athfahdwAvatar border
TS
athfahdw
Ingin Berbagi? Tidak Selalu Harus Kaya Harta. Ini Contonya.


Assalamu'alaikum ....


Ketika melihat ada pengumuman event TASTETHELOCAL, INSPIRING PEOPLE/PRODUCT/PLACE/COMMUNITY, MLDSPOTKONTENHUNT dan KASKUSXMLDSPOT. Pikiran saya langsung tertuju kepada dua sosok yang kami(saya dan suami) kenal. Sebut saja mereka Mas dan Mba--mereka suami istri.

Namun, sebelum menulis ini, saya meminta izin dulu kepada suami, apakah boleh menulis tentang mereka? Suami malah balik bertanya, "Apakah harus menyebutkan nama? Jika iya, lebih baik jangan."

Sejenak saya berpikir. Tidak menyebutkan nama bukan berarti sosok ini tidak layak untuk menjadi INSPIRING PEOPLE, bukan? Maka, saya memutuskan untuk tetap melanjutkan membuat thread ini.

Kami mengenal mereka sekitar sepuluh tahun yang lalu. Kami tetanggaan. Mereka bukan orang kaya atau sukses secara duniawi. Namun, secara akhlak Insya Allah mereka patut menjadi inspirasi buat kita semua.


Inilah tentang mereka yang aku tahu, menjadi pengingat dan penyemangat untuk diri sendiri.

1. Kekurangan, bukan berarti tidak bisa membantu orang lain

Sekitar delapan tahun yang lalu. Subuh-subuh si kecil kejang karena demam. Tanpa pikir panjang, kami membawanya ke klinik. Padahal, saat itu kami tidak mempunyai simpanan uang.

Si kecil sering sakit sejak usia tujuh bulan, sehingga harus bolak-balik ke rumah sakit. Rawat inap atau sekedar kontrol. Sedangkan keadaan keuangan kami masih morat-marit. Kami pun menjual apa saja yang bisa menjadi uang untuk biaya pengobatan si kecil. Sampai tidak ada satu barang pun tersisa yang bisa dijual lagi.

Ketika keadaan kami sedang kebingungan, teringatlah kepada Mas dan Mba ini. Maka, dengan ragu, suami meminta bantuan mereka. (Setelah sebelumnya meminta bantuan seseorang yang seharusnya bisa membantu, tetapi nyatanya dia tak acuh).

Tahukah kalian apa yang mereka berikan? Sebuah celengan berisi uang kertas dua ribuan. Jumlahnya cukup untuk membayar biaya pengobatan anak kami saat itu.

"Saya ga punya uang banyak, cuma ada ini. Ambil saja, mudah-mudahan cukup untuk biaya si Dede. Jangan dikembalikan, kami ikhlas. Yang penting, si Dede sehat." Begitu kira-kira yang mereka ucapkan saat itu.

Masya Allah .... Hanya Allah yang bisa membalas kebaikan hati mereka.


news.rakyatku.com


2. Pantang Menyerah

Mereka ini pedagang. Dulu, mereka pernah sukses hingga bisa membeli rumah. Namun, kemudian harus gulung tikar karena tempat mereka berjualan digusur.

Sejak saat itu, jualannya berpindah-pindah tetapi kesuksesan belum mereka temukan kembali. Meskipun begitu, mereka tidak pernah lelah untuk terus mencoba.

Mulai dari jualan susu kedelai, buka warung nasi, jualan soto ayam bakar, buka kedai sate maranggi, jualan bakso, mie ayam dan entah apalagi. Mereka tidak lelah terus berusaha. Hingga saat ini.

"Yang Allah nilai itu usaha kita. Bukan hasil. Usaha apa yang kita lakukan, sesuaikah dengan syariat Islam atau tidak? Itu yang akan menjadi pahala atau dosa kita. Hasil itu, hak prerogatif Allah. Kita hanya wajib untuk berdoa dan berusaha." Begitu kurang lebih, alasan mereka kenapa tidak pernah lelah untuk berusaha meski gagal lagi dan gagal lagi.


Pixabay.com


3. Sabar

Dalam keterbatasan, mereka tidak pernah lupa untuk tetap beribadah. Tidak pernah terdengar sekalipun, Si Mba ngomel-ngomel atau mengeluh karena keadaan.

Mereka tetap terlihat harmonis. Begitu pun anak-anaknya. Mereka mewarisi sifat kedua orang tua yang selalu sabar dalam menghadapi ujian di dunia ini.


Sabarhadi.com


4. Tidak pelit ilmu

Mereka ini pintar memasak. Terutama si Mas. Dia akan tahu bumbu apa saja yang ada di masakan dengan hanya menicicipinya. Mungkin, kalau ikut kompetisi memasak masakan khas nusantara, dia akan menjadi juara.

Keahliannya itu, tidak disimpannya sendiri. Dia akan senang hati memberitahu siapa saja yang bertanya resep suatu masakan.


rumahzakat.org


5. Anak soleh/solehah harapannya

Banyak orang tua yang bangga mempunyai anak pintar dan cerdas. Mereka bangga dengan nilai akademis yang memuaskan. Namun, sebagai seorang muslim terkadang lupa, ada hal lain yang lebih penting.

"Saya hanya ingin mempunyai anak soleh/solehah saja. Karena itu yang akan menolong mereka dan saya sebagai orang tua kelak di akhirat. Tidak apa-apa tidak pintar, jika kepintaran hanya akan menjerumuskan mereka dalam api neraka," ucapnya suatu saat.

Ya, terkadang para orang tua lebih bangga dengan prestasi duniawi, dibanding bekal anak-anak kelak di akhirat.



Namun, tentu saja alangkah berbahagainya jika mempunyai anak soleh/solehah dan juga pintar, bukan?


Itulah Si Mas dan Mba. Sepasang suami istri yang selalu membuat saya kagum. Perkataannya selalu terngiang-ngiang. Kebaikannya selalu membekas di hati. Semoga mereka selalu ada dalam lindungan Allah SWT. Aamiin.

Masih banyak jalan berbuat kebaikan kepada sesama. Tidak harus kaya harta, yang penting kaya hati. Bukankah begitu?

Penulis : athfahdw
Sumber : Opini Pribadi
bekticahyopurno
trifatoyah
sebelahblog
sebelahblog dan 9 lainnya memberi reputasi
10
450
16
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
The LoungeKASKUS Official
923KThread83KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.