Dalam menjalin suatu hubungan, kita terkadang tidak bisa tahu seberapa dekat seseorang dengan pacarnya bahkan tak menutup kemungkinan bahwa nasihat pacar akan lebih didengarkan dari pada orang tua.



Dewasa ini, kita tidak asing jika melihat bagaimana banyaknya pasangan muda-mudi yang dengan percaya dirinya bermesraan di tempat umum, bahkan tak jarang kita bisa menganggap bahwa mereka bukan lagi sepasang kekasih yang sedang bermadu kasih, melainkan bisa dianggap sebagai pasangan sah yang terikat dalam jalinan pernikahan. Serasa dunia milik berdua, mungkin itu frasa yang pantas digambarkan oleh pasangan muda-mudi saat ini. Namun dibalik itu, ada sisi lain yang mungkin secara tidak langsung semua orang merasakannya, yakni fenomena ketika pacar lebih didengarkan ketimbang omongan orang tua. Sebenarnya apa yang terjadi hingga orang tua menjadi nomor sekian dalam urusan curahan hati?

1. Pacar Lebih Mengerti

Beda generasi jelas beda pula konsep pemikirannya. Hal ini terjadi antara seorang anak dengan orang tuanya. Mereka generasi milenial yang mungkin saat ini berusia di bawah 30 tahun jelas berbeda pemikirannya dengan para orang tua yang saat ini sudah berusia 40 tahun ke atas. Seorang pacar yang usianya tak jauh berbeda darinya jelas akan menjadi teman curhat sekaligus kakak atau adik yang menyenangkan untuk berkeluh kesah hingga dianggap sebagai sosok yang dapat mengerti isi hatinya. Berbeda dengan orang tua yang karakteristik kehidupan saat mereka remaja berbeda dengan saat ini. Maka dari itu perlunya adaptasi bagi orang tua untuk bisa menjadi teman curhat yang menyenangkan agar anak bisa memilih orang tuanya ketimbang pacar.

2. Pacar Selalu Ada

Salah satu faktor lain yang membuat pacar lebih didengarkan dari pada orang tua adalah karena pacar selalu ada ketimbang orang tua. Loh kok bisa? bukannya orang tua selalu sedia kapan pun? Memang, bagi sebagian anak bisa menikmati waktu bersama tiap harinya dengan orang tua namun tak jarang anak pun tak mendapatkan waktu dari orang tuanya sehingga pacar datang mengisi kekosongan itu. Hadirnya pacar didekatnya tentu akan menjadikan rasa nyaman sehingga seorang anak akan lebih mendengarkan apa kata pacar karena pacarlah yang tahu bagaimana kondisinya.

3. Takut Kehilangan

Faktor yang terakhir ialah adanya rasa takut yang muncul ketika dua poin di atas sudah melekat pada dirinya. Seorang anak yang sudah nyaman dan menganggap seorang pacar sebagai kakak atau adik di hidupnya jelas tidak ingin kehilangan sosok yang begitu penting di hidupnya sehingga ia akan coba dengan keras menuruti perkataan pacarnya agar tidak kehilangan.

Miris memang melihat bagaimana peran orang tua dengan mudah digantikan dengan sosok pacar yang nyatanya belum tentu akan menemaninya sampai kapan pun. Namun dari sini kita bisa belajar bagaimana pentingnya para orang tua untuk bisa beradaptasi terhadap lingkungan pergaulan anaknya sehingga bisa menjadi teman agar tak digantikan oleh pacar.