Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

andinaaurelitaAvatar border
TS
andinaaurelita
Lembaran Hidup Baru
Lembaran Hidup Baru
Kalimat "lembaran hidup baru", biasa identik dengan pernikahan. Nggak juga, keles. Pada kenyataannya banyak lembaran-lembaran baru lainnya. Saya pribadi suka lembaran merah, bergambar Proklamator bangsa kita, hehe. Ada juga lembaran "edible film" yang melapisi permen susu yang bisa di'hap' langsung.

Skip.

Ada beberapa momentum atau masa saat memasuki fase kehidupan baru. Ini murni hasil pengamatan dan (ehm) sedikit pengalaman saya. Setiap orang bisa berbeda-beda. Jangan terpaku hanya pada opini unik dari saya, ya? Apa saja, sih?Yuk, kita simak.

Lembaran hidup baru seseorang bisa dimulai karena ikatan pernikahan. Menikah itu minum teh. He? Itu pendapat keponakan teman saya, hehe. Menikah itu bersatunya dua insan beserta keluarga besar plus paket lengkapnya. Setelah survei, bertanya dan mengamati satu dua pria pria menikah (ini jelas tidak bisa dipertanggung jawabkan secara keilmuan), kebanyakan pria akan mempertimbangkan semua hal hingga akhirnya memutuskan menikah. Semua? Iyes. Sampai resiko ia kecelup neraka gegara dosa istrinya? Iyes. Sampai resiko terburuk kalo bikin anak gadis orang mewek? Iyees. Fase ia tak secantik dan sebohay jaman PDKT? ... 😎

Sama hal dengan perempuan. Resiko muka kucel badan berubah wujud demi fase hamil dan menyusui? Iyes. Fase hang out sama sapu, dapur, sumur dan (ehm) kasur? Iyees. Fase ia yang meminangmu tak seindah novel percintaan di musim panas? .... 😏

Seru, kan? Itu kenapa menikah disebut lembaran hidup baru. Seperti sekotak besar coklat, kamu tak pernah tahu dapat coklat isi apa saat menggigitnya. Komplit dan kompleks. Suka dan duka. Komitmen dan tanggung jawab. Sabar dan ikhlas.

Next.

Memutuskan hijrah, menjadi manusia yang lebih religius, juga fase hidup baru. Saya memakai jilbab tanpa ada persiapan. Tring! Terjadi begitu saja. Begitu pula mereka yang memutuskan hijrah. Lebih baik dari sebelumnya. Bertaubat. Memasuki dunia yang berbeda dari masa lalunya. Resiko? Selalu ada. Saya kehilangan satu dua teman, berganti teman yang menghargai keputusan hijrah. Netizen yang budiman bin julid juga bisa jadi ada. Senyum dan doa menjadi jawaban terbaik, disusul dengan prestasi atau bukti kesungguhan untuk lebih baik.

Move on dari mantan kekasih, kebiasaan hidup yang buruk, lingkungan yang tak baik, manusia yang "toxic", hingga tempat kerja yang membuat diri tersiksa, juga termasuk dalam "lembaran" itu. Ada nasihat menarik yang saya terima, saat hati sedang lumat-lumatnya seperti bubur.

"Kelak, kamu akan menoleh ke belakang (masa lalu) dan tertawa saat mengingat masa-masa ini."

Saya ngambek saat nasihat itu datang. Kini, sepuluh tahun setelahnya. Saya beneran tertawa bersama "ia yang tak mau kusebut namanya". Kami sepakat menjadi teman, saling memaafkan dan ikhlas pada kenyataan bahwa kami berdua bukan jodoh.

Jelas bahwa move itu memulai hidup baru tanpa "sesuatu/seseorang". Susah? Bisa iya dan tidak. Saat ini, memasuki tahun ketiga saya move on sepeninggal kakak wafat. Saya sudah nggak ngetik sambil mewek liat keyboard, tapi belum bisa menulis semua hal tentang beliau. Ini namanya fase. Nikmati saja.

Lanjut.

Lembaran baru saat menjadi orang tua.
Welcome to the club. Lima tahun pertama dengan buah hati adalah saat dimana pasangan suami istri harus sabar, hehe. Konteks apapun terutama untuk ranah pribadi. Suami akan sibuk dengan pekerjaan (demi nyonya dan buah hati) dan istri lebih fokus dengan anak dan urusan rumah belum lagi pekerjaannya (jika bekerja di luar rumah atau memiliki kesibukan lain). Kelap-kelip merah jambu bisa luruh seiring perjalanan waktu. Kurang tidur, kelelahan, butuh dukungan, suport, kurang komunikasi dan lain lain, menjadi lembaran baru yang semakin seru. Lebih seru dari fase pengantin baru. Saya nggak menarik secara fisik, sensitif dan lumayan koprol saat fase ini. Serem ya? Nggak, kok. Kan menjalaninya berdua, eh rame-rame sama buah hati yang unyu, menggemaskan dan bikin makin bersyukur atas banyak hal pada Tuhan.

Masih banyak lembaran hidup baru lainnya.
Pindah rumah, menikahkan anak, pensiun, dll.

Oh, ketinggalan satu. Last but not least.
Lembaran baru setiap satu tahun sekali. Bisa saat tahun baru atau bergantinya usia. Ada manusia yang cuek, seperti sahabat saya. Dia tak pernah merayakan dan mengucapkan selamat ulang tahun. Sebagian manusia lain membuat resolusi masa depan dan melakukan monolog dengan Tuhan. Ada yang lupa kapan ia dilahirkan. Merayakan saat penting dalam keheningan dan kesendirian.Beberapa orang diberi rezeki teman dan keluarga yang penuh kasih, memberi doa terbaik dan dukungan. Ini fase hidup juga. Apapun itu, bagi saya kembali ke pribadi kita. Usia banyak tak menentukan kedewasaan. Bertambah tua mutlak. Bertambah dewasa, bijaksana dan makin merunduk seperti padi itu pilihan. Jadi? Nikmati setiap lembaran hidup "baru" yang sedang Anda jalani atau akan ditemui. Syukuri setiap lembaran yang telah lalu.

Sekian.

15 Desember 2019.

Gambar : Dokumentasi Pribadi
tata604
lina.wh
NadaMaya
NadaMaya dan 4 lainnya memberi reputasi
5
1.7K
7
GuestAvatar border
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Inspirasi
InspirasiKASKUS Official
10.5KThread6.7KAnggota
Urutkan
Terlama
GuestAvatar border
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.