BULUKUMBA, RADAR SELATAN – “Tidak natal ma di kampungku kodong.” Kalimat ini disampaikan Christ Thamrin, jemaat Katolik di Bulukumba saat penulis menyampaikan ucapan Selamat Natal.

Christ Thamrin bersama 200-an jemaat Katolik lainnya harus lebih bersabar dan menerima kenyataan; tahun ini tak ada perayaan Natal bersama di Rumah Pastoral yang terletak di Jalan Dr Wahidin Bulukumba.

Pasalnya, beberapa hari sebelum rangkaian ibadah Natal digelar, ada isu soal pembubaran paksa oleh sekelompok orang. Pemerintah Daerah langsung bergerak cepat. Mengumpulkan berbagai pihak termasuk panitia Natal Jemaat Katolik di Ruang Rapat Wakil Bupati Bulukumba.

Hasilnya, Pemkab menyiapkan Ruang Pola Kantor Bupati Bulukumba dan Gedung PKK Kabupaten Bulukumba untuk digunakan jemaat Katolik melakukan ibadah (misa) Natal. Usulan pemindahan karena alasan keamanan.

Karena hanya sehari jelang rangkaian ibadah Natal tawaran itu disampaikan, panitia tidak bisa memenuhinya. “Panitia sebenarnya sudah mengantongi rekomendasi dari Bupati Bulukumba soal perayaan Natal bersama di Rumah Pastoral,” ujar Christ Thamrin. Makanya sejak jauh hari, Rumah Pastoral didekorasi sedemikian rupa untuk menyambut Natal.

Pernak-pernik Natal sudah ditata. Pohon Natal dan lampu warna-warni menambah semarak suasana. Sayangnya, keceriaan Natal hilang karena ‘ancaman’ sekelompok orang.

Ketua Panitia Natal Jemaat Katolik pun angkat tangan. “Benar, panitia akhirnya memutuskan tidak ada perayaan Natal bersama tahun ini,” kata drg Anthony Chusmond saat dihubungi RADAR SELATAN, Selasa 24 Desember.

Panitia sangat berterima kasih atas opsi yang ditawarkan pemerintah untuk memindahkan perayaan Natal ke Ruang Pola Kantor Bupati. Tapi mereka tidak bisa lakukan karena waktu yang mepet untuk mendesain dan memindahkan semua aksesoris Natal. Sementara rangkaian ibadah harus segera dilakukan.

Untuk itu, seluruh jemaat Katolik diminta mencari gereja terdekat untuk merayakan Natal bersama keluarga.

“Saya akan ke Makassar bersama keluarga untuk rayakan Natal,” kata Christ Thamrin dengan suara serak. Ia masih tidak bisa menyembunyikan kesedihannya.

Sementara jemaat lain terutama yang kurang mampu mencari daerah terdekat seperti Kabupaten Bantaeng.


Ketua Pemuda Pancasila Bulukumba, Atnan, menyayangkan masih ada sikap dan perilaku intoleran dalam masyarakat. “Nilai-nilai Pancasila jelas sekali. Kita harus menghormati penganut agama lain,” tegasnya

Barokah Lil Alamin

 Mungkin Pelaku penolakan adalah kaum Kuminis atau Shinto atau Zoroastrian

Masya Allah