ILUSTRASI

Sangat miris sekali meihat generasi muda-generasi muda diumuran bangku SMP ini yang nampaknya merasa bangga menjadikan diri sebagi geng motor. Di Jogjakarta, komplotan kriminal jalanan ini sengaja melukai dan mencelakai orang-orang dijalanan handa dengan satu alasan yang bukan saja meresahkan, namun juga akan menjadi musuh masyarakat luas.
Seperti dilansir dari Gridmotor.id (2/12/2019) sebanyak 10 anak-anak yang seumuran duduk dibangku Sekolah Menengah Pertama (SMP) menjadi saksi atas perbuatan dua pelaku lainnya yang diringkus Reskrim Polresta Yogyakarta.
Dua anggota Geng motor yang masih bau kencur yang ditangkap adalah RK berusia 15 tahun dan RD berusia 16 tahun bersama rekan-rekannya melakukan pembancokkan di Jalan Ireda, Yogyakarta. Korbannya bernama Mohammad (18) saat itu sedang mengendarai sepeda motor pada hari Minggu, 1 Desember malam kemarin.
Beberapa jam setelah melakukan aksi kriminal jalanannya, pihak Kepolisian Polresta Yogyakarta langsung bereaksi meringkusnya. Sangat emosi dan gregetan mendengar pengakuan bocah-bocah itu dihadapan petugas. Alasannya melakukan keonaran dengan melukai orang-orang yang dijumpai dijalanan itu hanya "ingin mencari musuh."
"Motifnya mereka golek (mencari) lawan, memang sengaja, niatnya cari musuh. Pelaku dan korban tidak saling kenal," ungkap Kasat Reskrim Polresta Yogyakarta, Kompol Sutikno, dikutip dari Gridmotor.id (2/12/2019).
Istilah tersangka terhadap dua pelaku geng motor ini tak berlaku karena masih anak dibawah umur. Menurut Kompol Sutikno dalam Undang-undang anak itu, bahasanya anak berhadapan dengan hukum (ABH). Dalam aksinya anak-anak yang mengaku geng motor ini sengaja keluar malam hanya untuk mencari lawan dengan berkeiling wilayah Yogyakarta.

Kenapa dengan anak-anak ini, bagaimana dengan cara belajar disekolahnya, bagaimana dengan kehidupan dilingkungan keluarganya. Karena setiap orang tua tidak akan pernah menginginkan anak-anaknya tumbuh kembang menjadi begundal-begundal yang bukan saja musuh negara karena melawan hukum namun juga akan menjadi musuh bagi masyarakat banyak.**