Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

NegaraKITAAvatar border
TS
NegaraKITA
Jokowi Jilid 2 : Buang Kyai Demi Priyayi
Spoiler for Jokowi pilih Kesatria Priyayi:


Spoiler for Video:


Jokowi adalah abangan, wakilnya adalah santri. Saat Pilpres 2019 Jokowi memilih santri. Tapi kini di era Jokowi Jilid II, dia lebih memilih priyayi, ketimbang kyai.

Maksudnya apa ya?

Buku The Religion of Java karya Clifford Geertz telah mengkategorikan agama orang Jawa menjadi tiga aliran, yakni abangan, santri, dan priayi. Geertz mendefinisikan tiap kelompok yang berada di aliran tersebut. Abangan mewakili komunitas di pedesaan seperti petani dan sinkretisme Jawa. Santri mewakili kelompok-kelompok Islam yang merupakan produk dari sistem pendidikan Islam. Sedangkan priyayi adalah para birokrat dan aristokrat.

NU [Konfigurasi Islam Nusantara: dari Islam Santri, Abangan, hingga Priyayi]

Lantas apa hubungannya dengan perpolitikan Indonesia?

Pengkategorian abangan, santri, dan priyayi memang identik dengan sistem di Tanah Jawa pada zaman penjajahan Belanda. Tapi sepertinya ia kini masih terlihat di dunia perpolitikan Indonesia. Tepatnya pada Pemilu 2019 yang lalu.

Keterlibatan langsung para santri di Pilpres 2019 sangat terlihat. Seperti dari ditunjuknya Wapres Santri Ma’ruf Amin yang posisinya menonjol di organisasi keagamaan, yakni sebagai Ketua Umum MUI dan Ketua Dewan Syariah NU. Secara otomatis, kelompok santri dari NU mendapatkan posisi yang dekat dengan pemerintahan Jokowi.

Hal ini menunjukkan ada transformasi dari Presiden Jokowi yang abangan merangkul elemen dari santri.

Kedekatan itu makin terasa saat Jokowi memenangkan Pilpres 2019. Kelompok santri pun memanfaatkan kedekatan itu dengan meminta banyak jatah menteri pada Jokowi guna diisi di Kabinet barunya. Kita tengok saja saat Ketum PKB Cak Imin yang menawarkan 20 nama kader PKB untuk jadi menteri Jokowi, hingga Ketum PBNU Said Aqil Siroj yang menyatakan akan menyiapkan berapa pun menteri yang diminta Jokowi.

“Tadi sudah saya sebutkan 20 nama (ke Presiden). Terserah beliau. Pokoknya ta sebutin ini nama-namannya pak. Dipilih sendiri, dipilih monggo. Dari ujung ke ujung saya sebut 15, 10, 4, 5 monggo mau ambil dari sono apa dari sini,” ucap Cak Imin di Istana Merdeka 21 Mei 2019 lalu.

Begitu juga dengan Said Aqil Siraj. "Kita kalau diminta ya siap. Berapa saja yang dibutuhkan. Insya Allah ada semua," kata Said Aqil, pada hari Rabu 10 Juli 2019.

Liputan 6 [Cak Imin Tawarkan 20 Nama Kader PKB Jadi Menteri Jokowi]

Republika [Said Sebut NU Siapkan Berapa Pun Menteri yang Diminta Jokowi]


Hal yang patut disayangkan tentunya adalah sikap blak-blakan mengusulkan tambahan jatah menteri untuk kader NU ini. Makin terlihat ketidak konsistenan dari NU yang pernah mengatakan NU akan selalu mendukung negara tanpa meminta jatah. "Tidak ada dukungan politik yang gratis!" tegas Wakil Rais Syuriah PWNU Jawa Timur, KH Agoes Ali Masyhuri (Gus Ali) pada 19 Juni 2019.

Detik [Ma'ruf Amin: NU Selalu Dukung Negara Tanpa Minta Jatah]

Merdeka [NU Blak-blakan Minta Jatah Menteri: Dukungan Nahdliyin ke Jokowi Tidak Gratis]

Akan tetapi, kenyataanya berbeda dari harapan kelompok santri. Mereka ternyata tidak mendapatkan apa yang diharapkan, berupa banyaknya kursi menteri. Hal yang mereka temukan justru masuknya Prabowo ke dalam Pemerintahan. Bahkan Kursi Menteri yang mereka sudah sangat yakin untuk dapatkan ternyata kini diisi oleh Purnawirawan TNI Fachrul Razi.

Tempo [NU: Banyak Kiai Kecewa dan Protes Fachrul Razi Jadi Menteri Agama]

Bahkan mereka berubah sikap dengan lawan Jokowi di Pilpres terdahulu, yakni Rizieq Shihab dengan Ormas FPI-nya. Kini para kyai justru inginkan Rizieq pulang ke Indonesia. Seruan pihak NU untuk memulangkan Rizeq diutarakan oleh Wasekjen PBNU Isfah Abidal Aziz. Namun saat ditanya mengapa baru sekarang menyuarakannya, dia enggan menjelaskan.

CNN Indonesia [Wasekjen PBNU: Rizieq Berhak untuk Pulang ke Indonesia]

Said Aqil Siraj juga berkomentar tentang Rizieq saat berkumpul di halaman PBNU Kramat Raya, Jakarta Pusat 30 Oktober. Saat itu ia mengawali nasihat denagn ajakan untuk berkasih sayang ke sesama, termasuk Rizieq Shihab.

CNN Indonesia [Ketum PBNU Said Aqil: Kita Wajib Hormati Habib Rizieq]

Selain itu, dengan masuknya Prabowo dan TNI justru menggambarkan ada perselisihan antara Priyayi dengan Santri. Prabowo maupun TNI dapat kita kategorikan sebagai kelompok Priyayi, karena berdasarkan pengkategorian Geertz, kelompok Priyayi kental akan ke-Hinduannya, dan kita ketahui pula bahwa militer masuk ke dalam golongan Kesatria.

Analogi ini menunjukkan ketika Santri (Brahmana) menjadi Pedagang (Waisya), maka posisi Priyayi (Ksatria) kini telah berada di atasnya.
Diubah oleh NegaraKITA 07-11-2019 13:53
kutil75
sebelahblog
4iinch
4iinch dan 8 lainnya memberi reputasi
7
2.1K
25
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita dan Politik
Berita dan PolitikKASKUS Official
672.1KThread41.8KAnggota
Urutkan
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.