juwitacathAvatar border
TS
juwitacath
2 Piano Kesayangan Terendam Banjir, Siap-siap Anies Didamprat Lambe Fadli Zon


Banjir kali ini dapat dikatakan banjir terbesar dalam 20 tahun terakhir di DKI Jakarta. Baik itu dari segi ketinggian air, jumlah pengungsi maupun jumlah korban jiwa. Salah seorang korban banjir, warga Cipinang Melayu, Jakarta Timur, Alamsyah mengatakan, kalau di daerahnya hampir setiap tahun terkena banjir. Tapi dia menilai, banjir kali ini merupakan yang terparah dalam sejarah.

Alamsyah mengungkapkan, kelurahan Cipinang Melayu terakhir direndam banjir besar pada 2007 silam. Namun, meskipun besar, kala itu tidak sampai menyentuh atap rumah. 

Beda dengan yang sekarang.

"Dulu tidak sampai ke atap. Kalau sekarang, lantai 1 rumah saya itu sudah habis terendam air," ujarnya, (1/1).

Hal senada disampaikan oleh korban banjir lainnya bernama Agus.

Agus mengatakan, pada banjir ditahun-tahun sebelumnya, genangan air tidak pernah sampai ke atap rumahnya. Beda dengan banjir jaman now, yang mana lingkungan nya terendam air banjir hingga setinggi hampir 2 meter. 

"Tahun 2002, 2005, dan 2007 itu saya masih berani keluar rumah saat banjir. Tahun ini parah sekali banjirnya," ucap pria yang lahir pada bulan Agustus itu.

Begitupun dengan jumlah pengungsi, tercatat lebih dari 11.000 warga DKI yang harus jadi pengungsi pasca rumahnya terendam air. 

Sedangkan warga yang meninggal sebanyak 9 orang. 

Mereka meninggal karena berbagai hal. ada yang karena hanyut terbawa arus, kena setrum aliran listrik, tenggelam dan kena hipotermia.

Pertanyaannya, kenapa banjir kali ini bisa lebih besar daripada banjir sebelumnya?

Bukankah sekarang DKI sudah dipimpin Gubernur Se-iman, rendah hati, tidak ujub dan takabur serta tidak merasa udah berbuat banyak, seperti doanya AA Gym?

Dan, bukankah dulu Anies pernah berjanji, kalau konsep naturalisasi sungai yang dia gembor-gemborkan saat masa kampanye, hasilnya akan terlihat pada akhir tahun 2019 ini?

Ternyata eh ternyata, naturalisasi sungai itu hanyalah tata kata saja, yang mana tujuannya untuk menghindari relokasi masyarakat yang tinggal di bantaran kali.

Kalau yang dipilih adalah normalisasi, maka mau tidak mau harus merelokasi warga yang tinggal di bantaran kali ke Rusun. Karena salah satu kegiatan dari normalisasi tersebut adalah melebarkan bahu sungai.

Sedangkan naturalisasi, membiarkan sungai tetap seperti apa adanya. Dibiarkan natural begitu saja.

Pertanyaannya, kenapa Anies enggan memindahkan warga yang tinggal di pinggir kali Ciliwung dalam skala besar ke Rusun, seperti yang pernah dilakukan oleh Ahok dulu? 

Ini menyangkut kepentingan politik.

Beda dengan Ahok yang tidak gila jabatan, Anies lebih mementingkan citra dan nafsu berkuasannya daripada warga DKI itu sendiri.

Biarlah warga yang tinggal di bantaran kali tetap tinggal di bantaran kali, Jakarta tetap banjir, tapi kaum Kampret dan Kadrun mendukungnya di Pilpres 2024 mendatang.

Jadi, gaya berpolitiknya persis seperti SBY, cari aman.

Tidak suka melawan arus seperti Jokowi dan Ahok.

Uniknya, yang menjadi korban banjir kali ini tidak hanya pendukung Ahok saja, tapi juga kelompok pengkavling surga, eppe-i.

Kelurahan Petamburan yang notabene tempat sarang FPI juga ikutan terendam banjir. Tidak tanggung-tanggung, 8 RT di Kelurahan tempat lahir Imam Besar FPI, Rizieq Shihab itu dilahirkan terendam air, yakni RT 01, 02, 03, 04, 05, 06, 08 dan 09, dengan ketinggian air rata-rata 120 cm atau sedada orang dewasa.

Bersyukur Habib Rizieq overstay, masih jadi Bang Toyib di Arab Saudi pada awal tahun 2020 ini, sehingga dia tidak turut merasakan dinginnya air yang melanggar sunatullah versi Wan Aibon tersebut.

Pendukung Anies yang turut menjadi korban banjir berikutnya adalah Fadli Zon.

Karena begitu dahsyatnya banjir menerjang rumahnya di kawasan Kali Krukut, Jakarta Barat, sampai-sampai 2 pianonya ikut menjadi korban banjir.

 Piano yang dimasuki air tersebut bukan piano biasa, tapi piano yang sudah berusia 100 tahun. Salah satunya adalah merk Steinway, made in Amerika Serikat.

"Dua piano saya ikut jadi korban banjir, salah satunya Steinway yang sudah 100 tahun," ujar Fadli Zon melalui akun Twitternya @fadlizon.

Tidak lupa pula anak buah Prabowo itu, mengunggah fotonya memakai batik berwarna biru bersama piano kesayangannya yang menjadi korban banjir tersebut.

Nah, sebagaimana kita ketahui kalau Fadli Zon ini politikus paling nyinyir se-Indonesia.

Bahkan mungkin Sedunia.

Semua yang dilakukan oleh pemerintahan, tidak ada yang benar dimatanya.

 Baginya hanya dirinya dan Prabowo saja yang benar.

Sekarang pemerintah, dalam hal ini Anies, tidak becus bekerja mengatasi banjir, yang menyebabkan piano klasiknya terendam banjir.

Saat ahok jadi Gubernur dulu terjadi banjir, dia begitu keras mengkritik Ahok.

Padahal tidak sampai menyebabkan pianonya terendam loh. Sekarang, disaat Anies menjabat sebagai Gubernur DKI, piano kesayangannya ikut ditelan air. 

So, Siap-siap saja Wan Aibon didamprat oleh Wan Lambe.

Source: Tempo.co/megapolitan.kompas.com
Regards: Posmetroindo.me

Salam Sejahtera Ganemoticon-Toast
sebelahblog
liee
4iinch
4iinch dan 9 lainnya memberi reputasi
10
5K
45
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita dan Politik
Berita dan PolitikKASKUS Official
670.1KThread40.3KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.