felixfortuneAvatar border
TS
felixfortune
Intoleransi Agama Meningkat di Hari Toleransi Internasional, Sebuah Paradoks
Wacana penunjukkan Ahok sebagai calon Direktur BUMN dihadang keberatan dari sejumlah pihak. Orang Indonesia barangkali belum lupa "dosa" masa lalu bekas Gubernur DKI itu di Pulau Seribu, yang menyebut "orang Islam dibohongi dengan surat Al-Maidah". Sementara itu, di Bantul, Yogyakarta belum lama ini, umat Hindhu tak bisa sembahyang karena dihentikan paksa oleh warga. Apakah ini berarti, intoleransi beragama di Indonesia cukup mengkhawatirkan?



September silam tersebar sebuah video yang menampilkan Ustaz Abdul Somad, penceramah Islam paling populer di Indonesia. Dalam video itu, Abdul Somad sedang menjawab pertanyaan dari seorang jamaah perempuan yang mengaku selalu merasa merinding setiap kali melihat salib Kristen. UAS menjawab alasannya adalah karena salib Kristen dihuni oleh jin kafir. UAS adalah anggota terkemuka Nahdlatul Ulama, organisasi yang lebih moderat daripada dua organisasi Muslim besar moderat lainnya di Indonesia.

Ustaz Abdul Somad adalah Ketua MUI Riau selama lima tahun. Sebelum sempat diblokir pada 2019, akun Instagram-nya memiliki lebih banyak pengikut daripada laman media sosial dari para pemuka agama lain di Indonesia. Dalam sebuah video pembelaan yang muncul baru-baru ini, Abdul Somad mengatakan, dia berbicara dalam konteks ceramah secara khusus kepada jamaah Muslim. Tidak ada umat Kristen yang hadir saat itu, sehingga menurutnya dia tidak mungkin menyinggung mereka. Terlebih lagi, UAS mengaku hanya menjawab pertanyaan selama sesi tanya-jawab.

Umat Kristen di Indonesia menurut Marco Stahlhut, dilansir Qantara, berusaha untuk mengajukan tuduhan penistaan agama terhadap Ustaz Abdul Somad. Secara resmi, pasal penistaan agama dalam hukum Indonesia melindungi semua agama yang diakui oleh negara. Berbagai kelompok Islamis segera bereaksi dengan serangan balasan: mereka menganggap tuduhan penistaan agama terhadap penceramah yang dihormati itu merupakan penghinaan.

Pada akhir Agustus 2019, Majelis Ulama Indonesia (MUI) membahas kasus tersebut. Tidak hanya mengulangi setiap perkataan Abdul Somad dalam pembelaannya sendiri, MUI juga secara eksplisit meminta agar kritik terhadapnya dihentikan.

Perkembangan kasus yang mengkhawatirkan

Keputusan oleh lembaga keagamaan paling senior di Indonesia itu tidak hanya menegaskan seberapa jauh fundamentalisme agama di Indonesia. Keputusan itu juga kemungkinan memiliki konsekuensi fatal bagi koeksistensi antaragama di Indonesia yang merupakan rumah bagi populasi Muslim terbesar di dunia.

Intoleransi beragama menyulut iklim ketakutan yang telah mapan di Indonesia. Marco Stahlhut menulis bahwa kebangkitan intoleransi di Indonesia dirasakan semua orang, terbukti dalam beberapa survei dan yang paling mengejutkan dalam serangan terhadap tiga gereja di Surabaya bulan Mei 2018. Saat itu dua pengebom bunuh diri Muslim meledakkan diri dan menewaskan sedikitnya 15 orang. Intoleransi juga terbukti dalam kehidupan sehari-hari. (Foto: Reuters/Antara Foto/M.R. Hidayat)

Umat Muslim Indonesia yang benar-benar moderat maupun orang-orang yang termasuk dalam kelompok minoritas kembali menyoroti fakta, ada banyak ujaran kebencian terhadap orang-orang Kristen dan minoritas lainnya di Indonesia, secara online maupun di masjid-masjid.

Banyak dari ujaran kebencian itu masih dapat disaksikan secara online, meskipun diungkapkan dalam istilah yang sedikit kurang menghebohkan. Tidak ada penjelasan lain untuk kecepatan peningkatan intoleransi dalam beberapa tahun terakhir. Dengan membebaskan penceramah Islam Ustaz Abdul Somad dari jeratan kasus penistaan agama, meski ceramahnya benar-benar telah menyinggung agama Kristen, intoleransi beragama di Indonesia tampaknya telah mencapai tingkat yang sama sekali baru.

Bagaimanapun, pembebasan Abdul Somad oleh MUI berarti bahwa penyebaran ujaran kebencian terhadap orang-orang Kristen, setidaknya ketika itu terjadi di dalam masjid dan di hadapan umat Muslim, tampaknya sepenuhnya diizinkan oleh MUI.

Namun, bahkan sebelum keputusan MUI tersebut, munculnya intoleransi di Indonesia terlihat jelas bagi semua orang. Hal ini terbukti dalam hasil beberapa survei dan yang paling mengejutkan dalam serangan terhadap tiga gereja di Surabaya bulan Mei 2018. Saat itu, dua pengebom bunuh diri Muslim meledakkan diri dan menewaskan sedikitnya 15 orang. Intoleransi beragama juga terbukti dalam kehidupan sehari-hari.

