Tak Disangka, Prediksi Penulis "Sci-fi" Ini Menjadi Kenyataan!
TS
Papa.T.Bob
Tak Disangka, Prediksi Penulis "Sci-fi" Ini Menjadi Kenyataan!
*****
Udah kelamaan gak ngetrit dan bingung juga mau ngetrit apa. Akhirnya ane memutuskan buat pecah telor dengan trit enih
Trit yang membahas ramalan-ramalan para penulis sci-fi, tentang abad 21, ini sebenarnya masih belum selesai. Masih ada beberapa tokoh yang belum ane sertakan, seperti Robert Heinlein, Philip K. Dick, dan Isaac Asimov. Padahal seru juga tuh prediksinya. Nah biar gak penasaran, ramalan-ramalan dari mereka akan ane updatedi trit ini atau mungkin di trit terpisah.
Untuk itu saran ane, mending di-subscribe dulu aja tritnya gan. Sementara ane ucapkan selamat membaca
Pada tahun 1863 Jules Verne menulis novel keduanya yang berjudul Paris in the Twentieth Century. Namun, semasa hidupnya novel tersebut belum sempat ia publikasikan. Manuskrip asli novel bersangkutan lalu ditemukan cicitnya satu abad kemudian, dan baru diterbitkan pada tahun 1994.
Verne meramalkan 97 tahun setelah ceritanya ditulis akan lazim ditemui budaya belanja; elevator; populasi berpendidikan tinggi; wanita karir; hingga musik elektronik lengkap dengan synthesizer serta industri rekaman yang mengakomodasinya.
Ia juga meramalkan adanya gedung pencakar langit; mobil berbahan bakar bensin; pom bensin; jalanan beraspal; kereta bawah tanah; kereta bertenaga magnetik; mesin faksimile; hingga kursi listrik; dan berbagai persenjataan perang berbahaya.
Walau demikian, Verne sempat pesimis tulisannya dapat diterima oleh masyarakat awam. Naskah novel tersebut sempat ditolak oleh penerbit. Dan di atas surat penolakan yang dikirimkan penerbit untuknya, Verne menuliskan keluh kesahnya, seolah sedang menulis diary: "My dear Verne, even if you were a prophet, no one today would believe this prophecy... they simply would not be interested in it."
Mark Twain memang lebih dikenal sebagai sastrawan, dan tidak dikategorikan sebagai penulis genre sci-fi. Akan tetapi, pada tahun 1898 dalam cerpennya yang berjudul From The 'London Times' in 1904ia telah memprediksi akan adanya teknologi internet.
Dalam cerpen bergenre crime mystery itu terdapat tokoh bernama Szczepanik, seorang penemu yang menciptakan alat bernama Telelectroscope. Twain mendeskripsikan Telelectroscope sebagai alat yang terhubung dengan sistem teleponik dan dapat menjangkau seluruh dunia.
Alat ini memiliki jangkauan tak terbatas, dan dipresentasikan sebagai alat yang bisa memperlihatkan serta memperdengarkan aktivitas sehari-hari kita kepada siapa pun dan di mana pun. Terdengar seperti media sosial bukan?
Selain itu, Twain juga menceritakan kemampuan alat bernama Telelectroscope itu sebagai alat yang mampu membuat penggunanya mengetahui keadaan di berbagai sudut dunia. Dengan Telelectroscope seseorang bisa mengetahui kehidupan di suatu tempat, mempelajari hal-hal yang terjadi di sana, hingga bercengkrama dengan orang-orang yang ada di sana.
Twain mengibaratkan dengan alat tersebut seseorang akan mendapatkan kebebasan, bagai burung yang terbang di udara, meskipun sedang terpenjara dalam suatu ruangan. Bahkan Twain sudah membayangkan nantinya alat tersebut dapat dipergunakan sambil duduk santai, dengan disambi membaca ataupun merokok.
