Mutimumut11Avatar border
TS
Mutimumut11
Selir Atau Gundik, Mana Lebih Terhormat?
    
Masih hangat tentang kasus penyelundupan Harley Davidson yang menyebabkan Dirut Garuda Ari Askhara dipecat secara tidak hormat oleh Menteri BUMN Erick Thohir. Seketika mencuat juga bagaimana sepak terjang seorang Ari Askhara dalam memimpin Garuda hingga kehidupan rumah tangganya.

Anyar dikabarkan Ari Askhara telah berselingkuh dengan seorang pramugari. Dari sinilah kata gundik menjadi hangat diperbincangkan oleh warganet. Tak hanya gundik, banyak juga artikel yang mempopulerkan kata selir dari kasus yang menimpa mantan Dirut Garuda tersebut.

Namun, kali ini TS bukan ingin membahas gundik ataupun selir para petinggi Garuda tersebut. Tapi ingin membahas apa sih makna sebenarnya Gundik ataupun Selir tersebut? Samakah Gundik dan Selir?

Baiklah, dimulai dari pengertian gundik dahulu.

Menurut Wikipedia, pergundikan adalah suatu praktik di masyarakat yang berupa ikatan hubungan di luar perkimpoian antara seorang perempuan (disebut gundik) dan seorang laki-laki dengan alasan tertentu. Alasan yang paling umum biasanya adalah karena perbedaan status sosial, ras, dan agama. Selain itu, pergundikan terjadi karena adanya larangan dalam masyarakat untuk memiliki lebih dari satu istri.


Dan pengertian Selir sendiri ternyata menurut Wikipedia adalah sama seperti gundik. Sama-sama “dipakai” tapi tidak untuk dijadikan istri utama.

Selain gundik dan selir, ternyata pada zaman Hindia-Belanda ada sebutan lain bagi wanita yang dikimpoii tanpa dinikahi tersebut. Mereka memanggil dengan istilah Nyai. Dan menurut KBBI tahun 1989, Nyai, Gundik, ataupun Selir perngertiannya adalah sama yaitu sama-sama istri gelap, perempuan piaraan, atau istri yang tak pernah dikawaini secara resmi.


Praktek pergundikan sendiri sudah terjadi dari masa Kolonial Hindia-Belanda, dimana wanita pribumi harus rela menjadi budak dan gundik para Lelaki dari Eropa. Namun, tidak akan dinikahi secara resmi karena perbedaan status yang dimiliki. Mereka tak memiliki kuasa atas diri mereka dan apabila Tuannya sudah bosan atau habis masa jabatan, mereka akan di pindah tangankan kepada pejabat  baru. Diperlakukan seperti inventaris.


Namun, ada sebuah Blog yang dengan gamblang menerangkan bahwa gundik dan selir adalah dua hal yang berbeda. Ia menyebutkan dimana gundik adalah seorang wanita atau beberapa wanita yang hanya dijadikan objek pemuas birahi, namun tidak pernah dinikahi, tidak diperlakukan sebagaimana halnya seorang istri, tidak memiliki wewenang apapun,  dan siapapun bisa menggunakan jasanya dan bisa diperjual-belikan jika sudah bosan, klo seperti zaman sekarang mungkin bisa diibaratkan seperti PSK, Namun gundik juga dapat memiliki anak-anak namun umumnya anak-anak gundik tak memiliki wewenang apapun.


Sedangkan selir juga istri, namun bukan istri resmi, namun wewenangnya berbeda dengan permaisuri, meskipun demikian, selir tetap mendapatkan haknya dengan baik sebagai selir, tetap mendapatkan haknya dengan baik sebagai istri, disayangi, dihargai, dan dihormati dan diperlakukan dengan baik sebagai istri dan tidak diperjual-belikan. Dimana selir bisa berubah status menjadi permaisuri bila dikehendaki terutama oleh raja dan selir juga memiliki anak dimana anaknya juga disayangi oleh ibunya dan ayahnya yang seorang raja, tetap mendapatkan hak yang baik dan diperlakukan dengan baik sebagai anak/putra/putri sendiri.


Memang secara praktek yang ada juga terlihat sekali perbedaan gundik dan selir. Dimana gundik lebih sering kita sebut sebagai wanita yang hanya dijadikan “piaraan” lelaki namun taka da berhak sama sekali secara hukum dan agama. Apabilah sudah bosan, bisa “dibuang” kapan saja oleh si lelaki. Mungkin jaman sekarang ini bisa disamakan dengan PSK.


Sedangkan selir, merupakan istri sah baik itu istri kedua atau seterusnya namun kedudukannya tidak bisa sama dengan istri pertama. Untuk jaman sekarang cenderung selir lebih cocok disebut saat orang melakukan praktek poligami. Tetap dihargai, namun secara hukum tidak bisa setara secara sah dengan istri pertama.

Sedangkan Nyai, sekarang secara gaul banyak dipakai untuk wanita yang dikategorikan sudah berusia matang dan cenderung panggilan yang dihormati. Baik itu secara umur, ataupun dihormati secara kemampuannya yang sudah mumpuni di suatu di bidang. Jauh dari istilah praktek pergundikan yang ternyata gundik jaman dahulu dipanggil dengan istilah “Nyai”.

Menurut Agan Sista gimana nih?

Mana Yang Lebih Terhormat Secara Kedudukannya?



Source : HERE 1 , HERE 2 , HERE 3
Photo : Google
Diubah oleh Mutimumut11 20-12-2019 06:27
sebelahblog
4iinch
Gimi96
Gimi96 dan 28 lainnya memberi reputasi
27
25.7K
139
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
The LoungeKASKUS Official
922.7KThread82.1KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.