Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

ikehde25Avatar border
TS
ikehde25
Game Online Bukan Segalanya, Jangan Sampai Terlena
Halo temen-temen, udah mabar belom ? wkwk
Hari gini siapa sih yang ga ngerti kata “mabar” ? pasti udah pada ngerti semua kan.. Mabar adalah singkatan dari main bareng, Dalam hal ini mabar sendiri merupakan sebuah istilah yang digunakan oleh seseorang untuk mengajak orang lain bermain game secara bersama-sama. Mulai dari anak-anak, remaja, sampai dewasa pasti tidak asing dengan kata mabar. Apalagi di kalangan yang sudah addict terhadap game. Mabar bisa jadi menjadi sebuah kewajiban, sampai-sampai bisa juga loh menjadi sebuah kebutuhan. Kalau sudah menjadi kebutuhan apakah bisa dikatakan seseorang tersebut kecanduan ?? untuk lebih jelasnya kita bahas bareng-bareng yuk teman-teman..

Game Online
Pada era 4.0, teknologi yang berkembang semakin pesat dan semakin canggih. Contohnya dalam dunia game, game online pun semakin hari semakin banyak peminatnya. Berbagai perusahaan  besar game di dunia berlomba-lomba untuk menarik perhatian pengguna game untuk memainkannya. Lalu apasih game online itu ?

Pengertian dari game online sendiri adalah, sebuah permainan video game yang menggunakan suatu jaringan internet untuk bisa memainkannya. Game online sendiri banyak sekali macamnya, semua orang bisa dengan mudah mendapatkan akses melalui playstore ataupun googleplay. Saat ini game online sangat digemari di kalangan anak-anak, remaja dan juga dewasa karena pada game ini efek-efek visual yang ditampilkan sangatlah menarik perhatian, sehingga tidak heran jika anak-anak sangat menikmati saat bermain game dan juga mendapatkan hiburan tersendiri.

Pasar dari game online cukup beragam mulai dari anak-anak sampai dewasa berusaha untuk dijamah. Kalangan pelajar, mahasiswa hingga yang sudah bekerja tak lepas dari pantauan perusahaan game-game di dunia ini. Namun usia remaja yang merupakan sasaran utama dalam pasar ini. Sehingga tidak sedikit dari mereka yang mulai ketergantungan atau kecanduan terhadap game online yang ada di gadged ataupun di PC.

Menurut seorang remaja, bermain game adalah salah satu cara untuk mengurangi strees atau bosan setelah seharian berjibaku dengan tugas sekolah maupun kegiatan lainnya atau sekedar mengisi waktu luang. Sehingga seorang pemain game pemula atau yang lebih dikenal dengan  sebutan newbie akan merasakan adanya dampak positif setelah ia bermain game karena seorang pemula akan bermain game hanya dengan tujuan have fun tanpa memikirkan kalah menang dan akan bermain secukupnya karena kembali lagi ke tujuan awal mereka bermain game just for fun.
Namun hal lain akan datang, seiring berjalannya waktu remaja-remaja pemula ini akan merasakan kepuasan tersendiri setelah mereka memenangkan permainan, atau menyelesaikan sebuah misi dan mendapatkan reward berupa kemenangan. Mereka akan semakin tertantang untuk menyelesaikan level setelahnya dan selalu penasaran untuk bermain lagi dan lagi.
Kenapa penasaran ?? Karena game tersebut akan selalu memberikan reward setelah seseorang berhasil menyelesaikan level sebelumnya dan naik level selanjutnya. Jadi, disini ada penguatan yang diberikan kepada seseorang yang berhasil memenangkan game tersebut, sehingga timbullah motivasi-motivasi untuk memaikannya lagi dan lagi. Tidak hanya itu saat mereka kalah mereka tidak akan mendapat apa-apa dan dari hal itu juga dapat membuat seorang pemain game akan berusaha untuk mengasah skil-skil bermainnya dan mendapatkan reward seperti teman-temannya yang telah berhasil.
Fase Kecanduan
Seseorang bisa dikatakan kecanduan game, jika memainkan game tersebut secara berlebihan atau seseorang tersebut menganggap game yang ada di gadgednya adalah segalanya dan tidak ada hal lain yang ingin dilakukan selain bermain game, game, dan game.
Menurut  (Prastyo, 2017) ada tujuh indikasi untuk mengetahui seseorang kecanduan game, jika ada empat diantaranya maka dapat ditetapkan seseorang tersebut mengalamai kecancuan game.
1. Salience (sepanjang hari selalu berpikir untuk bermain game online)
2. Tolerance (waktu untuk bermain game online akan selalu meningkat, sehari lebih dari 2 jam untuk bermain game)
3. Mood Modification (bermain game digunakan untuk pelarian diri dari masalah)
4. Relapse (adanya kecenderungan bermain game nline ketika offline)
5. Withdrwal (merasa gelisah ketika tidak bermain game online
6. Conflict (bertengkan berlebihan dengan orang lain karena game)
7. Problems (menimbulkan masalah karena mengabaikan hal yang lebih penting dari game)
Adakah kalian termasuk kecanduan dalam bermain game ??
Selain itu terdapat pula dampak negative yang ditimbukan game online ini, karena dalam game online 89% merupakan konten kekerasan sehingga akan berdampak besar bagi penggunanya, apalagi usia anak-anak sampai remaja

1. Prestasi : waktu belajar akan berkurang, seseorang akan malas sehigga prestasi dapat menurun.
2. Sosial : kebanyakan seorang yang sudah kecanduan terhadap game akan susah dalam bersosialisasi dengan dunia luar, karena menurutnya dalam game online mereka sudah mendaatkan segalanya.
3. Kesehatan : sudah pasti memiliki dampak yang besar karena waktu tidur mereka berkurang, jadwal makan yang tidak teratur, dan pada mata akan mengalami kelelahan yang juga menimbulkan pusing.
4. Keuangan : akan cenderung lebih boros karena agar game yang dimainkannya terlihat lebih menarik makan, tak jarang seseorang mengahabiskan uang jajan demi game.

