Saat Cowok Makin Dikit, Sedangkan yang Dikit Itu Juga Banyak yang Sakit

Gay



Setelah membaca kasus Reynhand Sinaga, maka yang terlintas di benak untuk pertama kali adalah, "Emaaak ... help me! Cowok makin dikit dan yang sedikit itu makin banyak yang bengkok."

Sorry to say, Gaes. Terlepas dari agama yang memang mengharamkan--khususnya agama ane, agama Islam--menurut ane gay adalah sebuah penyakit yang tidak boleh dirangkul apalagi diapresiasi dengan memberikan ruang semakin besar.

Kenawhy? Bisa bayangin gak perasaan cewek kayak ane yang melihat jumlah cowok makin sedikit sedangkan jumlah cewek makin banyak? Ya, ane sih udah sold out, Gan. Lah, tapi gimana entar adek cewek ane, sepupu, teman, sahabat, atau tetangga ane yang cewek yang belum bertemu jodohnya? Mau dijodohin sama siapa coba? Ya Allah ... so sad ane.

Belum lagi, hal ini menambah was-was kaum istri kayak ane. Kamu tahu alasannya kenapa? Ya, jelas. Jika persentase cowok lebih sedikit, maka probabilitas cowok beristri melakukan poligami semakin terbuka lebar. Wait! Ini bukan berarti ane menentang poligami, ya. Ya tetap bagi ane poligami itu hukumnya mubah alias boleh. Tapi ane harap, bukan ane yang ngalamin (Aamiin ya Allah).

Selain itu, sebenarnya dipoligami sebenarnya gak lebih sakit dibanding diselingkuhin yang jelas-jelas artinya tuh istri lagi dibohongin. Nah, parahnya, sama pelakor berlipstik tebal saja ane fobia. Apalagi sama pelakor berpedang alias yang suka main belakang? Ya Allah ... jijay.

Bahkan bulan kemarin, lagi rame-ramenya berita kasus HIV-AIDS semakin meningkat di kalangan ibu rumah tangga serta anak bayi. Paling tinggi peningkatannya di Kabupaten Bekasi. Dan ternyata, banyak media massa yang melaporkan bahwa peningkatan penyakit yang mengerikan tersebut dipicu oleh banyaknya suami beristri yang ternyata seorang gay saat di luar. Astaghfirullah ....

Ane ngebayanginnya sih ngeri banget. Kejam gila. Menyakitkan, sungguh. Bayangkan, suamimu baik-baik saja di rumah. Sosok suami istimewa, tapi ternyata dia main serong di belakang. Parahnya, permainannya doi sulit keendus karena teman mainnya sama-sama cowok. Yang mana hubungannya dengan mudah doi selimuti dengan alasan teman kerja dan sebagainya. Sedangkan sang istri? Gak bisa marah apalagi cemburu lah. Beda kalau temannya adalah perempuan.

Eh, puncak paling menyakitkannya adalah sang istri mengidap penyakit HIV-AIDS yang ternyata dari suaminya. Dan saat ditelusuri, si suaminya angkat suara bahwa doi sebenarnya seorang gay. Ya ampun. Gak bisa ane bayangin remuk dan hancurnya perasaan seorang istri. Terlebih saat tahu anak-anaknya juga terkena penyakit yang sama. Dobel itu mah, Gan. Tripel malahan.

Belum lagi kalau ingat kasus Ryan Jombang atau yang semisal. Di mana si penyuka backstreet penetration sampai tega merudapaksa bahkan membunuh korbannya dengan sadis. Yang terakhir kasus di Kalimantan itu, Gan. Yang sampai kepala korban ditebas karena si korban yang berusia 12 tahun menolak untuk diajak berhubungan.

Jadi, Gan. Pokoknya, di luar pembahasan agama, ane sendiri akan tetap berdiri tegak untuk mendukung para cowok agar tetap dengan kodratnya. Gak berubah wajah, tubuh, atau orientasi seksual. Nope. Yu,Gaes! Yang ngerasa mulai oleng dengan orientasi seksual,diinget-inget ya bahayanya banyak banget, pokoknya. Minimal kalau situ gak inget dosa, inget masa depan situ deh. Please 😭🙏

Sumber: Opini pribadi
Sumber gambar: Google
Referensi: CNN, detik, CNBC, Tribun Jabar.