Hallo Agan Sista, saudaraku sesama netizen negeri ber-'flower', Indonesia. Masih ingatkah pidato bapak presiden terpilih, Ir. H. Joko Widodo pada saat Sidang Paripurna MPR : Pelantikan Presiden dan Wakil Presiden Terpilih periode 2019-2024, 20 Oktober 2019.
Quote:
“Kita harus bertransformasi dari ketergantungan pada sumber daya alam menjadi daya saing manufaktur dan jasa modern, yang mempunyai nilai tambah tinggi bagi kemakmuran bangsa, demi keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.”
sumber:
https://www.setneg.go.id/baca/index/...ndonesia_maju
Pada kesempatan itu, Pak Jokowi menegaskan bahwa Indonesia perlu untuk bertransformasi ekonomi menjadi negara industri dan jasa modern berdaya saing. Strategi transformasi tersebut, diyakini Pak Jokowi akan menjadi suatu upaya untuk keluar dari "zona" pendapatan kelas menengah (
middle income trap).
Dalam kesempatan yang sama, Pak Jokowi turut mengevaluasi, bahwa yang menjadi 'PR' pemerintah sekarang adalah peningkatan pembentukan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM), pembangunan infrastruktur secara merata, dan penyederhanaan birokrasi dan regulasi.
Perihal middle income trap juga pernah disampaikan oleh Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) pada awal januari 2019, bahkan pada penyampaiannya Bappenas meyakini Indonesia dapat menjadi negara maju dalam 17 tahun ke depan (2036), dengan syarat rata-rata pertumbuhan ekonomi haruslah 5,7 persen per tahun.
Saat ini Bank Dunia membagi negara-negara di dunia dalam empat kelompok pendapatan,
1. Kelompok Negara pendapatan rendah : dengan pendapatan kapita per tahun di bawah US$ 995.
2. Kelompok Negara pendapatan menengah ke bawah : dengan pendapatan kapita per tahun dari US$ 996 s.d. US$ 3,895.
3. Kelompok Negara pendapatan menengah ke atas : dengan pendapatan kapita per tahun dari US$ 3,895 s.d. US$ 12,055.
4. Kelompok Negara berpendapatan tinggi adalah pendapatan kapita per tahun diatas US$ 12,056.
Berdasarkan data rata-rata PDB per kapita Indonesia tahun 2017 mencapai US$ 3,876.8 atau sekitar Rp 51,8 juta. Dengan angka demikian, pada tahun 2017 Indonesia sudah mendekati kelompok ketiga (Pendapatan menengah ke atas).
Quote:
Kepala Bappenas Bambang PS Brodjonegoro mengatakan ini merupakan skenario agresif pemerintah. Dalam skenario tersebut, pada 2045 mendatang pendapatan per kapita Indonesia per tahunnya bisa menyentuh US$23.199 per tahun atau Rp324,79 juta (asumsi kurs saat ini Rp14 ribu per dolar AS).
"Sekarang kan Indonesia masuk di low middle income (pendapatan menengah ke bawah, nah mungkin 2020 bisa upper middle (menengah ke atas)," tutur Kepala Bappenas BambangPS Brodjonegoro, Selasa (8/1).
sumber :
https://www.cnnindonesia.com/ekonomi...i-negara-maju
*Additional notes : Prof. Bambang Permadi Soemantri Brodjonegoro, S.E., M.U.P., Ph.D. adalah Menteri Riset, Teknologi dan Kepala Badan Riset Inovasi Nasional Pemerintahan Presiden Joko Widodo pada Kabinet Indonesia Maju, Ia resmi dilantik pada 23 Oktober 2019
Menurut
pakar geostrategis dari Amerika Serikat (AS), Parag Khanna, dalam acara "Indonesia Smart Country Outlook Summit" , Indonesia adalah negara yang sering diperbincangkan di dunia internasional. Bahkan Indonesia memiliki sebutan khusus yaitu
investor darling country.
Quote:
"Prospek Indonesia menjadi negara maju cukup besar karena Indonesia sudah dicintai para investor," katanya.
Dikatakan, dari total kapitalisasi pasar yang tercatat di Bursa Efek Indonesia sebesar Rp 4.219 triliun, BUMN menguasai 23 persen. Demikian juga dari segi penjualan, perusahaan BUMN masih mendominasi sebesar 43 persen dari total pendapatan sebesar Rp 4.734 triliun.
"Indonesia sudah memiliki banyak kelebihan, tinggal didukung oleh kebijakan pemerintahnya," ujar Khanna.
sumber :
https://www.beritasatu.com/ekonomi/2...i-negara-maju
Aspek terpenting untuk membuat prediksi Indonesia menjadi negara maju terwujud adalah pertumbuhan ekonomi, lebih penting lagi adalah mempertahankan pertumbuhan ekonomi tetap pada rata-rata 5 persen.
Selain pertumbuhan ekonomi, adapun aspek yang perlu diperhatikan untuk mewujudkan Indonesia Maju adalah:
1. Kualitas Sumber Daya Manusia (SDM). yang pekerja keras, terampil, dinamis, dan menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi.
2. Membentuk endownment fund, mengundang talenta global, dan kerja sama dengan industri dan teknologi.
3. Meneruskan pembangunan infrastruktur, terutama yang menghubungkan antara kawasan produksi dan distribusi, memudahkan akses wisata.
