nightstory770Avatar border
TS
nightstory770
SEKOLAHKU DI MALAM HARI "Part 3"
SEKOLAHKU DI MALAM HARI "Part 3" [SAMPAI TAMAT]



    Hari ini hari kamis, aku menghidupkan sepeda dan berangkat menuju ke kosan Alex. Cuaca sangat tidak bagus saat itu, mendung dari pagi dan gerimis kecil, namun karena aku sudah janji pada Alex akhirnya akupun berangkat. Seperti biasa, saat tiba disana Alex sudah duduk di teras kosan sambil menungguku datang.

“Kamu uda makan?” Tanya Alex padaku.

“Belum.” Kataku.

“Makan dulu ndut, itu dikamar ada bungkusan nasi, tadi dikasih 3 bungkus sama tetangga kamar.”Ujar Alex.

Akupun langsung masuk ke kamar Alex dan memakan bungkusan nasi tersebut. Setelah makan aku keluar kamar dan ngobrol dengan Alex.

“Lex, jadi yang kemarin kamu lihat itu siapa?” Tanyaku sambil menyeruput es yang aku beli tadi.

“Nggak tau.” Jawab Alex singkat.

“Gimana kalau kita coba cek nanti malam.” Tambah Alex.

“Maksudnya?” Balasku bingung.

“Ya kita ke sekolah, aku cuma pingin tahu, bener nggak sih sekolah kita ada penunggunya.”Kata Alex.

“Jadi kamu kira yang kamu lihat itu setan?” Kataku

“Uda nggak usah macam-macam, kita disini aja, nanti aku hubungi anak-anak biar kesini?” sambungku.

“Kamu takut?” ujar Alex dengan nada mengejek.

“Heh.., siapa yang takut! Kurang kerjaan apa kita malam-malam ke sekolah.” Kataku

“Ya udah, ayo nanti kita ke sana.” Balas Alex mengajak.


Akhirnya setelah debat panjang, aku menuruti ajakan si kampret Alex ini. Sekolahku memang penjagaanya tidak seberapa ketat. Satpam yang bertugas menjaga jarang berpatroli sampai ke belakang bahkan halaman tengah sekolah, dia hanya berjaga di depan gerbang sekolah sambil tiduran di posnya.

Singkat cerita aku dan Alex sudah masuk lewat gerbang belakang sekolah dan melewati lorong-lorong kelas yang gelap dan sunyi. Alex sudah memberitahuku bahwa tempat yang paling seram adalah saat kita berada di lantai 2 di ruang siaran radio. Kata Alex dia dapat info ini dari kakak kelas. Saat sampai di lapangan, aku dan Alex melihat ada anak pramuka yang mengadakan latihan lagi.

“Lex, emang ini hari apa sih?” Tanyaku.

“Hari kamis.” Jawab Alex santai.

“Kalau nggak salah pramuka di sekolah kita kan latihannya hari sabtu.” Kataku pada Alex.

Alex pun terdiam sebentar dan menjawab, “Ya barangkali pindah jadwal.”

Saat kita melewati UKS, aku dan Alex mendengar suara anak kecil cekikikan. Aku dan Alex hanya diam karena ketakutan.

“Kan benerkan mereka ada.” Kataku merinding.

“Ah hanya segini, kita nggak boleh takut, kita punya Tuhan yang maha besar, ayo kita lanjut.” Jawab Alex menantang.

“Kalau gini dia ingat Tuhan, padahal sholat aja nggak pernah.” Batinku.

Kamipun melanjutkan perjalanan dan akhirnya sampailah kami area Lab mesin. Lab mesin terlihat gelap di malam hari. Karena bantuan dari sinar rembulan, peralatan seperti mesin bubut, sepeda motor bekas yang biasa dipakai anak-anak praktek, terlihat samar-samar dari jendela lab. Waktu kami berjalan pelan-pelan menuju tangga lantai 2, tiba-tiba dari dalam lab mesin terdengar suara mesin sepeda motor dihidupkan. (bremm..bremm). Aku dan Alex saling bertatapan dan berusaha tidak menghiraukan suara tersebut.

Akhirnya sampailah kami di lantai 2, ruang radio berada di pojok lantai ini, aku dan alex pun sempat berhenti dan berbicara. 

...................................................................................................................................................


