SEBUAH NASKAH FILM PENDEK
Written by: Aboeyy

Premis:Jangan pernah mengajari Anak-anak Sungai tentang air, sebab mereka lebih pandai berenang daripada ikan.

Sinopsis: Bandi, bocah laki-laki, yang lahir di Desa Banjir, Kabupaten Hulu Sungai, Provinsi Pulau Seribu Sungai. Sejak berusia 1 tahun, ia sudah suka bermain air, sehingga kulitnya berwarna agak gelap, dan tubuhnya agak kurus jangkung. Ketika duduk di kelas 4 SD, Bandi dan orangtuanya pindah ke kota, dan tinggal di sebuah rumah kontrakan.

Karena kondisi fisiknya itu, maka Bandi sering dibully oleh teman-teman di sekolah dan lingkungannya yang baru. Apalagi setiap guru mengajak murid-murid ke wahana Waterboom, atau Kolam Renang, Bandi hanya menonton teman-temannya bermain air, sehingga ia diejek sebagai manusia anti air, tak bisa berenang, dan sebagainya.


Akhirnya Bandi bisa mengubah bullyan itu menjadi pujian, melalui aksi heroiknya menantang maut dalam bermain-main dengan air, sehingga ia diberi gelar sebagai Anak Sungai.

FADE IN

SCENE 1: Tepian Sungai


Sumber

CAST: Bandi, bocah lelaki berusia 5 tahun.

Bandi melepas semua pakaiannya, saat ia melihat lima teman seusianya sudah asyik bermain seluncuran di tepian sungai. Semuanya juga tidak ada yang mengenakan pakaian.

KAMERA: LONG SHOT ke seluncuran tanah di tepian sungai, dan lima orang anak sedang meluncur dan tercebur ke sungai. Lalu kamera di-Close Up ke arah wajah Bandi yang sumringah saat meletakkan pakaiannya di atas tumpukan pakaian teman-temannya.


Cut to

SCENE 2: Di Dalam Sungai

CAST: Bandi dan kelima temannya berenang di sungai setelah tercebur dari seluncuran.

Mereka bermain ‘adu lama menyelam’. Siapa yang kalah, maka pundaknya akan dijadikan pijakan bagi temannya untuk melompat ke tengah sungai.

KAMERA: LONG SHOT ke arah sungai tempat Bandi menyelam dan belum muncul juga, sementara semua temannya sudah muncul. Lalu kamera di-Close Up ke arah wajah Bandi yang perlahan keluar dari permukaan air. Selanjutnya teman Bandi yang paling dulu muncul disuruh menyelam, agar Bandi bisa berdiri di atas pundaknya. Lalu ia berdiri tegak, untuk membantu Bandi melompat jauh ke tengah sungai yang arusnya agak deras.

Begitulah keseharian Bandi selama tinggal di kampung kelahirannya, hingga akhirnya ia pindah ke kota.
******
Cut to

SCENE 3: Di Wahana Water Boom


Sumber


CAST: Bandi dan Kawan-kawan Sekelasnya

Suatu pagi guru Olahraga mengajak semua siswa di kelas Bandi pergi ke wahana Water Boom.


KAMERA: Long Shot ke arah teman-teman Bandi yang asyik bermain air di wahana Water Boom tersebut.

Kamera mengclose up Bandi yang tampak tertegun melihat pemandangan yang ada di sana, namun ia tak ikut terjun bermain air.

Teman-teman Bandi mulai mengejeknya tak bisa berenang, takut tenggelam, kampungan, dan sebagainya.

Cut to

SCENE 4: Di Dermaga Sungai


Sumber

CAST: Bandi dan Dodi

Bandi yang baru pindah ke kota jalan-jalan ke dermaga yang tak jauh dari rumahnya. Di sana ia melihat Dodi teman sekelasnya yang baru, yang ikut membully-nya di sekolah, sebagai anak penakut dan tak bisa berenang.

Dodi memegang alat pancing sambil menangis, karena mata kailnya nyangkut. Dia menangis karena takut dimarahi ayahnya kalau memutuskan tali atau merusak alat pancing milik ayahnya yang berharga mahal itu.

KAMERA: Long Shot ke arah Bandi yang sigap melepas bajunya, lalu perlahan terjun ke sungai yang airnya terlihat agak keruh dan arusnya cukup deras. Lalu kamera menyorot wajah Dodi yang mulai tenang saat melihat Bandi menyelam mengikuti alur tali pancingnya.

Akhirnya Bandi dan Dodi menjadi teman akrab, setelah ia berhasil melepaskan mata kail Dodi yang nyangkut di dasar sungai itu.


Cut to

SCENE 5: Di Tepi Sungai


Sumber

CAST: Bandi dan Sekumpulan Warga

Bandi melihat sekumpulan warga berdiri di tepi sungai. Beberapa Tim SAR juga terlihat sibuk mempersiapkan alat. Sebagian sudah terjun dan menyelam. Setelah mengetahui bahwa ada seorang bocah tenggelam di sungai, Bandi buru-buru melepas bajunya, dan mengambil sebuah tali, dan menyuruh seseorang dewasa untuk memegang ujungnya. Meski sempat dilarang dan diragukan kemampuannya, Bandi akhirnya langsung terjun dan menyelam tanpa alat pengaman apapun.

KAMERA: Long Shot ke permukaan air tempat Bandi terjun dan menyelam, lalu di-Close Up ke wajah Bandi yang menyembul dari air sambil berteriak, “Cepat tarik talinya!”

Korban ditemukan dalam kondisi sudah meninggal dunia.


Cut to

SCENE 6: Pagi di Sebuah Musalla

CAST: Bandi dan kawan-kawan, dan Modin Musalla

Malam Minggu, Bandi dan kawan-kawannya begadang dan berniat bermalam di sebuah Musalla yang terletak di seberang sungai dari rumahnya. Ketika Bandi tertidur, teman-temannya iseng memindahkan Bandi ke dalam beduk yang terletak di emperan Musalla yang menghadap ke sungai.

Menjelang shalat Subuh, modin Musalla itu datang dan membangunkan teman-teman Bandi, lalu mereka pulang dan lupa dengan Bandi. Kemudian Modin itu memukul beduk sebagai pertanda waktu shalat Subuh sudah tiba.

Karena kaget, Bandi buru-buru bangun dan berdiri, lalu menyeburkan diri ke sungai yang cukup lebar dan berarus deras itu, karena menduga Modin itu akan menggebuki dirinya.


Sumber

Sang Modin tak kalah kaget begitu mengetahui ada orang keluar dari beduk dan langsung melompat ke sungai. Modin menduga itu adalah pencuri atau orang jahat lainnya, sehingga ia bersama beberapa jamaah lainnya segera menyusuri tepian sungai, namun tak menemukan orang itu.

Back Sound: Suara azan di kejauhan.

Sebagian warga melaksanakan shalat Subuh, namun sebagian lainnya masih mencari orang misterius itu. Sampai matahari terbit dan hari mulai terang, baru mereka menemukan sebuah sarung.

Kamera: Long Shot ke arah sebuah sarung di dalam beduk.

Mereka berusaha mencari tahu pemilik sarung itu, hingga sekitar pukul 10 pagi baru diketahui bahwa itu adalah sarung Bandi. Akhirnya mereka mendatangi rumah Bandi.

Kamera: Close Up ke wajah Bandi yang masih mendengkur.

FADE OUT
CREDIT TITLE
END.(*)