bukanoranghutanAvatar border
TS
bukanoranghutan
Apakah Musik U2 Terlalu Tua untuk Anak 90an?

Sumber foto: dokumentasi pribadi
 


Media online nasional: “U2 AKAN KONSER DI SINGAPORE”

Ketika baca berita itu gue belum terpikir untuk nonton konsernya di Singapura, karena gue belum pernah ke luar negeri dan belum punya paspor. cuma bisa berdoa aja “Semoga suatu saat nanti U2 mau mampir ke Indonesia”.

Flashback:
U2 mulai gue dengerin sekitar tahun 2013, pas udah merantau ke Ibukota. gue lupa dari siapa dan lagu apa pertama kali dengernya. Gue suka musik-musiknya, nada-nadanya enak didenger. Gue coba cari great hits nya dan ketemu Compilation album U2 The Best of 1980-1990 dan gue dengerin. Sunday bloody Sunday, Bad, Pride (In The Name of Love, With or Without You, All I Want Is You dan lain sebagainya, gue coba cari-cari lagu lainnya ternyata banyak banget dan bagus-bagus.

Karena gue udah suka sama karya-karyanya, akhirnya gue mulai cari tahu biografinya, gue amaze sama kisahnya, bener-bener sangat inspiratif. U2 dibentuk ketika mereka masih anak-anak usia seitar 15/16 tahunan, dengan skill seadanya, bahkan sang vokalis Paul David Hewson atau lebih dikenal dengan nama Bono dikabarkan menjadi vokalis karena dia paling kurang dalam hal skill main alat musiknya. Dan sekarang mereka menjadi legend band Rock dengan 22 Grammy Awards, dan total kurang lebih 116 awards yang udah diraih.

Selain gue kagum dengan pencapaian-pencapaiannya, gue juga kagum sama kesetia kawanan dan konsistensinya. Sampai saat ini personel U2 gak pernah ganti dan gak pernah vakum berkarya meski sekarang mereka udah cukup berumur. Single terbaru mereka video liriknya diunggah di YouTube pada tanggal 28 November 2019 yang berjudul Ahimsa.



Di lagu Ahimsa, U2 menyuarakan tentang pesan kemanusiaan. Ahimsa merupakan ajaran agama Hindu dan Buddha untuk tidak menyakiti makhluk apa pun dan menghindari kekerasan. Ajaran Mahatma Gandhi yang melarang membunuh (menyakiti) dan menggunakan kekerasan.

Lagu yang berkolaborasi dengan musisi india A.R. Rahman ini dinyanyikan di panggung untuk pertama kalinya yaitu di penghujung The Joshua Tree Tour 2019 di Mumbai.


Kembali ke Berita Konser di Singapura

Tanggal 19 Juni 2019 ada berita “Tiket U2 di Singapura dijual besok”. otak gue mulai mikir ini itu “apa gue nonton ke singapura aja ya? sekalian gue nyobain ke luar negeri” ditambah mengingat mereka semakin menua kayaknya gue harus nonton ke Singapura aja deh, ditunda-tunda entar malah gue gak kesampean nonton konser mereka.

Gue coba mulai urus paspor dan alhamdulillah diterima. Tinggal cari temen buat nontonnya nih, gue coba ajak temen kantor gue buat nonton U2, beragam tanggapan mereka mulai dari “Gue gak suka U2”, “Berapa tiketnya/Gue:192SGD/Mahal ah”, “gue gak tau U2”, “ Tua juga ya musik lu”, “wah gue gak bisa cuti kerja nih” dan lain sebagainya. Gue nyerah deh nyari temen buat nonton konser. Sampai akhirnya entah apa yang ada dipikiran gue, sekitar jam setengah 2 dini hari gue forward ke temen gue anak fanboy K-Pop yang bernama Ronzzy Kevin, dan kebetulan dia belum tidur, masih kerja bagai kuda. Dia support gue untuk mewujudkan wishlist gue yang satu ini. Berhubung gue belom paham cara beli tiketnya yang di sporthub akhirnya dia bantu, dan berhubung gue belom pernah ke luar negeri, syukurnya dia bersedia juga jadi tour guide gue meski gue gak punya budget buat bayar biaya guidenya, gue doain “semoga dia masuk surga”.

Tiket udah aman!, guide aman!


Sumber foto: dokumentasi pribadi

Singkat cerita sampailah di National Stadium Singapore, gue datang sekitar jam 12 siang, gue dan temen gue mengira jam segitu antrean udah menggila ternyata masih kosong.


Sumber foto: dokumentasi pribadi

Open gate jam 16.30 waktu singapura. Karena gue ngejar tempat deket stage, gue berusaha dapet antrean paling depan dengan masuk antrean sedini mungkin.


Sumber foto: dokumentasi pribadi

Setelah cek tiket dll selesai, gue lihat ke arah stage ternyata belum banyak orang, dan gue lihat dari berbagai gate banyak orang berlarian ke arah stage, kayak di film-film zombie berlarian menuju satu target, gue langsung auto lari-larian juga sampai basah kuyup sama keringat. Dan diuntungkan dengan saingan lari-larian yang udah pada berumur jadi Alhamdulillah gue dapet tempat paling depan di pagar pembatas antara stage dan penonton.


Sumber foto: dokumentasi pribadi

Konser dibuka dengan lagu Sunday bloody sunday dan langsung disambut meriah oleh seluruh penonton dengan tepuk tangan dan sing along, sesekali gue ngerasa merembes mili, masih percaya gak percaya gue menyaksikan konser mereka, terlabih saat gue bisa melihat Bono, The Edge, Adam dan Larry dengan jararak kurang lebih 3 meter. 

Di konser ini U2 menyanyikan 24 lagu totalnya, berikut setlist-nya:

   

Spoiler for Setlist:



Sumber foto: dokumentasi pribadi

Sing along, loncat-loncat sampe suara berasa parau dan badan kuyup sama keringat.


Sumber foto: dokumentasi pribadi

Sekitar 2,5 jam show mereka rasanya gak cukup buat gue. Terbesit keinginan untuk menonton lagi di konser hari ke-2, namun apa daya tiket udah sold out dan gue pun udah beli tiket balik, +++++ nya lagi bujetnya udah gak memadai 🤣.



Sumber foto: dokumentasi pribadi

Kembali ke pertanyaan di judul, berhubung berberapa orang ketika diajak nonton U2 ada yang mengatakan “tua juga musik lo”. Jadi, apakah musik U2 terlalu tua untuk anak 90an?
Menurut gue nggak juga ya, denger dari warna musiknya pun dari album ke album lain ataupun single yang mereka buat bertransformasi menyesuikan dengan zaman. Kalau menurut GanSis gimana? 
Diubah oleh bukanoranghutan 03-01-2020 02:13
bingsunyata
indoniesia
moviegangsta
moviegangsta dan 24 lainnya memberi reputasi
25
6.1K
125
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Music
MusicKASKUS Official
19.7KThread8.8KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.