Poco.pocoAvatar border
TS
Poco.poco
Singapura Seperti Komunis Tiongkok yang Anti Islam Ini Faktanya


Beredar di media sosial kolase foto yang memperlihatkan beberapa aparat militer menggelar latihan penanggulangan terorisme di sebuah masjid di Singapura. Disebutkan, latihan aparat polisi Singapura sebagai bentuk anti-islam karena tidak melepas sepatu saat latihan di dalam masjid.
 
Akun Facebook Parlabean Naburju membagikan kolase foto tersebut pada Sabtu, 28 Desember 2019. Pemilik akun menambahkan narasi bertuliskan:
 
"Polisi kafir Singapore menggelar latihan penanggulangan terorisme di masjid dgn tetep memakai sepatu najiz di dalam karpet masjid....
..
Laknatullah alaihim..!!!
..
Sejak dikuasai oleh China, Singapore tidak ubahnya seperti China Komunis yg membenci Islam..!!!"

Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?


Penelusuran:

Setelah ditelusuri, tidak ada hubungan antara peristiwa dalam kolase foto tersebut dengan klaim "Polisi Singapura kafir" dan "Singapura seperti komunis Tiongkok yang membenci Islam".
 
Melalui teknik reverse image, foto identik ditemukan di beberapa situs berbasis di Singapura. Salah satunya di situs kepolisian Singapura (Singapore Police Force /SPF), police.gov.sg, melalui artikel berjudul "Exercise Heartbeat – Sultan Mosque Exercised Their Response Plans With Home Team Agencies In A Simulated Terror Attack".
 
Artikel yang tayang pada Senin, 25 November 2019 itu, menjelaskan latihan gabungan penanggulangan terorisme dengan nama sandi "Heartbeat" diadakan di Masjid Sultan pada 24 November 2019, melibatkan Kepolisian Singapura (SPF), Angkatan Pertahanan Sipil Singapura (SCDF), dan pengurus Masjid Sultan.
 
Masih dikutippolice.gov.sg , alasan latihan dilakukan karena adanya serangan terhadap tempat-tempat ibadah dan institusi keagamaan di seluruh dunia dalam beberapa tahun terakhir. Pada bulan Maret 2019, ada dua penembakan di Christchurch, Selandia Baru. Pada hari Minggu Paskah pada bulan April 2019, serangkaian pemboman terjadi di Sri Lanka, di mana tiga lokasi termasuk gereja.



 
Latihan ini adalah pertama kalinya diadakan di tempat ibadah di Singapura. Dalam persiapan latihan ini, sekitar 60 staf dan sukarelawan dari Masjid Sultan dilatih tentang protokol SGSecure “Run, Hide, Tell”dan Peningkatan Keterampilan Pertolongan Pertama (IFAS) “Press, Tie, Tell”, yang juga dieksekusi dalam latihan tersebut.
 
Latihan table-top (TTX) juga dilakukan bersama oleh Kepolisian Singapura dan Masjid Sultan dengan tujuan mengidentifikasi kesenjangan dalam rencana respons mereka. TTX ini mengambil referensi dari 'Panduan TTX untuk Tempat Kerja', yang diproduksi bersama oleh SPF dan Kementerian Tenaga Kerja untuk membantu dan mendorong semua tempat kerja untuk melakukan TTX.


Kesimpulan:
Informasi bahwa latihan anti-terorisme yang dilakukan polisi Singapura tidak ada hubungannya dengan klaim “Tiongkok komunis” dan “membenci Islam”. Pelatihan tersebut justru membantu pemeluk agama Islam jika terjadi serangan teroris di Masjid.
 
Informasi hoaks tersebut masuk dalam kategori False context (konteks keliru). False context adalah sebuah konten yang disajikan dengan narasi dan konteks yang salah. Biasanya, false context memuat pernyataan, foto, atau video peristiwa yang pernah terjadi pada suatu tempat, namun secara konteks yang ditulis tidak sesuai dengan fakta yang ada.


Laknatullah

 Memang keliru ya akhi

Seandainya masjid dikuasai teroris dan ada sandera, polisi yg akan masuk membebaskan seharusnya pamit dulu ke terorisnya

"Kulo nuwun sy mau nyerang sepatune tak copot terus membersihkan badan baru masuk jngan dibedil dulu ya"

Gitu kan enak, dasar kafir kuminis tak beradab

Masya Allah

emoticon-Inggris
alizazet
sebelahblog
4iinch
4iinch dan 24 lainnya memberi reputasi
23
7.6K
111
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita dan Politik
Berita dan PolitikKASKUS Official
670.1KThread40.3KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.