Wahh ngeri juga yaa temen-temen, lalu bagaimana jika seseorang di sekitar kita seperti, adik, kakak atau teman kita sendiri mengalami kecanduan game ? Bagaimana penanganannya ?? Apa yang harus kita lakukan ??

Baiklah mari kita bahas satu per satu untuk menanganinya..

Menurut Skinner, perilaku merupakan respon atau reaksi seseorang terhadap stimulus atau rangsangan dari luar. Sehingga perilaku dapat terjadi karena adanya proses stimulus terhadap oraganisme, yang kemudian organisme tersebut memberikan respon atau yang lebih dikenal dengan teori S-O-R.
Contoh, jika seorang anak-anak atau remaja mengalami kecanduan game kemudian menimbulkan perbedaan perilaku dari sebelumya, seperti ketika sedang asyik bermain game maka tidak akan memperdulikan keadaan disekitar, perilaku anak akan menjadi lebih agresig atau mudah marah. Perilaku demikian disebut juga sebagai perilaku maladaptive.
Untuk mengatasi kecanduan game pada anak-anak atau remaja, salah satu hal yang dapat kita lakukan adalah dengan cara melakukan konseling behavioral menggunakan teknik modelling.

Konseling Behavioral dengan Teknik Modelling
Menggunakan desain A-B yaitu desain yang mendasari dasar SSR dimana (A=kondisi baseline, B=kondisi intervensi). A-B menunjukkan dua tahapan yang harus dilakukan, sebagaimana A adalah data baseline (pre test) dan B adalah intervensi (post test).

a. Penggalian Data A (baseline)
Data baseline digunakan untuk mencatat tingkat perilaku seseorang sebelum diberikan intervensi. Tujuannya yaitu untuk mengetahu data-data mengenai seberapa sering seseorang bermain game online dan dampak apa saja yang dirasakan ketika bermain dan setelah bermain game.
Penggalian Data A (baseline) atau pre test dilakukan dengan cara wawancara dengan indicator-indikator mengenai game online yang telah disiapkan sebelumnya.

b. Penggalian Data B (intervensi)
Hal lain yang dilakukan terhadap konseling individu atau tungga adalah memiliki seri data perilaku seorang subjek setelah diberikan intervensi. Dalam hal ini intervensi yang diberikan adalah konseling behavioral dengan teknik modelling.

Alur desain A-B
Sesi Baseline
• Wawancara
• Mengidentifikasi subjek yang mengalami kecanduan game
• Proses penelitian
Sesi intervensi
• A1 – B1
• A2 – B2
• A3 – B3
• Analisis data
• Selesai

Untuk melakukan analisis data , Sunanto menyebutkan bahwa analisis data merupakan tahap terakhir sebelum menarik kesimpulan. Pada penelitian eksperimen teknik statistic dskriptif adalah teknik yang umum digunakan. Dengan demikian jika melakukan analisis terhadap kasus tunggal tidak perlu menggunakan analisis yang kompleks cukup dengan analisis deskriptiv yang sederhana. Adapun mengenai komponen dalam analisis data sebagai berikut, panjang kondisi, perubahan untuk setiap variabel, level, dan kecenderungan.

Contoh Rancangan Pelaksanaan Konseling Behavioral Teknik Modelling
Konseling Behavioral dapat dilakukan 4-6 pertemuan dengan durasi maksimal 30 menit. Tahap-tahap konseling behavioral  menurut (Habsy, 2014) adalah : Assesment, Goal Setting, Teknik implementasi dan Evaluasi terminasi.

1. Pertemuan 1 : Melakukan assessment terkait tingkat kecanduan game online
2. Pertemuan 2 : merumuskan tujuan konseling tentang bagaimana bahaya kecanduan game online
3. Pertemuan 3 : Mengimplementasikan teknik modelling berkaitan dengan bahaya game online (dapat melalui video)
4. Pertemuan 4 : melakukan follow up

Sebenarnya game online tidak selamanya berdampak negative bagi penggunanya asal dapat menempatkan diri dengan baik dan menggunakan porsi sesuai kebutuhan agar tidak menjadi ketergantuungan dan bermain game just for fun.

Daftar Pustaka
Habsy, B. (2014). Teori dan pendekatan konseling modern dan posy modern. Jombang: Undar press.
Prastyo, Y. (2017). Pembagian tingkat kecanduan game online menggunakan k-means clustering serta korelasinya terhadap prestasi akademik. Elinvo (Electronics, informatics, and vocational education), 2(2), 138. Retrieved from https://doi.org/10.21831/elinvo.v2vi2.17307


warrysangru2
warrysangru2 memberi reputasi
1
281
1
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Education
EducationKASKUS Official
22.5KThread13.6KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.