Kamerad.KaskusAvatar border
TS
Kamerad.Kaskus
Ade Armando: Anies Melanggar Sunatullah, Tak Punya Kemampuan Pimpin Jakarta


INDOPOLITIKA.COM – Dosen Universitas Indonesia Ade Armando mengkritisi ketidakmampuan Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan mengatasi masalah banjir yang saat ini terjadi. Anies menurut Ade, tidak memiliki kemampuan memimpin kota dengan setumpuk masalah seperti Jakarta. Karena itulah, dibawah Anies, Jakarta berantakan. Intinya, Anies melanggar Sunatullah.

Demikian hal itu disampaikan Ade Armando di laman youtube CokroTV, dikutip indopolitika.com, Sabtu (4/1/2020). “Jakarta sedang mengalami tanda-tanda kehancuran. Banjir di awal 2020 ini adalah pertandanya. Kalau menggunakan logika sinetron ini adalah azab atau ada istilah lain yang saya rasa lebih pas, Sunnatullah. Penderitaan ini terjadi karena kita melanggar Sunatullah,” kata Ade.

Dijelaskan Ade, Sunatullah adalah cara Allah menata alam. Alam beroperasi tidak dengan acak, ada keteraturan. Itulah Sunatullah. “Misalnya, kalau kita melempar bola ke langit dia akan kembali ke bumi itu hukum Allah. Kalau kita nggak belajar menjelang ujian, nilai kita akan jeblok. Itulah hukum Allah,” tandasnya.

Begitu juga memilih memimpin. Sambil mengutip sebuah hadist, Ade menerangkan jika pada abad 14 lalu, dimana dalam hadist itu Nabi Muhammad SAW sudah mengingatkan untuk tidak menyerahkan sebuah urusan kepada yang bukan ahlinya. Maka jika dilakukan, tunggulah kehancuran atau kekacauan. “Masalahnya, mayoritas masyarakat Jakarta, 58% sudah mengambil keputusan dengan melanggar Sunnatullah itu,” jelasnya.

Ade juga menguji kemampuan Ahok. Dunia sebenarnya, kata dia, menjadi saksi tentang kemampuan Ahok menata Jakarta. Sementara  Anies Baswedan, orang yang diberhentikan dari posisinya sebagai Menteri karena tidak menunjukkan kinerja yang baik. “Anies dipilih karena soal agama bukan soal kemampuan. Maka berlakulah hukum Allah yang disebut Nabi Muhammad SAW tadi,” urainya.

Anies menurut dia, tidak memiliki kemampuan untuk memimpin kota dengan setumpuk masalah seperti Jakarta. Karena itulah, Jakarta dibawah Anies berantakan. “Masih mending kalau Anis kemudian mau mendengar dan menggunakan sumber daya yang dimiliki sebaik-baiknya. Tapi kan yang terjadi sebaliknya, tidak mau melanjutkan kebijakan yang sudah dimulai Jokowi dan Ahok. Salah satunya soal banjir ini,” imbuhnya.

Lanjut sosok yang dilaporkan soal Meme joker ini, seorang pemimpin dapat dinilai berdasarkan tiga kemampuan menyelesaikan masalah. Pertama, kemampuannya mengidentifikasi masalah. Kedua kemampuannya mengembangkan rencana untuk mengatasi masalah yang sudah teridentifikasi tadi. Ketiga, mengeksekusinya.

“Anis tidak punya kemampuan di ketiga hal tadi. Pertama. Soal identifikasi masalah. Dimasa kampanye Anies bilang banjir bukan bencana alam, tapi ini soal manajemen volume air,” akunya.

Tapi kemudian sekarang, lanjut Ade, Anies mulai kacau karena dia menyerang program normalisasi sungai yang dicanangkan Ahok. Saat itu, Ahok menawarkan, yang harus dilakukan adalah melebarkan daerah aliran sungai sehingga air bisa dengan cepat mengalir ke laut. Karena itu, semua yang tinggal di bantaran sungai harus dipindahkan termasuk para penghuni bangunan liar.

“Para pemukim liar itu kemudian dipindahkan ke rumah susun dengan skema menyewa. Ini yang kemudian dilecehkn oleh Anies. Ironisnya, program Ahok itulah yang melawan Sunatullah,” kritiknya melampirkan video kampanye Anies, saat mengatakan dimana-mana air turun dari langit masuk ke tanah bukan dibuang ke laut lewat gorong-gorong raksasa.

Di seluruh dunia, kata Anies, air dari langit diserap ke bumi bukan dialirkan ke laut. Karena itu katanya yang dibangun seharusnya bukan gorong-gorong raksasa tapi memastikan air dengan segera terserap ke tanah. Dengan begitu juga katanya tidak perlu ada penggusuran pemukiman liar di bantaran kali.

“Untuk itu dia menawarkan program naturalisasi sungai. Disinilah  ketidakbecusan Anies berikutnya terlihat. Apa sih yang disebut sebagai naturalisasi sungai? tidak pernah jelas. Anies berbicara program menghidupkan ekosistem sungai dan waduk, mengembangkan tanaman di tepi sungai bla bla bla. Tapi semua serba tidak jelas. Dan lebih parah lagi tidak ada eksekusinya secara berkelanjutan,” kritiknya lagi.

Ade juga mengkritisi normalisasi disetop. Naturalisasi tidak pernah dijalankan. Bahkan sungai pun tidak pernah dikeruk selama 2 tahun terakhir. Celakanya lagi, kata Ade, dengan semena-mena, Anies memotong anggaran penanggulangan banjir dari yang semula Rp 850 miliar menjadi Rp 350 miliar.

“Mungkin Anies semula berharap, curah hujan di Jakarta akan biasa-biasa saja, jadi ya banjir-banjir sedikit tapi kemudian sudah surut kembali,” imbuhnya.

Padahal, jelasnya, sejak berbulan-bulan yang lalu kita semua sudah diingatkan bahwa di akhir 2019 dan di awal 2020 akan ada curah hujan luar biasa, bahkan ekstrim. Dan ketika hujan besar itu kini memang terjadi, Jakarta sama sekali tidak siap.

“Nabi Muhammad sudah bilang jangan serahkan sesuatu kepada yang bukan ahlinya, kalau itu dilakukan tunggu saja kehancuran,” katanya lagi.

“Saat ini, kehancuran sudah terlihat nyata di depan mata. Kita cuma bisa berharap, Anies dan pendukungnya masih mau introspeksi diri benahi Jakarta dengan benar. Anies, gunakanlah akal sehat sehat, karena dengan akal sehat Jakarta bisa selamat,” tutupnya.{asa} 

Anies Melanggar Sunatullah



Apa gunanya sungai mengalir ke laut kalau semua air harus masuk ke dalam bumi.

Benar-benar Gubernur Paling Bodoh Sedunia...............
Diubah oleh Kamerad.Kaskus 05-01-2020 16:40
patrio80
sebelahblog
4iinch
4iinch dan 26 lainnya memberi reputasi
13
4.4K
51
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita dan Politik
Berita dan PolitikKASKUS Official
670.1KThread40.3KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.