Prosais


Sekedar Menyapa
( Arum Purwita )

Sekiranya engkau tahu, ada serpihan rasa yang tak mampu pergi. Menggelayut di relung hati, membawa detak jantung pada frekuensi tertinggi. Tentang tawa, tangis dan jutaan kenang dari hari-hari yang pernah terlewati.

Pijarmu telah menjauh, tersebab aku tak mau surut dan luluh. Menjejak kembali, menjadi empedu yang tak seharusnya kutelan. Cukup kunikmati bias warna-warni dari kejauhan.

Aku tak ingin menjadi sosok penghalang. Kebebasan yang tak bisa kujadikan alasan untuk mengikat sebuah pinta dan harapan.
Seperti matahari yang mampu menghadirkan bayangan, saat awan hitam hilang di balik gunung menjulang.

Jangan jawab resahku, karena masih enggan untuk pulang.

Kediri, 02012020.