Ketika seorang budak Afrika setinggi 180 cm mendarat di Jepang, dia mencolok sebagai orang yang berbeda. Menarik perhatian semua orang dengan menyebabkan kerumunan yang ingin melihatnya. Pemandangan seperti itu sangat asing di Kyoto, dia adalah satu-satunya orang Afrika pertama yang datang di pulau itu.


Seorang panglima perang Jepang memerintahkan untuk melepaskan pakaiannya sementara sekelompok pelayan mencoba untuk menghapus "tinta hitam" dari kulitnya. Mereka menyadari bahwa warna kulit pria Afrika itu memang berbeda dengan kulit penduduk Jepang. Panglima perang itu nantinya akan menuntunnya menjadi Samurai Afrika pertama di Jepang. Samurai adalah salah satu simbol warisan budaya Jepang yang paling terkenal, dan hanya sedikit orang asing yang pernah menyandang gelar tersebut. Tetapi ada seorang pria asing yang menonjol dari barisan panjang prajurit Jepang yang mulia.

Yasuke dibawa dari rumahnya di suatu tempat di Mozambik antara Afrika Tengah dan Barat. Dia dijual kepada seorang misionaris bernama Alessandro Valignano. Pada tahun 1579, Pastor Valignano melakukan perjalanan misinya ke Jepang dan membawa Yasuke bersamanya. Yasuke berusia sekitar 24 atau 25 tahun, menjulang tinggi di atas tinggi pria Jepang rata-rata pada ketinggian 180 cm dan memiliki kulit seperti "kayu" atau "arang."


Status selebritasnya segera membangkitkan rasa penasaran Oda Nobunaga, Panglima perang Jepang abad pertengahan yang berusaha menyatukan Jepang dan membawa perdamaian yang dirusak oleh perang saudara. Nobunaga memuji kekuatan dan postur tubuh Yasuke, dia menggambarkan "kekuatannya sebagai kekuatan 10 orang," dan membawanya sebagai pengawal.

Nama asli Afrika-nya tidak diketahui, tetapi Nobunaga memanggilnya Yasuke, kemungkinan besar orang Jepang kesulitan dalam mengucapkan Yesuit hingga menjadi Yasuke. Nobunaga melindungi Yasuke dan memperlakukannya seperti keluarga saat dia mendapatkan kejayaan di medan perang Kastil Azuchi. Dalam waktu kurang dari satu tahun, Yasuke naik pangkat dan bergabung dengan kelas prajurit Jepang, samurai.


Tak lama, Yasuke fasih berbahasa Jepang dan berkuda bersama Nobunaga dalam pertempuran, sebagai salah satu tangan kanan Nobunaga. Yasuke memperoleh beberapa hak istimewa yang didapatkan selama masa jabatannya, termasuk mempunyai kediaman pribadinya, mendapat pedang katana seremonial dan diperbolehkan makan bersama Nobunaga yang hanya beberapa samurai yang memperoleh hak tersebut.

Pada musim panas tahun 1582, tidak lama setelah Yasuke mencapai status samurai, seorang jenderal mengkhianati Nobunaga, mengepung dan membakar kastilnya. Sebagai pejuang yang setia, Yasuke dengan cepat bergabung dengan putra Nobunaga, Oda Nobutada, untuk membantu mempertahankan benteng tetapi tidak berhasil. Benteng itu akhirnya hancur dan pasukan musuh membawa Yasuke ke seorang misionaris Yesuit Eropa di Kyoto, di mana dia tinggal selama sisa hari-harinya dalam ketidakjelasan.

Tapi banyak hal tentang Yasuke yang masih terselubung misteri hingga saat ini. Seperti kebanyakan budak lainnya, detail kehidupan awalnya tidak banyak, dan catatan buruk di Jepang pada abad ke-16. Tidak terlalu mengejutkan, sejak era peperangan atau periode Sengoku, adalah abad yang bergejolak dalam sejarah yang berakhir dengan pertumpahan darah ketika orang-orang besar bersaing untuk menguasai Jepang. Dan selama periode perkembangan budaya dan pergolakan politik itu, Yasuke menjadi catatan kaki bagi pasukan yang bersaing. Meskipun karir samurainya berumur pendek, Yasuke menjadi pahlawan Kurosuke di cerita fiksi anak-anak Jepang.

Sumber 1
Sumber 2