- Beranda
- The Lounge
TNI Diremehkan Kaskuser Ngetop Dalam Kasus Natuna?
...
TS
i.am.legend.
TNI Diremehkan Kaskuser Ngetop Dalam Kasus Natuna?
TNI Diremehkan Kaskuser Ngetop Dalam Kasus Natuna?
Miris. Itu kata yang terlintas pertama kali saat TS membaca threadnya yang berisi tentang ketidakmengertian dan kurangnya wawasan dirinya. Threadnya menjadi HT. Bagus. Dengan begitu artinya makin banyak yang membaca isi kepalanya.
Dan thread ini bukan dimaksudkan sebagai thread tandingan. Tetapi thread ini sedikit meluruskan ketidakmengertian dia yang ditumpahkan tanpa berpikir ulang lagi dengan apa semua yang dia tulis.
Konflik Kecil Natuna
Awalnya adalah pembahasan soal Natuna. Beberapa waktu ini, publik terpecah perhatiannya antara musibah banjir yang menghantam ibukota Jakarta serta wilayah lain di Indonesia dengan letupan kecil di Natuna.
Kenapa TS mengatakan bahwa permasalahan Natuna saat ini terbilang kecil? Begini. Kasus pencurian ikan oleh nelayan negara lain yang dikawal oleh penjaga pantai negara tetangga bukan hanya sekali ini. Banyak kasus yang sebenarnya terjadi dan sudah diketahui publik, bahkan tensinya justru lebih panas dibandingkan sekarang. Kasus penangkapan kapal nelayan Vietnam hingga kapal Bakamla bersinggungan dengan kapal penjaga pantai negara Vietnam contohnya. Dan yang lebih dramatis lagi adalah provokasi kapal-kapal penjaga pantai negara Malaysia beserta helikopternya, padahal Malaysia selalu membawa istilah negara serumpun dan negara dengan mayoritas muslim setiap kali bersinggungan dengan Indonesia.
Lantas kenapa gaungnya tidak sebesar sekarang? Karena mereka bukan negara China. Dan kita harus jujur bahwa isu China adalah isu yang sering sekali dimainkan oleh para provokator untuk menghina WNI keturunan dan pemerintah Indonesia sendiri. Seolah-olah apapun yang berbau isu China layak jual dan layak goreng.
Kembali ke sub judul diatas, kenapa soal Natuna dianggap TS sebagai konflik kecil? Ini yang harus dipahami. Yang hadir disana mewakili negara China adalah Coast Guard. Yang ada disana adalah kapal penjaga pantai layaknya kapal Bakamla kita. Dan Coast Guard bukanlah institusi militer. Jadi selayaknya yang kita hadirkan disana juga adalah kapal yang sederajat dengan mereka. Jika kita menghadirkan kapal yang jauh ukuran dan fungsinya, itu bisa dianggap sebagai provokasi dan tantangan perang.
Apa lantas kita siap berperang? Ini jadi pertanyaan yang harus benar-benar kita pikirkan. Urusan perang bukan hanya urusan nyali. Ibarat kata jika kita berkelahi dengan seseorang yang punya persenjataan lengkap, tak mungkin kita maju hanya dengan senjata alakadarnya.
Satu hal yang tak terpikir oleh kita mungkin, bahwa bisa saja dibawah lautan Natuna sebenarnya telah hadir kapal selam-kapal selam kita. Dan bisa juga kapal selam-kapal selam yang lebih canggih milik negara China telah hadir disana.
Ini masalah pencurian ikan, bukan masalah ajakan berperang. Laknatlah mereka yang memprovokasi seolah-olah ini adalah genderang perang yang sedang ditabuh.
David vs Goliath
Bangsa Indonesia terlalu dibuai oleh cerita masa perjuangan yang mengatakan bahwa kita mampu mengusir penjajah hanya dengan bambu runcing. Ini penyesatan sejarah. Padahal senjata diplomasi para diplomat kita, para pendiri bangsa inilah yang menjadi tameng Indonesia untuk melawan kesewenang-wenangan penjajah. Jadi bukan hanya perjuangan bersenjata. Ketika sebagian para pahlawan kita berjuang mengangkat senjata, sebagian pahlawan kita yang lain berdebat di meja perundingan untuk menekan penjajah.
Sehubungan dengan masalah angkat senjata, kita harus sadar diri, bahwa alutsista negara Indonesia sangat jauh perbedaannya dengan yang dimiliki oleh negara China. Apa yang tak mereka punya? Pesawat pembom antar benua. Peluru kendali antar benua berhulu ledak nuklir. Berpuluh-puluh skuadron jet tempur siluman. Jajaran armada kapal perang dengan 2 kapal induk dan belasan kapal selam. Terakhir, struktur angkatan perang mereka didukung lebih dari 1 juta anggota militer. Logikanya, tanpa harus menjejakkan kaki di tanah air kita, negara China sanggup meluluhlantakan seluruh wilayah Indonesia.
Kita adalah David. Dan mereka telah menjelma menjadi Goliath, negara dengan kemampuan militer nomor 3 di dunia setelah Amerika Serikat dan Rusia. Negara China harus kita akui bukanlah lawan sepadan untuk Indonesia.
Jadi, perang bukan hanya urusan nyali. Sadari itu wahai kaskuser ngetop! Perang bukanlah ajang PUBG atau PB yang bisa hidup berkali-kali setelah kena headshoot.
