Karkar, Papua Nugini, dan 1 kapal lainnya tidak terdekteksi oleh radar.

Susi mencurigai adanya kapal tanker atau pihak yang menyuplai pasokan BBM untuk Sembilan perahu yang melarikan diri. Karena untuk melakukan perjalanan sejauh itu, dibutuhkan persediaan bahan bakar yang besar.

Selain itu, ada pula insiden dengan kapal ikan ilegal KM Kway Fey asal China. Kapal berbobot sekitar 200 gros ton itu terindikasi dikawal kapal patroli China sewaktu mencuri ikan di perairan Natuna. Saat personel KP Hiu 11 mengambil alih KM Kway Fey untu menjalani pemeriksaan, datang kapal patroli RRC 310 Nanfeng asal China menabrak kapal Kway Fey. Kapal KM Kway Fey rusak dan personel KP Hiu 11 memutuskan untuk meninggalkan kapal ikan ilegal tersebut. Akibatnya, kapal ikan ilegal lepas dari pengejaran aparat dan ditarik kapal patroli China.

Tentu timbul pertanyaan, ke mana saja AL selama ini yang seharusnya bertugas menjaga perairan Indonesia?

Kini setelah kunjungan Jokowi, kapal ikan China kembali terlihat di perairan Natuna. Hal itu terbukti dari pantauan udara yang dilakukan TNI menggunakan pesawat intai maritim Boeing 737 AI-7301. Dari pantauan, ditemukan sekitar 30 KIA yang masih berada di Laut Natuna Utara pada Hari Sabtu 11 Januari 2020.

Ketika mengetahui temuan tersebut, Panglima Komando Gabungan Wilayah I (Pangkogabwilhan) Laksdya TNI Yudho Margono mengerahkan 3 KRI untuk melakukan upaya pengusiran.

Sumber : Kompas [Pasca-kunjungan Jokowi di Natuna, Kapal Ikan Asing di Natuna Masih Terdeteksi]

Info masuknya kembali kapal nelayan China di Perairan Natuna menyebabkan Plt Gubernur Kepri, Isdianto meminta kebijakan penenggelaman kapal digalakkan kembali. Ia meminta Menteri Kelautan dan Perikanan (KKP) Edhy Prabowo melanjutkan kebijakan Susi Pudjiastuti bagi kapal asing yang mencuri ikan.

"Saya kira bila kebijakan penenggelaman kapal itu diteruskan, maka akan ada efek jera bagi kapal-kapal pencuri ikan dari negara luar itu," katanya. Isdianto menambahkan, selama kebijakan penenggelaman kapal diberlakukan, hampir tidak pernah ada kapal asing yang berani mencuri ikan di perairan Natuna maupun Anambas.

Sumber : Tempo [Natuna Panas, Gubernur Kepri Minta Penenggelaman Kapal Diteruskan]

Panasnya Natuna, dan membandelnya kapal asing China mencuri ikan di perairan Natuna menyebabkan Guru Besar Hukum Internasional UI, Hikmahanto Juwana, meminta pemerintah tidak melakukan kerja sama ekonomi dengan China di wilayah Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) Natuna. "Kalau kita buka kerja sama dengan Cina, berarti kita mengakui nine dash line (garis batas putus-putus) yang selama ini diklaim Cina," ujarnya di Jakarta Pusat, Minggu 12 Januari 2020.

Hikmahanto mengatakan Indonesia harus konsisten dengan prinsipnya tidak mengakui batas Nine Dash Line China.

Sumber : Tempo [Pemerintah Diminta Tak Jalin Kerja Sama dengan Cina di ZEE Natuna]

Oleh karena gencarnya klaim China atas wilayah ZEE di Kawasan perairan Natuna Utara, pemerintah kini tengah berencana membangun pangkalan militer di wilayah yang merupakan bagian Kepulauan Riau itu. Usulan pembangunan pangkalan militer sebelumnya disampaikan oleh Menhan Prabowo Subianto.

Terkait pembahasan pembangunan pangkalan militer, Tenaga Ahli Utama Kepala Staf Presiden Ali Mochtar Ngabalin mengatakan akan segera membahas rencana pembangunannya dengan DPR. Hal itu ia sampaikan di sela-sela diskusi bertajuk ‘Pantang Keok Hadapi Tiongkok’ di Jakarta Pusat, Hari Minggu 12 Januari 2020.

Sumber : Tempo [Ngabalin: Anggaran Pangkalan Militer di Natuna Segera Dibahas]

Sebenarnya, sah-sah saja ketika pangkalan militer dibangun di Natuna. Namun, yang harus diutamakan terlebih dahulu adalah meneggelamkan kapal ikan asing oleh RI, baik oleh Satgas KKP seperti saat era Susi Pudjiastuti dulu maupun mulai diterapkan TNI AL dengan KRI-nya.

Mantan Menteri KKP Susi Pudjiastuti sendiri telah memberi respon keras atas sikap pemerintah terkait polemik Natuna. Lewat akun Twitternya, ia meminta agar persahabatan antar negara, menjaga investor, hingga menindaklanjuti pencuri sumberdaya ikan harus dibedakan. Susi menilai, menjaga hubungan baik antarnegara bukan berarti harus mengalah. Menjaga hubungan baik tercipta dengan saling menghormati.

Sumber : Detik [Susi soal Natuna: Bedakan Sahabat, Investor, dan Pencuri]

Susi ingin kapal-kapal ikan yang mencuri ikan di wilayah ZEE Indonesia tidak cukup dihalau, melainkan harus ditangkap dan kemudian diputuskan untuk dimusnahkan.

Sumber : Merdeka [Susi Pudjiastuti Minta Presiden Jokowi Tangkap dan Musnahkan Kapal Pencuri Ikan]

Hal ini penting dilakukan agar masyarakat yakin bahwa penindakan di ZEE Natuna secara tegas dilakukan oleh Indonesia. Karena, apabila penindakan penenggelaman kapal tidak dilakukan terlebih dahulu maka akan berkembang tuduhan baru. Apakah dengan dibangunnya pangkalan militer, AL akan melaksanakan tugasnya? Padahal selama ini AL seakan lalai menjaga NKRI dengan masuknya China ke ZEE Natuna.

Jangan sampai setelah pangkalan militer dibangun, pembobolan ZEE natuna tetap saja terjadi. Jangan sampai setelah ada pangkalan militer, terjadi deal-deal bawah tangan untuk membiarkan kapal ikan asing China masuk ke ZEE Natuna.
Diubah oleh NegaraKITA 13-01-2020 14:38
sebelahblog
4iinch
4iinch dan sebelahblog memberi reputasi
2
813
13
GuestAvatar border
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita dan Politik
Berita dan PolitikKASKUS Official
671.8KThread41.5KAnggota
Urutkan
Terlama
GuestAvatar border
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.