extreme78Avatar border
TS
extreme78
Ortu Bayi Tanpa Anus Terbelit Utang Rentenir demi Biayai Operasi Anaknya


Mojokerto - Bayi laki-laki di Kota Mojokerto mengalami kelainan atresia ani atau tidak mempunyai lubang anus sejak lahir. Kedua orang tuanya saat ini terbelit utang di rentenir hingga belasan juta rupiah untuk membayar biaya operasi bayinya.

Naufal Putra Aditya merupakan anak kedua dari dua bersaudara pasangan Risky Junianto (25) dan Nanik Mariyati (34). Bayi yang kini berusia 35 hari itu harus buang air besar (BAB) melalui lubang di perut depan sebelah kirinya karena, sejak lahir Rabu (6/11) malam, Naufal tidak mempunyai lubang anus.

Untuk membuat lubang BAB di perutnya, bayi Naufal harus menjalani operasi di RSU Dr Soetomo, Surabaya, pada Jumat (8/11). Kini Naufal sudah bisa BAB melalui lubang tersebut. Kotorannya ditampung sementara menggunakan kantong kolostomi.

Ayah Naufal, Risky, mengatakan harus membayar biaya perawatan buah hatinya yang mencapai Rp 16,5 juta. Sebab, Naufal belum mempunyai Kartu Indonesia Sehat (KIS) maupun terdaftar sebagai peserta BPJS Kesehatan mandiri.

Mulai biaya lahiran di bidan Dusun Bekucuk, Desa Tempuran, Kecamatan Sooko, Kabupaten Mojokerto Rp 1,5 juta, biaya perawatan di RSUD RA Basuni, Kecamatan Gedeg, Rp 2 juta, hingga biaya operasi di RSU Dr Soetomo Rp 13 juta.

"Selama ini saya pakai biaya pribadi. Kalau ditotal dengan biaya transportasi dan akomodasi mencapai Rp 20 juta," kata Risky saat berbincang dengan detikcom di rumahnya, Lingkungan Randegan RT 4 RW 2, Kelurahan Kedundung, Kecamatan Magersari, Kota Mojokerto, Selasa (10/12/2019).


Selama ini, lanjut Risky, dirinya hanya mengandalkan penghasilan sebagai buruh serabutan. Rata-rata bapak dua anak ini mendapatkan upah Rp 1-1,5 juta per bulan.

Penghasilannya yang pas-pasan membuat Risky tak mampu membayar biaya operasi Naufal di RSU Dr Soetomo. Dia terpaksa berutang kepada rentenir senilai Rp 13 juta.

Bunga yang harus dibayar ke rentenir tersebut cukup mencekik, yaitu sebesar 40 persen, sehingga kini utang yang membelitnya mencapai Rp 18,2 juta.

"Bunga per satu jutanya Rp 400 ribu. Tanggal 22 Desember 2019 harus saya lunasi semua. Kalau tidak, bunganya akan membengkak," terangnya.

Tidak hanya itu, Risky juga harus menanggung biaya untuk membeli kantong kolostomi bagi Naufal. Rata-rata setiap hari Naufal membutuhkan 2 kantong untuk menampung kotoran. Setiap kantong seharga Rp 68 ribu.

Kantong kolostomi harus terus disediakan hingga Naufal berusia 6 bulan. Karena dokter baru bisa mengoperasi Naufal pada usia tersebut untuk membuat lubang anus permanen.

"Rencana saya mau mengurus BPJS Kesehatan mandiri supaya saat Naufal operasi nanti tidak kena biaya besar," tandasnya.

Apa yang terjadi pada keluarga Risky dan Nanik menjadi bukti program Universal Health Coverage (UHC) yang dijalankan Pemkot Mojokerto selama dua tahun terakhir, belum menyentuh semua warga kurang mampu di Kota Onde-onde. Padahal Pemkot menganggarkan Rp 17 miliar untuk membayar iuran BPJS Kesehatan penduduknya.


https://m.detik.com/news/berita-jawa...perasi-anaknya

SEMOGA DEDEK BISA CEPAT DI OPERASI DAN MENJADI NORMAL KEMBALIemoticon-Malu
Diubah oleh extreme78 10-12-2019 10:11
liee
sebelahblog
4iinch
4iinch dan 3 lainnya memberi reputasi
4
864
12
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita dan Politik
Berita dan PolitikKASKUS Official
670.7KThread40.8KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.