i.am.legend.Avatar border
TS
i.am.legend.
Bertemu Dubes Arab Saudi, Prabowo Tak Bahas Rizieq Shihab


Bertemu Dubes Arab Saudi, Prabowo Tak Bahas Rizieq Shihab

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto tak membahas Pimpinan Front Pembela Islam (FPI) Rizieq Shihab saat menerima kunjungan Duta Besar (Dubes) Arab Saudi di Kantor Kemenhan, Jakarta, Selasa (12/11/2019).

Dubes Arab Saudi berkunjung untuk membahas pertahanan sehingga tak etis bila Prabowo menanyakan masalah lain.

"Yang jelas, karena tadi kunjungan kehormatan, tidak ada hal-hal yang secara spesifik harus dibicarakan. Ini kan masalah etika saja. Jadi, nanti ada saatnya tentu Pak Prabowo akan bertanya terkait tentu dengan isu ancaman keamanan, ancaman dari dalam atau dari luar," kata Juru Bicara Menhan Dahnil Anzar Simanjuntak, di Kantor Kemenhan, Selasa.

Ia mengatakan, pertemuan dengan Dubes Arab Saudi membahas persoalan pertahanan di kawasan regional dan global.

Kedatangan Dubes Arab Saudi juga merupakan kunjungan kehormatan untuk menyampaikan ucapan selamat kepada Prabowo yang baru saja menjabat Menhan.

"Secara spesifik karena tadi temanya tentu pertahanan, kunjungan kehormatan. Pihak Arab Saudi belum membahas secara khusus terkait dengan itu (Rizieq). Tapi, seperti tadi disampaikan oleh Pak Prabowo langsung, ketika di Istana, beliau akan pelajari," lanjut Dahnil.

Diketahui, Prabowo berjanji menjemput Rizieq saat berkampanye pada Pilpres 2019 di Stadion Utama Gelora Bunh Karno, Jakarta, Minggu (7/4/2019).

Saat itu, pada Pilpres 2019, Prabowo berhadap-hadapan dengan Presiden Joko Widodo memperebutkan kursi RI 1.

Kini, polemik tentang pemulangan Pemimpin FPI Rizieq Shihab memasuki babak baru.

Rizieq mempersoalkan adanya surat pencekalan yang menyebabkan dirinya tidak bisa kembali ke Tanah Air. Hal itu disampaikan Rizieq melalui video yang tersebar di YouTube.

Video tersebut bersumber dari kanal televisi milik FPI, Front TV, saat Rizieq menyampaikan sambutan dalam acara peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW.

Video itu diunggah pada 8 November 2019.

Melalui video itu, Rizieq menyebutkan, Pemerintah Indonesia telah mengirimkan surat pencekalan kepada Pemerintah Arab Saudi agar dirinya tidak diperbolehkan pulang karena alasan keamanan.

"Jadi, sekali lagi saya dicekal di sini, bukan karena saya melakukan pelanggaran keimigrasian, bukan saya melakukan pelanggaran pidana atau perdata, bukan karena saya melakukan suatu kejahatan di Saudi ini atau satu kesalahan, tidak," ujar Rizieq dalam video.

Rizieq juga memegang dua lembar surat yang, menurut dia, bukti pencekalan atas dirinya.

"Hanya karena alasan keamanan. Jadi kedua surat ini (sambil menunjukkan surat) merupakan bukti, bukti nyata, riil, nyata otentik bahwa saya memang dicekal, oleh Pemerintah Saudi atas permintaan Pemerintah Indonesia," kata Rizieq.

Meski demikian, Rizieq tidak menunjukkan isi surat itu. Kedua lembaran itu hanya dipegang, lalu diayun-ayunkan ke udara sembari berbicara.
sumber

☆☆☆☆☆☆☆

Dahnil melunak macam ayam tanpa tulang. Retorika-retorikanya yang kemarin-kemarin digalak-galakin hilang lenyap. Bahkan bicara soal Rizieq aja sekarang enggan untuk menyebut nama langsung.

Prabowo sendiri sebagai Menteri Pertahanan sadar sesadar-sadarnya bahwa dia tak boleh membicarakan hal-hal yang tak berhubungan dengan konsep kerjasama pertahanan regional atau bilateral. Jadi urusan Rizieq jelas tak masuk dalam agendanya.

