Banyak diantara kita yang kurang paham cara menjalani kehidupan didunia yang fana. Tapi kenapa kita terus menjalaninya, lalu apa maksud dari semua itu? Nah kalau kita persempit pandangan kita, kehidupan yang fana tercipta dari sebuah pemikiran tanpa akal. Dan akal tidak ikut ambil alih di dunia yang fana.

sumber gambar
Kenapa kita suka hidup di antara fana? Apakah fana punya candu tersendiri untuk dinikmati?

Saya sendiri sudah terlarut dalam fana saat fantasi akan masa depan menyerang sistem kerja otak kotor. Kenapa saya sebut otak kotor, karna memang sebagian fantasi selalu tercipta saat otak mulai merasa kalau dirinya berada disebuah dimensi tanpa landasan.

Mungkin yang orang awam hanya mengerti fantasi adalah bagian dari genre cerita fiksi yang berlebihan. Tapi mereka tak sadar kalau hidup yang nyata adalah fantasi yang terasa seperti fakta.

Oleh sebab mengapa sebagian orang terjebak dalam lingkaran ilusi fana yang terasa begitu nyata. fana yang terasa nyata akan tercipta sendirinya tergantung keadaan individu yang mengalaminya. Saat merasa sedih kita akan berimajinasi akan kesedihan tersebut, serta untuk yang merasa bahagia akan terlarut semestinya.

kalau kalian menganggap fana hanya sub genre novel atau film, berarti kalian tak tahu bagaimana cara menerapkan ilmu filsafat. mungkin kalian malas belajar filsafat, sehingga waktu akan menyeret kalian semua ke dalam palung ilusi.

Secara garis besar ilmu filsafat merupakan ilmu tentang seni kehidupan, atau banyak orang yang menyebutnya seni akal sehat. Oleh karna itu banyak para ahli filsafat mampu mengendalikan dunia yang fana.

Bagi mereka penikmat fana biasanya terjerumus dalam narkoba. Tapi mereka yang tak tahan dengan fana mungkin akan mengalami depresi yang berlebih. apa lagi kalau tipe orang yang kurang kasih sayang sejak kecil, biasanya mereka suka mencari kasih sayang dengan cara melawan arus dan norma.

Di jaman modern ini terjebak di dunia fana bisa kita lihat dari mereka yang suka sekali memulai drama dalam hidupnya, dan mereka tak peduli untuk mementaskan drama mereka dalam media sosial.

Di jejaring sosial merupakan mawah fana yang mendidih. Disana orang-orang mulai membuat drama tanpa akal sehat, menciptakan masalah besar. fana itu mudah sekali mempengaruhi setiap individu yang kurang paham akan pengertiannya.