Beberapa waktu yang lalu gua sempat bikin thread soal acara hajatan yang bikin susah banyak orang. Kemudian dilanjutkan dengan thread kedua tentang (maaf) mereka yang bermodal cekak tapi tetap maksa bikin resepsi mewah namun berakhir dengan petaka......


Nah, supaya satu paket dan nyambung dengan thread gua sebelumnya, kali ini gua mau bikin thread tentang apa sih sesungguhnya masalah yang menjadi pemicunya?

Belajar dari pengalaman pribadi dan masukan dari beberapa komentar Kaskuser, gua berkesimpulan ternyata ini toh biang keroknya......

Langsung aja kita kupas satu persatu apa dan siapa sesungguhnya 'biang kerok' yang bikin susah saat merencanakan acara hajatan (utamanya dalam resepsi pernikahan).


1. Camer (calon mertua)



Sudah jadi rahasia umum dan memang sudah menjadi budaya mainstream di Indonesia. Bahwa lebih dari 80% orangtua dari calon mempelai istrilah yang biasanya menjadi biang kerok ribetnya sebuah pernikahan.

Demi gengsi dan harga diri banyak calon mertua yang kerap memaksakan diri untuk menggelar hajatan yang besar....

Sayangnya mereka gak sadar bahwa keadaan finansial tidak mendukung sehingga nekad melakukan berbagai macam cara termasuk harus menjual aset atau cari hutangan.....

Ini sebetulnya yang mau nikah siapa sih? Emak bapaknya atau anak perempuannya?

Gua kadang suka kasihan juga kalo denger ada beberapa temen atau sodara laki laki gua yang ditolak atau dimundurkan jadwal pernikahannya hanya karena uang sodorannya dianggap kurang.....

Padahal dengan segala susah payah mereka berusaha buat mewujudkan pernikahan yang sederhana saja.

Kan kasian juga anak-anaknya yang telah sepakat untuk menikah dengan cara sederhana tiba-tiba malah jadi ribet dan berbuntut tidak enak hanya karena nafsu orangtuanya.....


2. Gunjingan dan bisik tetangga



Salah satu faktor biang kerok ribetnya sebuah pernikahan adalah karena gunjingan dan gosip para tetangga.

Ini adalah fakta yang gak bisa dibantah karena banyak sekali orang yang lebih takut pada gunjingan dan gosip ketimbang kelancaran sebuah acara resepsi......

Terutama di desa atau di kampung kampung. Banyak nih kejadian seperti ini. Belum lagi kalo dipanas panasin karena liat tetangga menggelar hajatan gede....

Yang lain juga gak mau kalah bahkan kalo perlu mereka akan gelar hajatan dengan bintang tamu raja dangdut selama tiga hari tiga malam......


3. Alasan klasik basi



Banyak orang bilang kalo pernikahan itu adalah salah satu momentum paling indah sekali seumur hidup. Ya, emang ada benernya....... Tapi sayangnya banyak banget orangtua dari calon istri yang keliru dalam menerjemahkan momentum tersebut.....

Sehingga mereka berpikir "pokoknya kita harus menggelar hajat gede gedean karena ini sekali seumur hidup".

Persetan mau jual kebon kek, jual rumah kek, jual sempak kek, atau kalo perlu ngutang ke bank demi gengsi dan wibawa..... Padahal mah omong kosong!

Sejatinya momentum berharga itu ada pada kelancaran saat proses ijab kabulnya.

Bukan pada seberapa gede sound system yang dipake.... Bukan pada seberapa lebar panggung yang di gelar.... Bukan pada seberapa banyak jalan yang ditutup, dan bukan pula pada seberapa mewah desain kostum pernikahannya.

Oleh karenanya semua pihak harus memahami bahwa tidak semua keluarga calon mempelai pria itu berkocek tebal. Tidak semua calon pengantin pria atau wanita mau dan nyaman untuk menggelar pesta secara berlebihan.


Tapi sekali lagi, apapun keputusan yang mereka ambil itu semua adalah hak mereka. Hanya saja ya kalo bisa jangan membuat kebahagian dengan menyusahkan banyak pihak.....

Lalu dimana letak bahagianya jika setelah menggelar pesta resepsi yang megah tapi setelah itu semua harus menanggung malu karena dikejar hutang?




Oleh : davinof 2019 @kaskus


Source of Pictures : Google Images