Kata-kata boikot sering kali di dengungkan takkala sebuah toko atau produk yang mungkin mengecewakan pembelinya.
Sering pula memboikot karena sikap suatu negara terhadap kebijakannya yang mungkin terlaluuu....
Sah-sah saja kog tuk memboikot sesuatu hal yang mengecewakan hati.

Nah kemaren lusa,ada sekelompok orang yang mungkin paling aktif demo di jalanan.
Mereka kemungkinan besar bisa memecahkan rekor aksi demo terbanyak di Indonesia.
Mereka ingin memboikot semua produk suatu negara yang santer terdengar melakukan pelanggaran HAM.

Sekali lagi,itu sah-sah saja dan tidak ada yang istimewa atau yang salah dengan sikap mereka.
Namun pertanyaan besarnya,mampu nggak tidak memakai produk bangsa tersebut ?.
Hampir seluruh produk bangsa tersebut menjadi kebutuhan masyarakat bangsa ini.
Dari elektronik hingga ikat rambut produk mereka ada dan terjual laris di tengah masyarakat.

Hampir bisa di bilang masyarakat disini tidak bisa lepas begitu saja dari produk-produk asal negara mereka.
Terlebih lagi semakin kesini,produk bangsa tersebut semakin berkualitas mutunya.
Jadi jangan heran,yang dulunya handphone asal negara tersebut dipandang sebelah mata.
Sekarang malah menguasai pangsa pasar handphone di Indonesia.
Ane pernah mengalami sendiri saat produk handphone mereka pertama kali hadir dengan berbentuk sama dengan handphone dari sang raja produk handphone saat itu.

Benar-benar kualitas dan mutu produk mereka minus di mata ane.
Hanya menang di murah dan bentuknya sama persis dengan model handphone yang lagi hot di pasaran namun tuk isi dalamannya minus abis.
Wajar sih harganya jauh lebih murah di banding produk yang mereka copas.

Kembali ke masalah sekelompok orang tersebut.
Seruan mereka tuk memboikot produk dari negara tersebut terasa ironi dan berkesan lucu di mata ane dan mungkin bagi sebagian masyarakat.
Bukannya ane tidak menghargai atau tidak menghormati hak mereka.

Akan menjadi lelucon besar takkala seruan boikot tersebut tidak di barengi dengan sikap diri sendiri sedari awal.
Saat kita tidak lagi ingin makan bakso pakai sambal karena kepedasan.
Harusnya kita jauhi tuh sambal saat kita makan bakso.
Jangan malah marah-marah kepedasan tapi sembari makan bakso yang sudah di tuang sambal.

Sering kali yang terjadi dari aksi boikot di negara ini hanyalah menjadi aksi bacot doang.
Apa yang mereka serukan berbanding terbalik dengan apa yang mereka lakukan.
Terlebih yang mereka serukan tuk diboikot adalah negara yang banyak menghasilkan banyak produk yang sudah puluhan tahun memenuhi kebutuhan sehari-hari masyarakat Indonesia.
Bukannya ane belain tuh negara.
Tapi hanya berbicara fakta yang ada dan terpampang jelas di depan mata.

Apa bisa masyarakat begitu cepatnya beralih ke produk negara lain?.
Apa harganya bisa semurah yang biasa masyarakat beli dari produk negara tersebut?.
Itu hanya sebagian kecil yang sulit tuk di lakukan lho yaaa.



Come on.....
Sudahilah kegaduhan aksi yang sebenarnya tidaklah mendatangkan manfaat malah menjadi aib bagi diri sendiri karena belum tentu yang menyerukan boikot bisa lepas dari produk yang di hasilkan oleh negara yang mereka serukan tuk di boikot.
Masyarakat butuh ketenangan setelah pilpres kemaren yang cukup melelahkan bangsa ini.
Bijaklah bersikap dan bertindak.
Buang kesombongan yang aslinya tidak ada sesuatu yang bisa di sombongkan.

Andai kita ingin lepas dari produk asing dan aseng.
Ya kita harus mulai berusaha sendiri dan mencari solusi tuk membuat produk bangsa sendiri yang kelak bisa menggantikan produk-produk mereka.
Bukan hanya jualan bacot dengan boikot tapi memakai produk mereka jalan terus.


sumber pic