Akhirnya sampailah kami di lantai 2, ruang radio berada di pojok lantai ini, aku dan alex pun sempat berhenti dan berbicara.
“Uda deh Lex.., sampai sini aja.” Kataku meyakinkan.
“Ya, aku sebenarnya juga sudah takut banget ndut, tapikan nanggung.” Jawab Alex.
“Gini aja deh kita tetap kesana terus balik, bentar doang kok.”Sambung Alex.
Dan kamipun berjalan sampai sana dan saat tiba dilokasi, tiba-tiba pintu ruang yang berada pas dipinggir Alex berdiri terbuka. Entah apa yang ada dipikiran Alex, dia masuk dan akupun mengikutinya. Tiba-tiba saat kami sudah masuk, pintu kelas tertutup keras (Blarr), aku dan Alex kaget.
“Wah parah nih, kayaknya kita beneran diganggu.” Kataku sambil berusaha membuka pintu.
“Haah, terus gimana ini?” Jawab Alex yang sudah tidak bisa menyembunyikan lagi wajah ketakutannya.
“Ya kita nunggu aja pertolongan.” Kataku sambil mengecek HP.
“Oh iya, telpon teman-teman.” Kata Alex saat melihatku memegang HP.
“Nggak ada signal Lex.., Kayaknya nih “setan” juga nyabotase provider.” Jawabku sambil menunjukan layar hp

Sekitar 1 jam lebih kami berusaha membuka pintu dan minta tolong dari dalam namun semuanya sia-sia. Dari dalam ruang radio, aku dan Alexpun sempat mendengarkan suara wanita tertawa dari luar, namun Cuma sebentar.
Karena lelah aku dan Alex duduk istirahat. Ruang radio ini lumayan gelap dan dingin. Untuk pencahayaan, kami hanya dibantu dengan HP Nokia jadul milikku.
“Lex, kayaknya kita disini sampai pagi.” Kataku membuka obrolan.
“Yah, gimana lagi... pintunya nggak bisa dibuka.” Jawab Alex lemas.

Saat kami sudah mulai tenang dan pasrah, tiba-tiba pintu ruangan terbuka pelan. Tanpa babibu... aku langsung menggenggam tangan Alex yang ada di sebelahku dan lari menuju gerbang belakang sekolah.
Saat aku sudah tiba digerbang belakang dengan nafas terengah-engah, aku bicara pada Alex.
“Udah, besok-besok jangan ngajak aku main beginian.” Kataku jengkel.
“Ayo balik ke kos Lex!!” Sambungku.

Karena tidak ada jawaban aku menoleh ke belakang, dan ternyata Alex tidak ada. “Lantas tangan siapa yang aku gandeng tadi?” Pikirku. Karena ketakutan, aku langsung lari memutar ke pinggir area sekolah dan menuju pos satpam yang ada didepan gerbang sekolah.
“Pak Yan... pak Yan,” Kataku sambil menggoyangkan tubuh satpam sekolahku itu.
“Eh...ah.., Loh Ndut ada apa malam-malam kesini.” Tanya pak Yan setengah kaget.
“Pak tolong saya pak.., ikut saya cari Alex.” Jawabku
“Alex hilang pak disekolah.” Sambungku.

Tanpa banyak tanya pak Yan bangkit dari bangkunya dan membantuku mencari Alex di sekolah. Singkat cerita Alex ditemukan masih berada diruang radio dan dalam keadaan pingsan. Pak Yan dan akupun membopongnya sampai kekosan Alex lewat gerbang belakang karena kosnya lebih dekat lewat sana.
Saat sudah siuman Alex bercerita padaku dan pak Yan, bahwa tangan yang aku gandeng saat aku lari tadi bukanlah tangan Alex, melainkan tangan wanita berambut panjang dengan balutan busana putih. Saat Alex ingin berteriak memperingatkanku, wanita itu menoleh ke Alex dan menunjukan wajahnya yang dipenuhi darah.
Aku pun terkejut mendengar cerita Alex. Lain halnya dengan pak Yan yang tenang dan tak tampak kaget. Dan akhirnya Pak Yan pun bercerita pada kami bahwa ada titik-titik tertentu dimana kita para siswa dan guru kalau bisa tidak berada ditempat itu di malam hari. Seperti diruang radio yang dihuni oleh “kuntilanak” dan kamar mandi siswa perempuan.
“Emang di kamar mandi perempuan “wujudnya” seperti apa pak?” Tanyaku penasaran.
“Kalian masih untung menuju ruang radio dan bertemu “wanita” itu, namun entah apa yang terjadi jika kalian ke kamar mandi perempuan dan bertemu dengan “bapak-bapak” yang kejam itu.” Kata pak Yan sambil menghisap rokoknya.

SELESAI

INDEKS;
SEKOLAHKU DIMALAM HARI PART 2
SEKOLAHKU DI MALAM HARI "Part 3" [SAMPAI TAMAT]
KHUSUS "MEREKA"
DUSUN BUTENG "Part 1"
Diubah oleh nightstory770 04-01-2020 14:31
Gimi96
NadarNadz
nona212
nona212 dan 27 lainnya memberi reputasi
26
6.1K
42
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the HeartKASKUS Official
31.5KThread42.2KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.