Hai Agan dan Sista, akhir-akhir ini di berbagai daerah di negeri kita tercinta sering terjangkit krisis air. Kekeringan di mana-mana, namun jika hujan tiba pun banjir dan longsor melanda. Menyedihkan dan mengkhawatirkan, ya. Andai manusia sadar, kenapa semua ini bisa terjadi, pasti tidak hanya segelintir orang saja yang sadar dan ikut terjun untuk menyelamatkan alam ini, agar tetap berperan seperti seharusnya. Namun sayang kesadaran ini hanya dimiliki segelintir orang saja, yang mau bekerja untuk semesta dengan hati dan cinta tanpa berharap imbalan apalagi riuh puja. Karena menurut mereka yang hanya segelintir itu, bahwa menjaga kelestarian hutan adalah untuk menjaga keberlangsungan hidup manusia. Seperti kita ketahui hutan berfungsi banyak, selain sebagai paru-paru kehidupan juga sebagai penampung terbesar cadangan air bagi kelangsungan hidup semua mahluk hidup di muka bumi ini.

Sigit Ibrahim, jejaka asal Ciwidey - Kabupaten Bandung - Jawa Barat ini begitu mencintai pekerjaan yang tidak pernah diimpikan bahkan dicita-citakannya. Ya, berawal dari hobi dan ketukan hati dia menjaga kelestarian alam dan satwa terutama Primata Jawa yang sudah mulai langka. Ditambah lagi penjelasan seorang polisi hutan saat dirinya menjadi relawan ketika terjadi kebakaran hutan di Cagar Alam Gunung Tilu. Sigit mendapat edukasi betapa pentingnya keberadaan hutan beserta satwa demi kelangsungan ekosistem di muka bumi ini. Sejak saat itu lelaki berusia 30 tahun ini membulatkan tekad untuk menjaga kelestarian hutan beserta isinya terutama Primata Jawa.

(Pict: Koleksi Sigit Ibrahim # Sigit Meet Sigit)

Ya, jika tidak putra daerah siapa lagi yang akan menjaga hutan di daerah tercinta beserta satwa endemiknya. Primata Jawa ini adalah salah satu primata endemik, bagian dari rantai makanan yang harus diselamatkan. Karena dengan diselamatkan keberadaan satwa ini, maka ekosistem hutan akan terjaga dengan baik. Tidak mudah memang, menyelamatkan dan mengembalikan mereka ke habitatnya. Banyak dari primata jawa ini yang hilang naluri keliarannya, hingga perlu dua tahun untuk mendidik mereka menjadi seharusnya primata yang hidup di alam bebas. Dan inilah peran besar seorang Sigit sebagai kepala perawat primata, dia berperan penting untuk merawat, mendidik mereka dengan sabar, telaten dan penuh kasih sayang. Hingga mereka bisa dikembalikan ke alam liar, hidup dengan seharusnya sebagai primata.

(Pict: By Net Jabar 2017)

Agan dan sista perlu mengetahui, bahwa pekerjaan sebagai perawat hewan atau Animal Keeper adalah bukan pekerjaan yang umum. Namun pekerjaan ini adalah pekerjaan mulia yang kebanyakan orang tidak mengetahui. Merawat dan mengembalikan seekor hewan yang sudah hilang naluri keliarannya, adalah bukan pekerjaan yang mudah. Butuh ketelatenan dan kesabaran, para primata itu akan dididik bagai mana hidup di alam, makan makanan yang seharusnya dimakan oleh primata di alam bebas. Cara mereka bertahan hidup, cara mereka menghadapi binatang buas jika kelak sudah siap untuk dilepas liarkan. Karena banyak dari primata yang datang dalam keadaan tidak sehat, trauma, bahkan memiliki kebiasaan makan makanan yang tidak seharusnya di makan primata. Seperti makan nasi, roti, bahkan keju.

(PICT: BY Net Jabar 2017)

Bernaung dalam sebuah Yayasan yang bernama ASPINAL FONDATION,Sigit mendapat kesempatan belajar di Inggris negara asal berdirinya Foundation ini. Di sana dirinya banyak belajar hal tentang Animal Keeper, dan bagaimana orang-orang di luar sana begitu perduli dengan habitat yang kita punya seperti primata Jawa ini.




(Pict By: Net Jabar 2017)

Kini lelaki rendah hati ini mengabdikan dirinya di Pusat Rehabilitasi Primata yang berada di Ciwidey - Kabupaten Bandung - Jawa Barat.


(Pict By: Net Jabar 2017)

Ane, sebagai putra derah yang lahir dari kota yang sama, tetapi masih belum bisa melakukan apa-apa untuk semesta ini. Merasa bangga dan menjadikan sosok Kang Sigit Ibrahim sebagai salah satu Inspiring Peopleane. Karena tidak semua putra daerah perduli dan memiliki kesempatan berbakti serta mengabdi pada alam demi kepentingan hidup orang banyak dan keutuhan semesta. Perlu Agan dan Sista ketahui, persediaan air di Kabupaten Bandung saat ini mulai menipis, apa jadinya jika hutan ini berubah menjadi hutan beton? Apa jadinya jika satwa langka yang menjadi ciri khas suatu daerah punah? Apa jadinya jika air sudah tidak diserap lagi oleh bumi? Longsor, banjir, kekeringan, kepunahan, akan menjadi mimpi buruk bagi anak cucu kita di masa depan.

Seperti yang Alloh SWT sampaikan dalam Al-quran surat Al-A'raf ayat 56-58, sebagai beikut:
"Dan janganlah kamu berbuat kerusakan di bumi setelah (diciptakan) dengan baik. Berdo’alah kepada-Nya dengan rasa takut dan penuh harap. Sesungguhnya rahmat Allah sangat dekat kepada orang yang berbuat kebaikan." (Al-A'raf:56)
"Dialah yang meniupkan angin sebagai pembawa kabar gembira, mendahului kedatangan rahmat-Nya (hujan), sehingga apabila angin itu membawa awan mendung, Kami halau ke suatu daerah yang tandus, lalu Kami turunkan hujan di daerah itu. Kemudian kami tumbuhkan dengan hujan itu berbagai macam buah-buahan. Seperti itulah Kami membangkitkan orang yang telah mati, mudah-mudahan kamu mengambil pelajaran." (Al-A'raf: 57)
"Dan tanah yang baik, tanaman-tanamannya tumbuh subur dengan izin Tuhan, dan tanah yang buruk, tanaman-tanamannya tumbuh merana. Demikianlah Kami menjelaskan berulang-ulang tanda-tanda (kebesaran Kami) bagi orang-orang yang bersyukur." (Al-A'raf: 58)
Maha besar Alloh dengan segala firman-Nya.

Semoga thread di atas bisa menginspirasi Agan dan Sista, juga para remaja sebagai calon-calon penerus bangsa. Mari kita jaga lingkungan dan kelestarian alam, mulai dari diri sendiri dan dari hal kecil. Lakukan segala sesuatu dengan hati yang tulus, kasih sayang dan cinta. Jangan berharap riuh puja, karena segala puji dan puja hanya milik Sang Pencipta.

Bandung, 22 Nopember 2019
NoviYanti
#Novianti686
Sumber:
Sigit Ibrahim
Ig: Sigit Ibrahim
YouTube: Net Jabar - Profesi Animal Keeper

YouTube: Primata Jawa
YouTube: Pusat Rehabilitasi Primata Jawa
YouTube: Sigit Ibrahim