Aldous Huxley adalah seorang pemikir dan penulis berbagai karya fiksi maupun non-fiksi monumental. Karya-karyanya yang terkenal antara lain The Doors of Perceptionyang bercerita tentang pengalamannya saat bereksperimen dengan meskalina, sebuah substansi psikidelik. Dan Brave New World, sebuah novel distopia yang sering disejajarkan dengan 1984-nya George Orwell.
Pada tahun 1950, majalah wanita, Redbook mewawancara Huxley dan menanyakan prediksinya tentang keadaan dunia 50 tahun ke depan. Huxley lalu melontarkan ramalannya, bahwa di tahun 2000 Masehi umat manusia akan menghadapi tiga persoalan penting, yaitu persoalan dalam menghadapi peperangan; persoalan untuk memberi baju dan memberi makan populasi manusia; serta persoalan untuk menyuplai kebutuhan umat manusia tanpa merusak sumber daya alam yang tidak dapat diperbarui.
Menurut Matt Novak, editor Gizmodo yang juga menulis tentang ramalan Aldous Huxley, persoalan pangan yang dimaksud Huxley merupakan sebuah visi akan pentingnya konservasi sumber daya pangan yang makin tidak efisien.
Dalam tulisan Novak, Huxley juga menganjurkan penggunaan sumber daya sintetis untuk produksi bahan kertas serta material bangunan, demi menghindari eksploitasi hutan di masa depan. Sebab, menurut Huxley, nantinya sifat rakus umat manusia dalam mengeksploitasi sumber daya yang ada merupakan titik awal terjadinya peperangan. Persoalan klasik pemirsa
Arthur C. Clarke mengawali narasinya dalam dokumenterBBC Horizon bertajuk "Knowledge Explosion" yang disiarkan pada 21 September 1964 sebagai berikut: "If by some miracle some prophet could describe the future exactly as it was going to take place, his predictions would sound so absurd, so far-fetched that everyone would laugh him to scorn."
Lalu kemudian Clarke mulai menyampaikan ramalan-ramalannya tentang dunia di era 50 tahun mendatang (2014). Ia meramalkan pada saat itu perangkat seperti transistor dan satelit memungkinkan umat manusia untuk dapat berkomunikasi secara instan. Dengannya kita dapat mengontak orang lain di penjuru mana pun di bumi, tanpa perlu mengetahui secara persis di mana lokasinya berada.
Clarke juga menyatakan, dengan perangkat tersebut seseorang dapat menjalankan bisnisnya di London, meski di saat bersamaan ia sedang berlibur di Tahiti atau Bali. Persis seperti pemanfaataan teknologi internet saat ini.
Teknologi lain yang menjadi kenyataan adalah 3D printer yang diprediksi Clarke sebagai suatu alat yang mampu mereplikasi benda apapun dengan sama persis. Penulis skenario 2001: A Space Odyssey ini meramalkan bahwa teknologi tersebut akan berdampak pada disrupsi sosial yang diakibatkan oleh keserakahan manusia dalam menciptakan segala sesuatu semaunya sendiri. Ramalan ini terbukti seiring belum adanya regulasi yang mengatur penyalahgunaan 3D printer untuk replikasi senjata api.
Tidak hanya sampai di situ, Clarke juga meramalkan bahwa suatu hari di masa depan kemajuan teknologi di bidang kesehatan memungkinkan operasi bedah otak dilakukan dari jarak jauh. Dan ane menemukan artikel yang menuliskan bahwa pada bulan Maret lalu teknologi medis di Tiongkok telah berhasil menjalankan operasi bedah otak dari jarak jauh, dengan menggunakan teknologi 5G. Gilak, gilak! dukun beneran enih orang.
:tepuktangan
*****
Sementara segitu dulu ya Bre & Sis.
Kalo agan suka sama ramalan siapa?
Silakan tulis di komen
Salam dan sampai jumpa di threadCipt. Papa.T.Bob selanjutnya.