i.am.legend.Avatar border
TS
i.am.legend.
5 Perbedaan Antara Orang Cerdas Dengan Orang Bodoh



5 Perbedaan Antara Orang Cerdas Dengan Orang Bodoh


Halo Kaskuser.
Dalam sebuah forum seperti Kaskus, terkadang sebuah persoalan atau berita menjadi bahan perdebatan. Ada kalanya perdebatan berjalan dengan baik. Itu dengan catatan bahwa mereka yang berdebat benar-benar mempunyai alasan logis yang didasari oleh fakta ataupun opini yang lugas dan tajam. Namun adakalanya perdebatan menjadi sesuatu yang memuakan ketika 1 atau beberapa orang mulai oot (out of topic). Ditambah lagi dengan komentar yang justru sibuk menyerang personal, mulai dari fitnah hingga hinaan.

Mungkin di Lounge ini sangat jarang menemui hal seperti itu. Namun di Forum Berita Politik, hal yang sangat menyebalkan sering terjadi dan dilakukan oleh mereka-mereka yang itu-itu saja. Namun hal ini dianggap wajar, sebab kaskuser tidak semuanya terdiri dari kalangan terpelajar atau sederajat ilmunya. Ada yang hanya tamatan SMP bahkan SD hingga S2. Ada yang strata ekonominya pas-pasan hingga tajir. Ada yang sudah menikah dan memiliki anak hingga yang jomblo permanen karena kutukan. Ada yang bodoh tapi merasa pintar sampai yang cerdas tapi tetap merasa bodoh.



Biasanya setiap komentar yang dimuat dalam sebuah forum yang diposting oleh seseorang, itu adalah cerminan mendasar setiap orang di kehidupan nyata. Mengapa? Karena setiap kalimat yang ditulis oleh jari tangan, digerakan oleh perintah otak. Dan otak diperintah oleh hati. Sementara hati adalah cerminan dari diri seseorang.

Perbedaan antara orang cerdas dengan orang bodoh juga tak hanya bisa kita lihat di Kaskus. Bahkan dikehidupan nyata banyak kita saksikan. Dari orang biasa hingga pejabat. Laki-laki atau perempuan.



Nah, diantara perbedaan antara orang cerdas dengan orang bodoh, ada beberapa perbedaan menyolok antara mereka. Seperti apa perbedaan yang menyolok tersebut?

Inilah 5 perbedaan antara orang cerdas dengan orang bodoh.


1. Orang Bodoh Selalu Menyalahkan Orang Lain Untuk Menutupi Kesalahannya


Bagi orang cerdas, sebuah kesalahan adalah modal besar untuk sebuah perubahan atau untuk memperbaiki diri. Sebuah kesalahan bisa dijadikan pijakan untuk menutup hal yang salah dikemudian hari. Seperti sebuah bug dalam sebuah sistem. Jika bug itu tidak pernah ditemukan, maka itu akan menjadi celah untuk merusak. Dengan ditemukannya bug, sebuah sistem dapat diperbaiki dengan cepat. Itulah gunanya sebuah kesalahan bagi orang cerdas. Mereka tetap akan mengakui sebuah kesalahan dan bertanggungjawab atas kesalahan tersebut.

Bagi orang bodoh, sebuah kesalahan adalah milik orang lain. Dia tak akan pernah merasa salah dan mau mengakui kesalahan. Dia akan terus melemparkan kesalahan dan tanggungjawab kepada orang lain. Bagi dia, kesempurnaan adalah milik dia. Orang lain boleh salah, dia tetap harus benar.


2. Orang Bodoh Selalu Merasa Paling Benar


Dalam pebuah perdebatan, orang yang cerdas bisa memahami alur argumen lawan debatnya. Dia juga bisa berempati terhadap komentar lawan debatnya. Dia akan selalu menghargai pendapat lawan debatnya meskipun dipikirannya hal tersebut kurang dapat diterimanya. Dan pendapat lawan debatnya bisa dia sinkronkan dengan pendapatnya untuk mencari formula agar bisa diterima oleh kedua belah pihak. Dia juga akan berhati-hati membaca setiap kalimat lawan debatnya, tak akan melewatkan setiap kata lawan debatnya, sebab itulah argumen yang harus dibantahnya agar tak keluar dari jalur perdebatan.

Bagi orang bodoh, adu argumentasi akan terus dilakukan meskipun sebenarnya lawan debatnya sudah malas untuk melanjutkan. Malas disini bukan karena kalah debat, tapi lebih kepada kelelahan menanggapi karena tak sesuai lagi dengan alur debat atau jawaban si orang bodoh ini melebar kemana-mana. Orang bodoh akan terus mengeluarkan argumen-argumen yang berputar-putar tak tentu arahnya untuk sekedar ingin membuktikan bahwa dia pintar. Semakin dia berargumen sebenarnya kebodohan itu tampak nyata. Akan tetapi bias kognitif yang ada pada orang bodoh membuat dia tak bisa mengenal diri sendiri, lari dari kenyataan, dan tak mampu untuk melihat kemampuan diri sendiri sehingga dia akan selalu merasa menjadi superior, memenangi debat.


3. Orang Bodoh Mengumbar Kemarahan Saat Berkonflik Dengan Orang Lain


Setiap orang pasti bisa marah dan mengeluarkan amarah. Rasa marah adalah ungkapan teratas dari sebuah kekecewaan, keputusasaan, atau kekesalan. 3 hal ini berbeda yang dirasakan antara orang bodoh dengan orang cerdas.