Hilangnya Sipadan-Ligitan dan Timor-Timur
Bodoh. Itu yang terlintas di hati TS untuk menilai sang kaskuser ngetop tersebut. Tidak paham sejarah tapi seolah tahu segalanya.
Sipadan-Ligitan adalah kasus perseteruan wilayah sejak era Suharto. Saat Suharto berkuasa, mungkin Malaysia jengah. Tapi urusan perang bukanlah urusan senjata semata-mata. Meja perundingan dan meja pengadilan adalah medan perang dalam bentuk lain.
Kita bangsa Indonesia terbiasa mengabaikan apa yang kita punya. Ketika apa yang kita miliki pada akhirnya terlepas dari kita, baru kita sadar. Begitu pula dengan Sipadan-Ligitan.
Tapi, Sipadan-Ligitan menurut sejarah kepemilikannya bukanlah milik kolonial Belanda. Jejak kaki sejarah disana, Sipadan-Ligitan adalah milik kolonial Inggris. Padahal hasil perjanjian kita dengan kolonial Belanda adalah, bahwa seluruh wilayah jajahan Belanda adalah milik Indonesia, tanah air Indonesia. Lantas bagaimana mungkin kita mau mengakui apa yang bukan milik kita?
Satu hal yang membuat kita seharusnya malu, Sipadan-Ligitan telah lama dikelola oleh masyarakat Malaysia dengan menjadikan penangkaran habitat penyu dan pariwisata. Mereka yang mengelola, dan selama itu kita diam saja. Dan Megawati harus ketiban sial, karena keputusan badan abitrase internasional memutuskan bahwa Malaysia lebih berhak atas Sipadan-Ligitan.
Pertanyaannya, jika kita mengakui ZEE adalah wilayah kita berdasar keputusan lembaga internasional, kenapa kita tak mau menerima keputusan lembaga internasional soal Sipadan-Ligitan? Pikir pakai logika.
Soal Timor-Timur. Bahwa Indonesia hanya diperalat oleh Amerika Serikat untuk membendung paham komunis yang mulai kuat di Timor-Timur, wilayah jajahan yang ditinggal begitu saja oleh Portugal. Maka dari itu, Amerika Serikat mempersilakan Suharto mengirim tentara kesana untuk menganeksasi wilayah tak bertuan tersebut. Tapi ketika kita sudah mati-matian membangun wilayah tersebut, dengan kurang ajarnya Indonesia dipaksa harus keluar. Apa benar Timor-Timur adalah komunis? Baca sejarah Fretilin. Jadi, jangan mengkambinghitamkan Habibie atas lepasnya Timor-Timor, wilayah sampah yang kini menjadi negara kere. Paham wahai kaskuser ngetop?
Apa itu Zona Ekonomi Eksklusif?
Zona Ekonomi Elsklusif atau biasa disingkat ZEE adalah wilayah ekonomi khusus yang dimiliki oleh Indonesia berdasar garis batas wilayah terluar pantai sebuah pulau milik Indonesia sejauh 200 mil laut. Dan ZEE bukanlah teritorial mutlak. Berbeda dengan wilayah teritorial Negara Kesatuan Republik Indonesia, ZEE ibarat ladang diluar rumah kita yang kita kelola sebagai harta kekayaan kita.
Lantas bagaimana dengan wilayah teritorial negara Indonesia? Batas teritorial negara Indonesia adalah sejauh 12 mil laut dari garis pantai terluar Indonesia. Itu adalah garis demarkasi yang wajib dijaga habis-habisan. Jika ada kapal perang negara lain masuk wilayah kita tanpa ijin, maka kita berhak mengusir dengan jalan kekerasan. Paham wahai kaskuser ngetop?
Kita Memang Bukan Macan. Kita Adalah Garuda
Bahwa bangsa Indonesia, yang melekat didalam dirinya adalah seekor Garuda, burung perkasa yang sanggup menyerang Rahwana. Kita bukanlah bangsa Harimau atau Macan. Kedua hewan ini sudah melekat pada negara tetangga Malaysia.
Jika TNI sebagai garda terdepan dianggap sebagai macan ompong, itu salah kaprah. Apalagi jika alasannya adalah banyaknya konten berlebihan di dunia maya khususnya Youtube. Harap diingat, bahwa Youtube tidak hanya diisi oleh orang-orang cerdas yang mengedepankan nalar dan logika. Disana juga banyak generasi alay yang berlebihan demi mengejar viewer. Dengan konten-konten yang berlebihan itulah mereka mencari uang. Meskipun jujur kita terkadang malu sekaligus tertawa melihatnya, akan tetapi pada dasarnya mereka mempunyai rasa cinta pada TNI. Dan jika orang mencintai secara berlebihan, maka yang terjadi kadang diluar nalar dan logika, bahkan cenderung tidak rasional dan mendekati 'gila'. Itulah yang terjadi.
Jadi, Youtube tidak bisa dijadikan ukuran bahwa gembar-gembor kehebatan TNI kita adalah sesumbar kosong buatan para prajurit TNI.
Begitulah. Semoga kaskuser yang tersentil disini bisa memahami isi thread ini.
Narasi adalah tulisan TS.
Foto header diambil dari Google.
Diubah oleh i.am.legend. 07-01-2020 23:47
tien212700 dan 130 lainnya memberi reputasi
123
20.2K
301
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
924.7KThread•89.4KAnggota
Urutkan
Terlama
Komentar yang asik ya