BABAK BELUR: Dua tersangka yang babak belur dimassa.

MEDAN-Dua tersangka kasus jambret harus menginap di sel Polsek Medan Area usai beraksi pada Selasa (3/12/2019) sekira pukul.20.00 wib.

Kedua tersangka yakni Fajar Ramadhan ,17, warga Jl.Bandar Setia Gg Swadaya 1 dan Ariady ,18, juga warga yang sama. Selain itu turut disita barang bukti satu buah hp dan sepeda motor.

Informasi diperoleh, kasus penjambretan itu terjadi pada Selasa (3/12/2019) sekira pukul 19.30 Wib di Jl.AR Hakim simpang Sukaramai Kel.Tegalsari Mandala I Kec.Medan Area.

Saat itu korban, Suken Wirayuda Putra Sinaga, 18, warga Jl. Perumnas Mandala Pipit 7 Kel.Tegalsari Mandala II Kec.Percut Sei Tuan baru pulang dari Jl. HM Joni untuk membeli buku gambar.

Sesampainya di Jl.AR Hakim depan SPBU pukul 20.00 wib, empat orang pelaku menggunakan dua sepeda motor memepet sepeda motor korban.

"Berhenti, berhenti," teriak pelaku. Begitu berhenti, korban menanyakan kenapa disuruh berhenti.

"Apa maksud kau, kau yang salah kau yang marah-marah," ujar korban.

Namun salah seorang salah seorang pelaku mengajak duel di simpang Sukaramai. Namun hal itu tak dipedulikan korban dan terus melajukan kenderaannya.

Begitu sampai di Pasar Sukaramai, salah seorang pelaku merampas HP dari tangan korban dan kemudian para tersangka melarikan diri dengan berpencar ke arah Jl.Asia Mega Mas dan satu lagi yang mengendarai kereta ke arah Aksara Medan. Namun tersangka menabrak pengendara sepeda motor.

Kedua tersangka langsung dihajar massa hingga babak belur. Mendapat laporan ada jambret dimassa, petugas Polsek Medan Area turun ke lokasi dan membawa keduanya ke mako.

Kapolsek Medan Area, Kompol Anjas A. Siregar melalui Kanit Reskrim Iptu ALP Tambunan membenarkan pihaknya mengamankan tersangka jambret.

"Dua tersangka berhasil diamankan, sedangkan dua orang lagi masih diburu," ujar Tambunan. (ka)

https://www.metro-online.co/2019/12/...bak-belur.html
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Yah begitulah kondisi medan, musti waspada setiap detik, karena jalanan full dengan putera mamak fetak dari bocah hingga manula, yang setiap saat siap mempraktekkan kearifan lokal ke warga, mulai dari jambret, malak parkir, malak SPSI, dst

Seiring berjalan nya waktu, barisan preman fefek mamak semakin subur karena dibiarkan oleh aparat negara teroris ormas ceria yang bernama Indonesia

Dan kalian warga pembayar pajak semakin lemah dan mati di fefekin para penghuni fuckter tepi kali k0nt0l deli dan tepi rel kereta api

Kemerdekaan dari Negara ormas teroris ceria dgn overdosis ratusan jenderal pengangguran adalah mutlak untuk semua propinsi , tidak terbatas hanya papua

entar lagi pilkada 2020 kan ? nah nanti banyak tuh jenderal2 mencalonkan diri dengan alasan2 KLASIK:

- "saya ingin membenahi kampung halaman saya di sumut"

- "rasa cinta saya sebagai putera daerah sumut yang di perantauan"

- "saya ingin membangun sumut dan budidaya preman eh pemuda"

- ketua DPC/DPP/MPC/Ranting/GOT setempat/Masjid/Gereja/Vihara/whatever, yang loreng2 dan yang serba putih berbaris mendukung figur saya yang alim, rajin ibadah, mantan jenderal jantan yang berbintang 10000, ada spanduk pose saya pakai pakaian jantan dengan tanda pangkat dan ada spanduk pose saya pakai pakaian religius depan tempat ibadah

Dan sesuai prinsip Bhinneka Tunggal Ika, maka para calon pilkada 2020 di sumut, walau beragam2, ada yang jenderal, ada yang sipil, ada yang kulit hitam dekil, ada yang kulit sawo bosok , ada yang pakai gamis, ada yang pakai kalung salib, ada yang gundul bertasbih, tetap semuanya sama2 TAK ADA REKAM PRESTASI SAMA SEKALI

Konsultasikan kearifan lokal brani brapa ke ketua ranting di wilayah anda dalam rangka menyambut pilkada 2020