i.am.legend.
TS
i.am.legend.
Nadiem Makarim: Dunia Tak Butuh Anak-anak yang Jago Menghafal


Nadiem Makarim: Dunia Tak Butuh Anak-anak yang Jago Menghafal

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim menggagas konsep kebijakan pendidikan "Merdeka Belajar" selama periode menjabat. Nadiem menuturkan, konsep ini mengambil esensi dari pendidikan Ki Hajar Dewantara.

Konsep ini diharapkan bisa membebaskan instansi pendidikan agar bisa berubah serta diharapkan bisa menjadi solusi agar anak-anak bisa berkreasi dan berinovasi.

"Ini yang Indonesia butuhkan di masa depan. Mohon maaf, dunia tidak membutuhkan anak-anak yang jago menghafal," kata Nadiem saat rapat bersama Komisi X DPR RI di Kompleks Parlemen, Senayan pada Kamis, 12 Desember 2019.

Nadiem mengatakan, konsep ini tengah digodok dan sedang digarap oleh Kemendikbud. Dia meminta semua pihak bersabar dalam waktu beberapa bulan ke depan untuk dimatangkan. Dia juga menyayangkan kritik-kritik yang disampaikan sejumlah pihak bahwa Nadiem coba-coba dalam mengubah sistem pendidikan.

"Jadi setiap kali, saya sedih kalau mendengar reaksi bahwa percobaan itu bukan suatu hal bisa dilakukan di dunia pendidikan. Saya selalu mendengar itu, sering sekali," ujar Nadiem.

Sementara itu, kata Nadiem, satu-satunya cara untuk berinovasi adalah melakukan berbagai macam percobaan. "Saya harus bicara seperti ini sejujurnya. Inilah yang seharusnya terjadi, para guru harus diberikan kebebasan untuk mencoba hal-hal baru, dan tanpa itu kita gak akan maju sebagai negara, itu namanya inovasi," ujar Nadiem Makarim.

Sejauh ini, Nadiem tengah menyiapkan empat rencana kebijakan pendidikan yang disebutnya dengan kebijakan “Merdeka Belajar” itu. Kebijakan itu meliputi perubahan pada USBN, Ujian Nasional (UN), Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), dan Peraturan Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) Zonasi.
sumber

☆☆☆☆☆

Sebelumnya, gw mau memberi penghargaan yang setinggi-tingginya kepada para Guru Besar, Rektor, Dosen, hingga para Profesor dan Doktor yang bisa menerima kehadiran seorang Nadiem Makarim, orang baru dalam dunia pendidikan yang dipilih Joowi sebagai kejutan di pemerintahan periode kedua ini.

Mas Menteri, itu sebutan kehormatannya.
Dan Mas Menteri ini sepertinya tidak main-main dalam menyiapkan konsep pendidikan kita agar sejajar dengan negara-negara lain yang lebih maju dalam bidang pendidikan.

Bahkan kritikan dari seorang JK pun mengenai UN, dijawab lugas oleh Nadiem. Dan memang benar, siapa bilang tanpa adanya UN membuat lemah generasi muda kita? Apa tolak ukurnya?

Bertahun-tahun, dunia pendidikan kita dipenuhi oleh buku pelajaran yang tebal. Dan ketebalan buku itu terkadang hanya berputar-putar pada permainan kata. Makin berputar, makin sulit dimengerti.

Seperti halnya sebuah soal matematika. Yang diperlukan adalah mengerti rumus. Percuma hafal rumus jika penyelesaiannya tidak mengerti. Dan karena hanya bisa menghafal rumus, ketika rumus tersebut dibalik, maka bingunglah yang mengerjakan soal. Ini konsep matematika.

Alangkah kasihannya generasi muda kita, dipaksa membawa buku pelajaran super tebal yang memenuhi tas sekolahnya. Dipaksa menghafal luar kepala isi buku sampai susunan kalimatnya. Hanya menghafal, tanpa mengerti apa yang dihafal.

Tapi pendidikan kita sebenarnya seperti jalan ditempat. Sejak SD hingga SMA atau SMK. Baru setelah menempuh pendidikan lebih tinggi, pendidikan itu terasa lepas. Baru ada kebebasan disana. Dan ini yang mungkin akan diubah oleh Nadiem Makarim.

Sebenarnya masalah utama pendidikan kita adalah semboyan : Ganti Menteri, Ganti Sistem.

Tak pernah ada hal yang dibuat baku. Selalu berubah. Jika seorang Nadiem bisa membuat sebuah sistem yang baku, seperti sistem e-budgeting, maka arah pendidikan kita akan berubah cepat. Masalahnya tidak semua orang yang menjabat sebagai Menteri Pendidikan punya konsep yang sama atau ego yang minim. Jangankan didalam bidang pendidikan, dibidang kelautan saja, menteri terpilih langsung menshutdown sistem yang telah 5 tahun dipakai. Ego? Bisa jadi? Sok jago? Gak tau. Tapi hampir semua menteri punya tabiat seperti ini. Jangankan menteri. Seorang Gubernur saja bisa membatalkan Pergub yang telah baku dan dipakai bertahun-tahun. Dan itu fakta.

Dan masalah terbesar bangsa ini, yang menghalangi kemajuan bangsa ini dalam bidang pendidikan adalah Korupsi! Banyak kepentingan yang bermain. Para pelaku pendidikan, para penerbit, para pengusaha percetakan, semua berkutat dengan jatah korupsi masing-masing.

Apa yang tidak dikorupsi dalam bidang pendidikan? Bahkan dana bantuan pemerintah untuk sekolah saja kena pungli. Turun 100 juta, sampai kebawah jadi 60 juta.

Dan ingat! Pendidikan kita terbagi dalam 2 jalur. Jalur umum dan jalur khusus. Jalur umum dikelola oleh Menteri Pendidikan, jalur Madrasah dikelola oleh Menteri Agama. Dan kedua Kementerian ini termasuk dalam lembaga terkorup!

Harus ada kolaborasi antara Menteri Pendidikan dan Menteri Agama untuk memajukan pendidikan kita. Ini jika kita mau memutus mata rantai yang membelenggu dunia pendidikan kita.

Bisakah seorang Nadiem Makarim merubah ini semua? Kita tunggu saja.

"Hallo Pak. Uang bayaran saya sudah saya bayar dengan Gopay ya Pak."

Theistsebelahblog4iinch
4iinch dan 104 lainnya memberi reputasi
99
39.9K
381
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita dan Politik
Berita dan Politik
icon
669.2KThread39.7KAnggota
Terlama
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.