Tak dapat dipungkiri, penjualan barang melalui media daring atau yang lebih dikenal dengan istilah online shopsemakin lama semakin mengalami trend kenaikan. Hal ini tak lepas dari berbagai kemudahan dalam berbelanja serta banyaknya tawaran promo yang dilakukan oleh pihak marketplace, sehingga terkadang membuat konsumen kalap.


Terlebih jika ada momen khusus seperti harbolnas yang jatuh setiap tanggal dan bulan kembar, seperti 9-9, 10-10, dan 11-11, para marketplacetersebut berlomba - lomba untuk menawarkan program spesial. Tak tanggung - tanggung, mereka seperti "membakar" uang dengan menggeber program diskon besar - besaran hingga ongkir gratis. Siapa yang diuntungkan? Tentu saja konsumen. Mereka bisa meng-install semua aplikasi - aplikasi tersebut untuk berburu barang murah.

Itu pula yang ane alami. Terlepas dari promo yang diberikan tersebut beneran atau tidak, tapi ane sendiri kadang hingga rela begadang hanya demi memburu produk incaran yang di promokan khusus ditengah malam. Toh hasilnya ane sendiri juga pernah dapat produk murah kok dari promo - promo seperti itu. Tapi dari semua program yang ditawarkan oleh marketplace tersebut, ada satu promo yang menurut ane agak "janggal". Bagaimana bisa beli barang dari luar negeri (khususnya dari China), tapi ongkirnya bisa gratis? Lha wong ongkir sesama pulau Jawa saja tarifnya hampir 20 ribu kok. Belum lagi harga yang ditawarkan untuk barang yang dikirim dari China jauh lebih murah ketimbang barang sejenis yang dikirim dari Jakarta.


Selidik punya selidik, ternyata ongkir gratis ini memang sengaja jadi "senjata" China untuk berekspansi ke seluruh dunia. Lalu bagaimana bisa ongkirnya dibuat gratis begitu? Apa nggak rugi? Setelah melakukan riset kecil - kecilan, pernyataan dari Ketua Asosiasi Logistik Indonesia, Zaldy Ilham Masita yang dikutip dari Tirto.idini mungkin bisa menjawab pertanyaan tersebut. Menurut Zaldy, ongkir murah dan bahkan gratis yang diberlakukan untuk produk - produk China sebenarnya bukan benar - benar gratis, tetapi biaya logistik tersebut sudah di include-kan pada harga barang.

Masuk akal? Mungkin terdengar tidak masuk akal. Karena kalau memang biaya pengiriman dimasukkan pada harga barang, seharusnya harga barang jadi lebih mahal dong. Tunggu dulu, untuk hal ini masih ada penjelasannya lagi kok. Jadi, seperti yang kita ketahui barang - barang dari China memang sudah terkenal dengan harganya yang miring. Kenapa bisa begitu? Karena pada dekade tahun 1990- an, China lebih banyak melakukan impor bahan baku untuk membuat produk "Made In China". Saat itu komponen yang di impor bahkan hingga mencapai 60 % dari keseluruhan bahan baku sehingga harga untuk produk mereka sedikit mahal. Kini, impor bahan baku tersebut dapat ditekan hingga 30% sehingga efeknya produk - produk mereka pun harganya menjadi jauh lebih murah.


Selain itu, China memang terkenal sebagai negara dengan biaya logistik murah. Jika dibanding dengan Amerika yang biaya logistiknya berkisar antara USD 5 - 10, biaya pengiriman di China hanya berkisar diangka USD 1,90 saja. Sehingga tak heran jika sejak 2012 China telah menjadi pasar logistik terbesar mengalahkan Amerika Serikat. Logistik berbiaya murah ini ternyata juga di dukung oleh infrastruktur yang bagus dan memadai. Saat ini China telah memiliki 230 bandara yang siap melayani pengiriman logistik via udara. Semakin banyak bandara, tentu jarak pengiriman semakin dekat dan itu pula yang menjadi faktor murahnya biaya logistik.

Dua kekuatan utama, harga murah dan biaya kirim gratis telah membuat produk - produk China mempu membanjiri pasar dunia, termasuk Indonesia. Nah, sekarang sudah tahu kan kenapa kalau kita beli barang dari China harganya bisa murah dan ongkirnya bisa gratis.