4. Mempermudah regulas dan birokrasi,i khususnya untuk UMKM dan perusahaan baru, sehingga membuka lapangan kerja.
Quote:
NEW YORK, KOMPAS.com - Sebanyak 7 dari 10 negara berkembang diprediksi menjadi negara dengan ekonomi terbesar di dunia pada tahun 2030. Hal ini berdasarkan proyeksi jangka panjang yang dirilis Standard Chartered Plc. Dikutip dari Bloomberg, Rabu (9/1/2019), peringkat tersebut didasarkan pada nominal produk domestik bruto ( PDB) berdasarkan paritas daya beli atau purchasing power parity (PPP). Pada tahun 2030, China akan menjadi negara ekonomi terbesar di dunia. Adapun India akan lebih besar ekonominya ketimbang AS dan Indonesia akan menduduki posisi keempat.
Proyeksi jangka panjang kami didasarkan pada satu prinsip penting, (yaitu) porsi negara terhadap PDB dunia pada akhirnya harus menyatu dengan porsi mereka terhadap populasi dunia, didorong oleh konvergensi PDB per kapita antara negara maju dan berkembang," kata ekonom Standard Chartered yang dipimpin oleh David Mann. Pada tahun 2018 lalu, porsi Asia terhadap PDB dunia mencapai 28 persen, naik dibandingkan 20 persen pada tahun 2010. Akan tetapi, angka ini diprediksi kembali melonjak menjadi 35 persen pada tahun 2030. Berikut ini adalah 10 negara dengan ekonomi terbesar di dunia pada tahun 2030 menurut proyeksi Standard Chartered.
Berikut ini adalah 10 negara dengan ekonomi terbesar di dunia pada tahun 2030 menurut proyeksi Standard Chartered.
1. China (Nominal PDB 64,2 triliun dollar AS)
2. India (Nominal PDB 46,3 triliun dollar AS)
3. AS (Nominal PDB 31 triliun dollar AS)
4. Indonesia (Nominal PDB 10,1 triliun dollar AS)
5. Turki (Nominal PDB 9,1 triliun dollar AS)
6. Brasil (Nominal PDB 8,6 triliun dollar AS)
7. Mesir (Nominal PDB 8,2 triliun dollar AS)
8. Rusia (Nominal PDB 7,9 triliun dollar AS)
9. Jepang (Nominal PDB 7,2 triliun dollar AS)
10. Jerman (Nominal PDB 6,9 triliun dollar AS)
sumber : https://ekonomi.kompas.com/read/2019...mpat-di-dunia
Optimisme bahwa Indonesia bisa menjadi negara maju, sangatlah diperlukan. Sebagaimana kritik (berbasis data) demi evaluasi kinerja pemerintah dibutuhkan.
sumber foto : Google
referensi :
di sini ,
di sini
Quote:
Original Posted By nipta1179►syarat suatu negara dikatakan negara maju (advance country) itu adalah PDB/Capitanya lebih dari USD 12.000,-
untuk jadi negara maju itu sebenarnya gampang bagi Indonesia, karena indonesia memiliki kekayaan alam yang melimpah.
gimana caranya supaya ekonomi kita kuat?
1. perlunya kestabilan politik, karena jika politik tidak stabil bagaimana ekonomi bisa tumbuh baik. bagaimana orang mau produktif jika sering di demo, sehingga menimbulkan kemacetan dan kerugian akibat terbuangnya BBM karena macet.
2. jangan mengekspor bahan tambang (mineral) mentah (raw material) karena harganya sangat murah, bahan tambang tersebut harus diolah minimal menjadi bahan baku. sehingga harganya bisa berlipat-lipat dan pada akhirnya meningkatkan ekonomi dan devisa. selama ini kita banyak ekspor bahan mentah dan mengimpor barang jadi. sehingga defisit neraca perdagangan. sebagai contoh, saat indonesia melarang ekspor nikel dan alumunium mentah maka uni eropa langsung gerah, karena bakal banyak perusahaan pengolah nikel dan alumunium yang akan gulung tikar (indonesia penghasil nikel terbesar sedunia)
3. perbanyak produksi barang-barang kebutuhan rumah tangga di dalam negeri, karena pertumbuhan ekonomi suatu negara itu disumbang oleh konsumsi rumah tangga. barang2 tersebut bisa berupa makanan (baik olahan maupun segar), produk elektronik rumahan (TV, Kulkas, AC, mesin cuci, blender dll), baju/fashion dan apparel (sepatu dll).
4. perbanyak investasi biar dapat merekrut banyak pegawai/buruh. semakin banyak investasi khususnya yang padat karya akan semakin mengurangi pengangguran. meningkatnya produksi dan lagi-lagi akan meningkatkan kesejahteraan.
5. kurangi membeli produk luar negeri, karena semakin kita membeli produk luar negeri yang murah maka semakin defisit neraca perdagangan, uang kita banyak yang lari keluar negeri. ujung-ujungnya mengurangi devisa karena perdagangan luar negeri menggunakan mata uang asing.
6. yang paling penting adalah peningkatan kualitas SDM, jika kita mempunyai kekayaan alam melimpah tapi tidak tahu mengolahnya maka sama saja akan dimanfaatkan oleh orang asing (perusahaan asing).