Lagipula kenapa masih berharap dengan Prabowo? Bukankah Prabowo sudah dianggap sesat? Tak lagi dipandang oleh kelompok Rizieq?

Semua sudah menjelaskan, dari Kementerian Luar Negeri, Pihak Imigrasi, Kepolisian, bahwa Rizieq tidak dalam status cekal atau cegah tangkal. Dan Rizieq sendiri tercatat masih memegang passport Indonesia, tidak dalam keadaan Stateless. Rizieq masih WNI, sama seperti halnya TKI yang terlunta-lunta di Arab Saudi, yang tak bisa pulang karena overstay, dan berharap ada ampunan dari pihak Kerajaan Arab Saudi untuk memutihkan status mereka dan mendeportasi mereka kembali ke Indonesia.

Jika kita mau jujur, sebenarnya persoalan Rizieq menjadi ribet itu karena ulah Rizieq sendiri. Ditambah lagi narasi-narasi yang dibangun oleh kelompoknya sendiriyang sangat berlebihan. Andai sekarang semua itu jadi bahan cemoohan, jangan dipandang siapapun yang bicara dianggap mempermalukan ulama. Lho, mereka sendiri yang mempermalukan pemimpinnya.

Soal sniper yang katanya membidik Rizieq, itu aja sudah menghina kualitas sniper kita. Padahal sniper-sniper kita termasuk handal diranahnya. Incar kepala ya dapat kepala. Bukan incar kepala dapat jendela.

Banyak sebenarnya aduan Rizieq atau kelompoknya yang sembrono, asal bacot bahasa kasarnya, tapi tak pernah didukung oleh bukti fan fakta. Semua hanya lempar batu sembunyi tangan.

Jika mau, pemerintah cq Bank Indonesia bisa saja memperkarakan Rizieq soal fitnahnya mengenai logo BI di uang sah Republik Indonesia yang dianggapnya logo palu arit. Tapi nyatanya tidak dilakukan. Mungkin bagi BI hal itu jamak dilakukan oleh orang yang tak melek teknologi.

Sedikit mengulas pendukung Rizieq di Kaskus ini, kemarin gw dapat semprotan dari 2 id mengenai soal provokasi dan kaidah jurnalistik. Padahal jika kita tak setuju dengan sebuah langkah seseorang lalu mengkritisinya dengan keras, itu bukan provokasi. Nyatanya orang yang bersembunyi dibalik id itu tak paham soal provokasi. Terlebih lagi katanya gw gak pernah membuat trit tentang nasionalisme. Hadeeh. Gw cuma bisa ketawa. Dan soal kaidah jurnalistik, komen dan opini untuk menanggapi sebuah berita tidak harus terfokus dalam 1 bingkai berita dan tak ada larangan menyasar ke masalah lain selama hal tersebut masih berhubungan. Lagipula tujuan membuat trit di BP beserta komentarnya tidak untuk dianggap sebagai jurnalis.

Banyak pendukung Rizieq yang menafikan soal denda overstay yang nilainya cuma ratusan juta, sebab bagi Rizieq hal itu terlalu mudah dan soal kecil. Rizieq itu kaya. Begitu katanya. Mereka nampaknya buta dengan proposal yang dikirim banyak orang Indonesia yang berkedok yayasan dan pendidikan kepada negara-negara teluk dan tinur tengah. Mereka perlu memahami hal ini.

Kalau benar Rizieq kaya, ya sudah. Bayar saja dendanya. Kalau akhirnya terbentur dengan kasus-kasus di Indonesia, ya hadapi saja. Wong yang dimusuhinya aja udah keluar penjara, udah hidup enak dapat istri baru, bebas melanglang buana, koq yang habis-habisan menyerang malah bagai kura-kura dalam perahu, tak bisa kemana-mana.

Urusan mudah dibuat ribet. Ya nikmati saja.




hendayx04
sebelahblog
4iinch
4iinch dan 41 lainnya memberi reputasi
42
6K
99
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita dan Politik
Berita dan PolitikKASKUS Official
670.7KThread40.8KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.