Apartheid agama

Pada Juli 2019, seorang pelukis Katolik dan keluarganya diberitahu setelah mereka pindah ke Karet di Jawa Tengah bahwa mereka harus pindah lagi, karena hanya umat Muslim yang boleh membeli atau menyewa rumah di desa tersebut.

Lalu, pada Desember 2018, penduduk desa lain di Jawa melihat salib terpasang di atas kuburan seorang pria Kristen. Para penduduk desa itu mengatakan kepada janda pria itu bahwa pemakaman itu hanya untuk umat Muslim. Bulan Agustus 2019, beberapa salib di pemakaman lain di Jawa Tengah juga dicabut, dirusak, dibakar dari kuburan. Berbagai tindakan itu hanyalah salah satu dari serangkaian tindakan perusakan di situs pemakaman Kristen yang terjadi pada 2019.

Sementara, Selasa (12/11), umat Hindhu di Bantul dihadang oleh sejumlah warga yang ingin prosesi sembahyang rutin mereka dihentikan. BBC menulis, ritual sembahyang yang digelar di rumah Utiek Suprapti itu dilakukan dengan cara berdoa kepada nenek moyang selama sekitar 1-1,5 jam. Bagi umat agama Hindu, ritual tersebut tidaklah tabu.

Penghentian acara doa keluarga Utiek yang diikuti sekitar 40 orang, terjadi Selasa kemarin. Menurut anak Utiek, upacara itu rencananya berlangsung dua kali yaitu pada pukul 13.00 WIB dan 18.00 WIB. Di tengah peribadatan, warga berdatangan dan mencegat umat Hindu lain masuk ke rumahnya. Mereka meminta umat Hindhu untuk pulang.

Kampanye pencemaran nama baik mantan gubernur Kristen Jakarta Basuki “Ahok” Tjahaja Purnama telah menimbulkan konsekuensi luas. Sekutu Presiden Joko “Jokowi” Widodo itu dijatuhi hukuman dua tahun penjara tahun 2017 dalam persidangan yang banyak dikritik karena tuduhan penistaan agama sehingga BTP kalah dalam Pilkada Jakarta 2017. (Foto: Reuters/Darren Whiteside)

Sejumlah kasus tersebut jadi indikasi yang terang benderang, terdapat ancaman yang bahkan lebih besar terhadap kohesi Indoensia yang multi-agama ini. Di seluruh Indonesia sedang dibangun berbagai kompleks perumahan yang berdasarkan pada hukum Syariah Islam dan tidak terbuka untuk non-Muslim. Pengaturan tersebut jelas merupakan bentuk apartheid agama.

Standar ganda

Dilansir dari Qantara, Selasa (10/9), Indonesia merupakan negara Muslim terbesar di dunia yang hingga saat ini senantiasa disanjung karena menjadi model Islam moderat. Sayangnya, ujaran kebencian seperti Ustaz Abdul Somad yang  mengatakan bahwa salib Kristen ditempati oleh jin kafir justru terhindar dari tuduhan penistaan agama dan mendapatkan impunitas hukum.

Sebagai perbandingan, pada Mei 2019, Mahkamah Agung Indonesia menolak banding atas hukuman 18 bulan penjara yang dijatuhkan terhadap seorang wanita Buddhis. Meiliana terseret tuduhan penistaan agama karena mengatakan kepada seorang tetangga dalam percakapan pribadi bahwa suara azan dari pengeras suara masjid setempat terlalu keras.

Mantan Gubernur Jakarta Basuki Tjahaja Purnama, yang pernah menjadi politisi Kristen paling terkenal di Indonesia, juga telah menjalani hukuman dua tahun penjara karena mengatakan dalam kampanye Pilkada Jakarta 2017 bahwa para pemilih tidak boleh terpengaruh oleh ayat Alquran yang melarang umat Islam untuk memilih pemimpin non-Muslim. Celakanya, masyarakat kita tampaknya menolak lupa kasus ini sehingga menyatakan keberatannya, jika Ahok harus kembali lagi menduduki posisi publik seperti Direktur Pertamina atau PLN.

Dalam kedua kasus tersebut maupun banyak kasus lainnya, Majelis Ulama Indonesia di tingkat regional dan nasional telah mengambil sikap keras. Sayangnya ketegasan itu yang terbukti hilang dari penilaian MUI terhadap pernyataan anti-Kristen dari penceramah Ustadz Abdul Somad.

Spoiler for Sumber:

Mudah-mudahan gak jadi rusuh cuman karena Ahok bakalan jadi pemimpin BUMN... Apa gak cukup ya masa tahanan yang dijalanin Ahok untuk bisa nerima dia kembali? Setiap orang butuh diberikan kesempatan.


Diubah oleh felixfortune 16-11-2019 23:18
sebelahblog
4iinch
4iinch dan sebelahblog memberi reputasi
2
1.4K
17
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita dan Politik
Berita dan PolitikKASKUS Official
670.1KThread40.3KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.