Orang cerdas biasanya bisa menahan amarah dengan komentar mengalah atau lucu. Atau bahkan tak akan meneruskan perdebatan. Bagi dia, lebih baik mengalah demi kebaikan dirinya ketimbang harus terus meladeni orang pandir. Terkadang marah itu muncul juga ketika kejujurannya dihina dan dilecehkan. Tapi dia akan berhenti ketika dia merasa bahwa lawan debatnya memang golongan orang pandir.

Berbeda dengan orang cerdas, orang bodoh akan bersikap berlebihan pada sebuah konflik atau perdebatan. Dia akan terus mendominasi sebuah perdebatan seolah-olah dia paling pintar. Kalau perlu dia akan mengulang-ulang sebuah postingan komentarnya atau terkadang harus memakai capslock. Ketika dia memakai capslock, pada dasarnya dia ingin agar semua orang memperhatikannya, padahal justru disanalah kelemahan dia. Dia merasa tak punya jalan lain agar orang mau memperhatikan dia sehingga dia perlu berbuat sesuatu agar mata orang tertuju padanya. Ini ibarat cewek jelek yang banyak tingkah agar cowok tertarik padanya. Kenaoa harys banyak tingkah? Sebab kalau diam, tak akan ada yang memperhatikannya. Sementara cewek kalau dasarnya cantik, dalam diam saja sudah banyak orang memperhatikannya.

Bagi orang bodoh, amarah adalah segalanya. Bagi dia, dengan amarah yang dipertontonkan, dia merasa menang dalam sebuah perdebatan atau masalah.


4. Orang Bodoh Tak Peduli Dengan Perasaan Orang Lain


Dalam sebuah perdebatan atau sebuah konflik, orang bodoh tak mau peduli dengan perasaan orang lain. Dia tak bisa membaca sebuah kalimat dengan bijaksana. Dia tak bisa menyelami sebuah kalimat dari lawan debatnya. Dia tak bisa memahami aura yang terkandung dari sebuah kalimat yang bisa jadi adalah refleksi dari hati lawan debatnya.

Ketika lawan debatnya sedikit cerita soal kesehariannya atau apa yang tengah dialaminya di RL, bagi dia adalah curhat, dan dia justru menghina sepuasnya. Padahal lawan debatnya hanya tengah memberi penjelasan padanya sesuai alur debat. Tetapi ketika dia yang berbicara seperti itu, orang bodoh tak mau hal itu dianggap curhat. Dia akan marah besar dan menggila. Semakin dia menggila, semakin hilang kontrol alur pembicaraannya dan dia makin tidak peduli dengan perasaan lawan debatnya.

Berbeda dengan orang bodoh, orang cerdas tahu apa yang harus dibicarakan. Jikapun dia menyindir lawan debatnya, semua terukur. Dia akan tetap meladeni sebatas hiburan semata. Jikapun pada akhirnya muncul makian, makian itu tak akan berlanjut. Sebab bagi dia, sekali atau dua kali makian yang keluar, itu hanya sebuah ekspresi agar kawan debatnya sadar bahwa dia sudah over limit, sudah diatas ambang batas kesabarannya. Dan dia tak akan menggila hingga menulis komentar berulang-ulang dan memakai capslock.


5. Orang Bodoh Selalu Merasa Dirinya Superior


Dalam sebuah perdebatan atau konflik, orang cerdas punya batasan kapan harus bicara kapan harus diam. Dia tak harus meladeni setiap komentar yang dianggapnya bisa membuat dia hilang kesabaran atau mengeluarkan amarah. Dari setiap komentarnya selalu terselip motivasi atau menggugah kesadaran orang lain akan sebuah hal yang patut diperhatikan. Bahkan kepada lawan debatnya sekalipun, dia akan mengingatkan agar berhenti menyerang karena semuanya akan sia-sia.

Berbeda dengan orang cerdas, orang bodoh akan terus menciptakan konflik dan provokasi. Dia akan berkonflik dengan siapapun juga meskipun orang lain hanya berkomentar biasa-biasa saja. Bahkan yang tak ikut konflikpun akan diseret oleh orang bodoh untuk sekedar menunjukan bahwa dia superior. Paling pintar dan paling bisa dalam segala hal. Dia merasa jauh lebih baik dari orang lain. Dia tak akan pernah sadar bahwa orang lain menilai kata-katanya. Semakin dia banyak bicara, semakin dia menunjukan kebodohannya. Tapi dia tak akan pernah sadar, sebab bagi dia sebuah kebodohan adalah hal yang membanggakan, tanpa dia sadari.

Demikianlah perbedaan antaran orang bodoh dengan orang cerdas. Ini bisa jadi bahan renungan bagi kita semua. Bisa juga untuk menilai seberapa cerdas atau seberapa bodohnya seorang kaskuser berkomentar atau berdebat dalam sebuah masalah.


Narasi oleh TS.
Gambar-gambar diambil dari Google.
Bahan referensi dari sini



Contoh buat point 2 dan point 5 akhirnya TS mendapatkan bukti langsung.

Quote:


Quote:


Quote:


Quote:


Quote:


Quote:


Quote:


Quote:


Quote:


Quote:


Contohnya orang bodoh itu ente gan.
emoticon-Big Grin
Diubah oleh i.am.legend. 25-12-2019 10:57
anasabila
milktoasthoney
sebelahblog
sebelahblog dan 72 lainnya memberi reputasi
67
29.7K
208
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
The LoungeKASKUS Official
922.7KThread82.2KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.