Jakarta, Gatra.com - Berdasarkan data Direktorat Jenderal Imigrasi, Kementerian Hukum dan HAM hingga akhir tahun 2019 pelintas warga negara asing terbanyak merupakan warga negara Cina. Tercatat, sebanyak 3,7 juta orang dengan rincian 1,82 juta kedatangan dan 1,87 juta keberangkatan.

Selain warga negara Cina, pelintas warga negara asing terbanyak juga berasal dari warga negara Australia dengan jumlah kedatangan sebanyak 1.374.680 orang dan 1.194.509 keberangkatan. Setelah itu diikuti warga negara Malaysia, India, Jepang, Korea Selatan, Amerika, Inggris, dan Perancis.

Menurut Menteri Hukum dan HAM, Yasonna Laoly, untuk memperkuat pengawasan terhadap orang asing, Kemenkumham membentuk Tim Pengawasan Orang asing (Timpora). Tim ini dibentuk hingga tingkat kecamatan dengan jumlah 2.235 pada tahun 2019.

"Dalam melakukan pengawasan terhadap orang asing, dilakukan Tindakan Administrasi Keimigrasian (TAK) dan Penyidikan (projustisia). Jumlah TAK pada 2018 mencapai 11.769t indakan, sementara pada 2019 mencapai 6.339 tindakan dari target 5.313 tindakan," katanya di Graha Pengayoman, Jakarta, Jumat (27/12).

Kemenkumham mencatat, warga negara yang terkena TAK paling banyak juga berasal dari Cina dengan total 709 orang. Disusul Bangladesh 384 orang, Afganistan 358 orang, Nigeria 353 orang, dan Malaysia 175 orang.

Selain itu, pada bulan lalu, sebanyak 85 orang warga negara Cina di Indonesia juga sempat terjerat kasus penipuan online melalui sambungan telepon. Berdasarkan keterangan Polda Metro Jaya, 85 orang ini ditangkap di tujuh lokasi berbeda yakni Griya Loka, BSD, Mega Kebon Jeruk, Kemanggisan, Pantai Indah Kapuk, Perum Intercon, Bandengan Tambora, dan Malang, Jawa Timur.

https://www.gatra.com/detail/news/46...asuk-indonesia