Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

747.400Avatar border
TS
747.400
Menit-Menit Paling Menentukan Saat Naik Pesawat Terbang
Jakarta - Penulis buku “The Survivor Club–The Secret and Science That Could Save Your Life” Ben Sherwood pernah mengatakan, dua waktu kritis di dalam pesawat terbang adalah tiga menit setelah lepas landas dan delapan menit menjelang mendarat totalnya ada 11 menit kritis atau sering disebut dengan istilah "critical eleven".

Ucapan Sherwood ternyata ada benarnya. Statistik Worldwice Commercial Jet Fleet terbitan Boeing yang dimuat Forbes menunjukkan, kecelakaan pesawat saat dan setelah lepas landas seperti yang terjadi pada Lion Air JT 610 tercatat sebagai waktu kecelakaan nomor dua paling sering terjadi di dunia penerbangan. Sedangkan, waktu kecelakaan terbanyak adalah ketika pesawat mulai menurunkan kecepatan sampai mendarat.

Statistik tersebut mencatat, kecelakaan pesawat saat lepas landas ada 12 kasus atau 18 persen dari keseluruhan insiden pesawat terbang di dunia selama kurun waktu 2007-2016. Sementara itu, kecelakaan ketika pesawat tengah di ketinggian jelajah maksimal terjadi sebanyak enam kali saja atau 11 persen.

Insiden paling sering terjadi pada proses pesawat mendarat, ada 37 kejadian atau 59 persen dari akumulasi kecelakaan di rentang waktu tersebut. Selain itu, enam kasus atau 10 persen kasus kecelakaan terjadi manakala pesawat berjalan di landasan pacu, namun kejadian seperti ini tidak pernah memakan korban jiwa.

Masa-masa pesawat lepas landas hingga mencapai ketinggian jelajah maksimal merupakan periode krusial dalam penerbangan. Pensiunan pilot Angkatan Udara AS Tom Farrier memaparkan, saat pesawat mulai meninggalkan daratan, pilot harus cakap mengendalikan kecepatan pesawat. Jika terlalu rendah, risikonya pesawat kehilangan daya angkat, hingga jatuh. Kasus pesawat terjatuh karena gagal take off pernah menimpa Boeing 737-200 milik Mandala Airlines pada Oktober 2006 di Bandara Polonia, Medan, Sumatera Utara.

“Tantangan terbesar saat lepas landas adalah mengatur kecepatan untuk berakselerasi. Sering kali, butuh waktu lama menyesuaikan kecepatan yang ditentukan pilot untuk lepas landas dengan (kecepatan) untuk pesawat bisa mendaki di udara,” kata Farrier dilansir Forbes.

Menit-Menit Paling Menentukan Saat Naik Pesawat Terbang

Selain itu, seperti dikatakan pensiunan pilot U.S. Airways John Cox, setelah lepas landas atau jelang mendarat, pesawat banyak bermanuver menuju titik yang dituju. Gerakan tersebut juga riskan membuat kapal udara mengalami insiden.

“Lepas landas dan mendarat adalah waktu di mana pesawat berada di posisi yang dekat dengan daratan. Karena itu, kecepatannya rendah, banyak terjadi manuver, dan banyak pesawat lain di sekitar,” kata Cox, dikutip dari USA Today.

Pilot harus tanggap mengambil keputusan cepat saat menghadapi masalah, seperti mesin rusak atau cuaca ekstrem menjelang lepas landas. Terlambat atau salah mengambil keputusan bakal berakibat fatal.

Baca juga:
Bagaimana Sebuah Pesawat Bisa Terangkat dan Terbang di Angkasa?


“Tugas berat pilot adalah ketika ada masalah saat hendak lepas landas, mereka harus mengambil keputusan apakah melanjutkan penerbangan dan menghadapi masalah yang terjadi di udara, atau jika situasi sangat berbahaya, memutuskan untuk batal terbang dengan risiko tergelincir keluar landasan pacu.” ujar Farrier.

Data International Civil Aviation Organization (ICAO)—organisasi penerbangan sipil internasional—ada tiga penyebab kecelakaan pesawat udara yang paling sering terjadi. Di antaranya adalah, runway safety (masalah pada landasan pacu), Controlled Flight Into Terrain (CFIT/kecelakaan karena pilot kehilangan kendali), dan Loss of Control in Flight (LOC-I/keluar jalur penerbangan).

ICAO mencatat sejak 2008-2017, ada 548 kasus kecelakaan pesawat terkait landasan pacu, lalu ada 30 kecelakaan akibat kehilangan kendali, dan 36 tragedi kecelakaan karena pesawat keluar jalur penerbangan resmi.

Baca juga:
Lebur bak Kulit Telur: Risiko Terburuk Pesawat Mendarat di Air

Insiden karena masalah landasan pacu memiliki fatalitas paling rendah meskipun kuantitas kejadian yang terbanyak. Selama kurun waktu tersebut, kecelakaan akibat landasan terbang menelan 338 korban jiwa, sementara, CFIT dan LOC-I masing-masing menyebabkan 962 orang dan 1.577 orang meninggal dunia.

Di lain sisi, sekalipun kecelakaan pesawat udara kerap menyedot perhatian dan terkesan angker, armada tersebut dicap sebagai alat transportasi paling aman. International Air Transport Association (IATA) mencatat, pada 2017 intensitas kecelakaan pesawat hanya satu kasus dari setiap 8,7 juta penerbangan per tahun di seluruh dunia.

“Industri (penerbangan) tahu bahwa setiap kecelakaan adalah tragedi. Tujuan kami adalah setiap penerbangan mulai dari lepas landas dan mendarat berjalan aman,” kata CEO dan Direktur Umum IATA Alexandre de Juniac.

https://tirto.id/menit-menit-paling-...t-terbang-c8P3

Apa rasanya ya jika pesawat yang kita tumpangi jatuh? Melihat potongan potongan tubuh manusia, peaawat adalah moda transportasi paling keren sekaligus paling mematikan di dunia. Padahal sebenarnya pesawat itu adalah moda transportasi paling aman di dunia karena perbandingab kecelakaan nya adalah 1:1.000.000
Diubah oleh 747.400 19-12-2019 01:32
sebelahblog
4iinch
4iinch dan sebelahblog memberi reputasi
2
795
7
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita dan Politik
Berita dan PolitikKASKUS Official
672.1KThread41.8KAnggota
Urutkan
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.