Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

efapanduAvatar border
TS
efapandu
Bukan Menolak Rezeki
Kisah Inspiratif


Bukan Menolak Rezeki


"Epoy, nanti gue transfer elo 500 ribu ya. Tolong kasihin temen gue. Dia lagi ngawinin anaknya. Jangan lupa amlopin yak," ujar Mba Yati dari seberang telepon.

"Iya, Mba!" jawabku.

"Nanti gue kirim sejuta ya. 500 lagi buat elo."

"Hah! Ga usah, Mba. Serius, bukan nolak rezeki. Tapi Mba udah terlalu banyak kasih uang ke aku. Nanti aja kalo aku butuh, minta atau pinjem Mba," tolakku pada Mba Yati.

Mba Yati bukan kakak kandungku, tapi kebaikannya sudah seperti saudara sekandung. Bukan tanpa alasan aku menolak pemberiannya. Bukan pula karena sudah berlebihan. Apalagi menolak rezeki. Sekali lagi bukan!

Namun, rasa tak enak hati. Ini nyata, bahwa ada orang sebaiknya dia di sisiku. Kalau mau dihitung, entah sudah berapa banyak dia memberiku secara cuma-cuma. Dari jumlah besar hingga kecil.

Bahkan aku pernah diberinya modal dagang sebesar 3,1 juta. Belum lagi saat aku melahirkan, ia kirim sejuta. Tiap lebaran tak pernah lupa beri THR 500 ribu. Aku bersyukur sekaligus tak enak hati. Setelah dia beri modal sebanyak itu, aku hanya bisa menekankan padanya ....

"Mba, mulai tahun depan. Aku mohon ga usah kasih THR 500 ribu lagi. Anggap aja itu modal 3,1 juta. THR yang Mba kasih di muka,' tegasku padanya.

"Ya, gak gitu dong. Doain aja gue banyak rezeki. Biar tetep bisa kasih elo THR tiap tahun."

"Bukan gitu! Nanti keenakan aku. Ga lah, Mba. Makasih banyak. Semoga Mba banyak rezeki, dan dikaruniai anak-anak sholeh sholehah."

"Aamiin," ucap Mba Yati.

**

Mba Yati memang orang berada. Punya usaha apotik. Suaminya seorang apoteker rumah sakit. Duit bagi dia tak masalah. Namun, tetap saja aku merasa tak enak hati terlalu sering menerima pemberiannya.

Aku tahu bagaimana perjuangan dia untuk menjadi seperti sekarang. Dari anaknya berusia tiga tahun, sudah ditinggal kerja. Anaknya di rumah sendiri. Beruntungnya dia dikaruniai anak-anak yang pintar dan mandiri.

Kedua anaknya mendapat beasiswa. Kerap menjadi juara dalam lomba ilmu pengetahuan. Di balik kesuksesan dia, ada tahajud tiap malam, sedekah tak sedikit. Aku termasuk tahu awal mula dia merintis. Oleh sebab itu, tak sampai hati aku menerima pemberiannya terus menerus. Tak mau aji mumpung.

'Lalu apa yang bisa kuberikan untuk membalas kebaikannya? Entah.'

Mungkin hanya bisa membantu tenaga dan doa saja. Jika dia butuh apa-apa. Misal menjaga ibunya yang kebetulan tinggal bersebelahan denganku. Meski ada juga keluarga Mba Yati yang ikut menjaga ibunya.

Dari dia aku belajar, bahwa usaha tak pernah membohongi hasil. Di balik kesuksesannya ada kerja keras yang luar biasa. Juga kepeduliannya terhadap orang tua, patut di contoh. Saat dia susah dulu, hingga sekarang sukses. Tak pernah alpa mencukupi kebutuhan orang tua. Semoga kelak aku bisa seperti Mba Yati. Semoga Allah senantiasa memberi ridho dan berkah padanya.

Aamiin.

_End_

Sumbef gambar :
https://images.app.goo.gl/RiAq9ackifwETvPZ7
Diubah oleh efapandu 02-01-2020 17:01
sebelahblog
4iinch
embunsuci
embunsuci dan 3 lainnya memberi reputasi
4
2.5K
3
GuestAvatar border
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
The LoungeKASKUS Official
923.3KThread84.1KAnggota
Urutkan
Terlama
GuestAvatar border
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.