JulidHatiAvatar border
TS
JulidHati
Ampun! Hidup Penuh Iklan Di mana-mana
     
Kisah suatu negeri yang hidup damai, nyaman dan tentram. Sejalan dengan perkembangan zaman, negeri itu pun harus mulai beradaptasi dengan berbagai perkembangan zaman.. salah satunya adalah teknologi & internet yang dapat dimanfaatkan sebagai jalur emas untuk pemasaran produk. Dahulu negeri ini hanya memiliki media seperti televisi, radio, flyer / spanduk sebagai media dalam gembar-gemborkan kampanye, contohnya spanduk yang ada ditempat strategis, misalkan pertigaan, per empatan, ataupun di pusat keramaian sebagai salah tempat strategis untuk publikasi. Paling kentara, adalah ketika negeri tersebut sambut pesta pemilihan umum, dimana para calon pun berusaha mendekatkan pada masyarakat dengan memasang iklan dalam bentuk spanduk dan poster dengan tujuan menggait suara rakjat.

Sejalan dengan waktu negeri ini pun diselimuti gelombang digitalisasi, menggunakan smartphone, dan gadget lain seperti laptop, PC, tablet, hingga smartwatch yang menempel dilengan tangan. “Tak bisa lepas dari gadget,” itulah kebiasaan masyarakat negeri tersebut, dimana berbagai aktivitas berbantu gadget yang terhubung dengan internet sehingga warga negeri ini manfaatkan untuk mencari berita terkini, browsing di internet, media sosial, hingga mendapatkan hiburan.


24/7 dengan Dunia Maya



Seluruh warga seakan tak bisa lepas dari candu dunia maya, sampai pada satu titik berbagai aktivitas dilakukan secara online hanya dari genggaman tangan. Entah kemunduran atau bukan, beberapa orang mulai terdekatkan dengan yang jauh, namun beberapa ada pula yang terjauhkan dengan yang dekat. Bisa ditemuin, ketika 4 atau 6 orang sedang berkumpul, dimana setiap orang pun akan disibukkan  masing-masing dengan gawai yang mereka gunakan. Tanpa mereka sadari, setiap jejak digital warga di ranah maya adalah data. Dimana data tersebut kalau diolah maka tentu akan memberikan informasi yang bermanfaat bagi para marketer, misalnya jadi insightyang akan membantu proses pengambilan keputusan dalam menjalankan campaign memasarkan suatu produk. emoticon-Cool


Iklan Is Everywhere...

Sedari bangun tidur hingga sebelum tidur.. hidup kita selalu diikuti oleh iklan apa saja yang tampil di depan mata kita, kita dengarkan, dan secara tidak langsung pun mungkin masuk ke dalam otak kita.

Quote:


Terobosan Berbalut Kreatifitas.... atau ini Terlalu Memaksakan?

Sebagai konsumen di negeri ini, terkadang hamba serasa sedih.. Hal ini hamba temukan ketika sedang menonton film/sinetron atau tontonan di layar kaca, dimana iklan sudah masuk dalam cerita film tersebut, bahkan tanpa basa basi secara gamblang sang pemeran memaparkan Unique Selling Proposition (USP)dari produk yang di iklankan. Itu baru dari ranah visual di Tipi, sementara dari dunia teks & visual lain seperti media sosial, pengguna di negeri ini seakan dicekokin oleh berbagai iklan yang tampil di feed berbentuk widget ataupun postingan yang berbentuk native . Tak kalah masif, adalah menjulangnya postingan rezim influencer yang laris manis sebagai salah satu strategi marketing yang diambil oleh para pengiklan. Tak jarang, mereka yang salah tactic sehingga failed dalam usahanya terjun mencoba peruntungan memanfaatkan ketenaran dan banyaknya follower dari seorang influencer

Yes .. Failed ! Beberapa kampanye yang digalakan di jejaring sosial berupa postingan (foto/video) tersebut pun kurang diminati.. buktinya dari segi komentar, likes/love, serta share yang kerap dijadikan ukuran pun masih minim, apalagi untuk tembus ke proses acquisition.. ohh ya.. sebelum lanjut membahas soal acquisition, perlu hamba singgung dulu. Biasanya, kampanye itu akan menyesuaikan dengan goal/objective dari pengiklan, apakah itu sebatas untuk meningkatkan awareness, engagement, atau memang tujuannya adalah untuk acquisition (pembelian/install, dan lainnya)... tentu ini akan menyesuaikan pula dengan objective dari marketing funnel-nya (TOFU, MOFU, BOFU). 



Kalau sudah lewat/mendekati durasi kampanye dan KPI tak tembus pula... banyak jalan yang dilakukan, salah satunya adalah jalankan misi amplify yang tujuannya untuk boost performa iklan tersebut. 


Mana yang iklan & Mana yang Bukan Iklan...

Bagi para penganut iklan yang suka to the point alias hard sell, masyarakat rasanya sudah bisa menilai dengan pesan secara terang-terangan yang ingin disampaikan oleh para pengiklan. Penganut paham ini secara langsung menyampaikan masalah, mengenalkan produk, dan menawarkan solusi dengan selling point yang dimiliki oleh produk tersebut. Berbeda cerita dengan para pengiklan yang masuk dalam kaum soft sell, dimana segala materi iklan yang dibungkus sedemikian rupa menggunakan scenario tertentu mereka berusaha menyampaikan pesan dari kampanyenya secara halus.

Ada lagi pengikut kaum Campuran, dimana mereka memadukan hard sell dan soft sell sehingga scenario dibentuk sebagai langkah soft sell, namun dalam materi tersebut dibumbui insertion yang beberapa kampanye berani menginformasikan secara gamblang emoticon-Cape d....


Penting Untuk Digaris Bawahi
Quote:

Bagaimana dengan pendapat warga... ? emoticon-Cool


Diubah oleh JulidHati 21-11-2019 13:05
sebelahblog
sebelahblog memberi reputasi
1
517
4
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
The LoungeKASKUS Official
922.7KThread82.2KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.