Masih cinta-cintaan 2020? Masih percaya ada cinta sejati yang terima apa adanya terutama para cowo? Lo bangga pacar lo good looking dan jadi pujaan para laki-laki disekitarnya? Siap-siap aja itu jadi bom waktu buat lo!

Kenapa gue tulis ini. Disini gue cuma ngingetin diri gue sendiri, syukur2 ada yang bisa ambil hikmah dari kisah gue yang gue tulis short versionnya disini.

Pernah denger "cewek itu lebih pakai hati, cowo pakai logika." Ya kodrat cowo itu harus pakai akal. Jangan pernah pake hati lu sebelum cewek lo jadi bini lo.

July 2019 gue batal nikah. Masalahnya rumit sampai gue sendiri ga bisa mendefinisikan inti masalah tersebut. Cewek gue punya status finansial yang lebih daripada gue, punya mobil mewah dan rumah sendiri di usianya yang baru di penghujung kepala 2. Gue? Lebih muda 5 tahun dibawahnya. Baru masuk kerja di sebuah industri dengan gaji yang layak, tapi belum setara dengan kondisi finansial cewek gue.

Awal cinta gue, gue kepincut karena dia yang care sama gue setiap harinya sampai dibawain kotak makan siang gue di kantor. Sakit dibeliin obat dikala gue sendirian di kota rantau ini. 1 tahun kisah percintaan gue indah, bahkan nafsu gue tersalurkan penuh dengannya. Dia kontan menjadi sumber kekuatan gue. Karir gue melesat jauh karena punya motivasi tinggi karenanya. Sampai akhirnya gue dan keluarga mengusulkan untuk menikah sama tu cewek.

Tapi disana cewek gue bermain dengan drama, empat bulan sebelum kita menikah. Gue diputusin karena alasan yang sangat ga jelas. Katanya dia pgn cari yang seumuran aja. Gue otomatis sakit hati bgt. Gue udah nabung (sudah ada 70% dari total biaya nikah dan sewa gedung) dan ngumumin di kedua belah pihak keluarga kalau gue dan dia akan menikah.

Sebulan gue dibiarkan nerima rasa sakit hati yang dia goreskan, gue memelas tapi ga direspon sama cewek gue. Akhirnya gue pake pelampiasan cewek lain setelah sebulan, dan cewek gue akhirnya ngechat gue,

"Gue cuma ngetes, gue tuh takut kalau lo berpaling hati kalau nikah sama gue dikemudian hari. Lihat baru sebulan kita putus aja, lo udah jadian ma cewek lain. Kita beda umur. gimana nanti kalau km udah bosen sama kondisi fisik aku yang udah tua?"

Oke emang baik ni cewek seenaknya bilang kaya gt. Setelah gue dibiarkan jatuh terpuruk dan selama sebulan itu ketika kumpul keluarga, gue selalu ditanya ma sodara2 gue "cewek lo yang kemarin mana?"

Butuh 3 bulan buat gue recovery dari cinta itu. Butuh 5 bulan buat gue sadar, bahwa

—Gue salah menenetukan tujuan hidup gue, menikah bukanlah tujuan hidup yang benar, tujuan hidup adalah inti dari hidup gue, bensin dari sebuah mobil yang sedang berjalan, kalau bensin habis, mobil otomatis terhenti, hidup pun sama, hidup gue hampa kalau gue kehilangan tujuan hidup gue.

Bahkan yang sudah menikah pun banyak pasangan yang masih suka selingkuh. Salah kalau terlalu berharap banyak pada pasangan.

Gue bangga disaat gue terpuruk. Selalu datang keluarga gue untuk membantu gue bangkit. Uang yang sudah gue tabung, ditambah suntikan dana dari mereka. Gue akhirnya running business, —yang mendapatkan respon sangat baik di pasar.

Desember 2019. Gue diizinkan ketemu dengan mantan tunangan gue itu di pernikahan teman kita. Kita hanya menyapa lewat sudut mata. Tanpa salam, tanpa ucapan, tanpa drama, tanpa pelampiasan.

Gue bisa moveon. Karena gue sadar tujuan hidup tidak bisa ditujukan pada pasangan. Karena orang tua gue ada untuk menguatkan gue. Karena mereka gue punya usaha yang sukses.

Gue inget kata2 seorang motivator, "Moveon itu bukan melupakan dia sepenuhnya. Tapi ketika lo ketemu lagi dengannya, itu tidak merusak kehidupan lo, lo tetap bisa aktivitas seperti semula."

2020? Say no to bucin anymore. Hidup sekarang hanya soal money. Lo hanya dapat respek ketika lo sukses dan ketika lo sukses, lo harus inget itu semua hanya titipan-Nya, lo harus tetep hati2 dalam melangkah.

January 2020, gue cuma bisa ketawa lihat temen2 gue yang masih bucin, nangis ditinggal ceweknya, dll. Seriously stop depending urself on woman. Stop making woman ur goal. It will hurt yourself in the end.