William Terancam Dipecat dari DPRD DKI karena Bongkar Skandal Lem Aibon

Beranda

...

Berita dan Politik
William Terancam Dipecat dari DPRD DKI karena Bongkar Skandal Lem Aibon

i.am.legend.

05-11-2019 09:16

William Terancam Dipecat dari DPRD DKI karena Bongkar Skandal Lem Aibon

William Terancam Dipecat dari DPRD DKI karena Bongkar Skandal Lem Aibon

Suara.com - Badan Kehormatan (BK) DPRD DKI Jakarta akan segera menggelar rapat terkait laporan dugaan pelanggaran kode etik terhadap anggota DPRD DKI Jakarta dari fraksi PSI, William Aditya Sarana. BK tidak menutup kemungkinan adanya pemberhentian William sebagai legislator jika terbukti bersalah.

Ketua BK DPRD DKI, Achmad Nawawi mengatakan pihaknya akan menggelar rapat bersama perwakilan fraksi untuk menentukan nasib William. Terdapat beberapa sanksi jika William terbukti bersalah seperti teguran lisan, tertulis hingga pemecatan.

"Sanksi bisa teguran lisan, teguran tertulis, dan ada pemberhentian kalau melanggar betul, yang luar biasa," ujar Achmad saat dikonfirmasi, Selasa (5/11/2019).

Meski demikian, menurutnya keputusan pemberhentian itu sulit untuk diambil. Namun ia sendiri juga menilai soal masalah William berhubungan dengan nama baik DPRD.

"Tapi enggak semudah itu. Saya sih berharap tidak ada teguran. Tapi kalau demi jaga nama baik kita, ya mestinya harus hati - hatilah. Dalam Demokrasi pun tetap aja ada batasan - batasan," jelasnya.

Selain itu, tindakan William yang menyebarkan draf anggaran ke media sosial dan jumpa pers merugikan Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan. Menurutnya William selaku anggota DPRD DKI bisa bersinergi dengan menyisir anggaran itu tanpa membuat gaduh masyarakat.

"Anggota Dewan dengan Gubernur sama - sama unsur penyelenggara pemerintah di daerah Provinsi dan kabupaten/kota kan. Beda dengan DPR pusat. Jadi kalau ada kekeliruan, Gubernur katakan lah keliru, kan kita telpon, datang, bisa ngingetin gitu lho. Tidak bisa menyudutkan," pungkasnya.

Sebelumnya, seorang warga Sungai Bambu, Tanjung Priok, Jakarta Utara bernama Sugiyanto melaporkan Anggota DPRD DKI dari fraksi PSI, William Aditya Sarana ke Badan Kehormatan (BK) DPRD DKI. Alasannya karena tindakan William yang membuka anggaran janggal Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI seperti lem aibon senilai Rp 82 miliar.

Menurut Sugiyanto, William telah melanggar aturan karena membuka draf anggaran itu bukan saat forum resmi, melainkan lewat jumpa pers dan media sosial. Tindakan itu, kata Sugiyanto, juga merugikan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.

Ia menganggap politisi muda ini melanggar Peraturan DPRD DKI Jakarta Nomor 1 tahun 2014 tentang Tata Tertib DPRD DKI Jakarta. Tindakan William itu dinilainya hanya menimbulkan kegaduhan.

"Sikap yang bersangkutan justru menimbulkan opini negatif kepada Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan yang seolah-olah dianggap tidak transparan," ujar Sugiyanto dalam keterangan tertulis, Senin (4/11/2019).
sumber

**************

PROPINSI PARA B@JINGAN!

Ketika sebuah kejujuran dihargai dengan cemoohan dan ancaman
Masihkah berharap adanya keadilan?
Itu berlaku pada dia, pada kalian, pada kita
Semua tinggal menunggu kesempatan

Ketika pemahaman nenek lu menjadi sebuah sindiran
Maka para penyamun meradang
Ketika murid dari pemahaman nenek lu menampar orang edan
Penyamun pun kembali meradang

Sekarang kita pisahkan saja jarak antar kita
Mau bela penyamun atau melawan penyamun
Jangan cuma yang bagus mau jadi berita
Giliran yang buruk ditangggapi manyun

Wahai Gubernur pribumi
Pembelaan bukan cuma sekedar kata-kata
Lihatlah seluruh mata kami
Yang akan mengawasi setiap jengkal berita

Ketika anggota Dewan tertidur dalam rapat
Kita marah hingga tak terkira
Ketika anggota Dewan membuka borok yang tertutup rapat
Kenapa kita juga marah hingga tak terkira?

Ketika anjing-anjing penurut ikut menyalak membela tuannya
Sadarlah. mereka hanyalah anjing kelaparan
Yang berharap dapat sedikit makanan untuk mengisi perutnya
Tak peduli makanan sisa yang mereka makan

Ketika kejujuran menjadi barang yang mahal
Maka membual adalah andalan para penjilat
Dan raja penyamun pun tertawa terpingkal-pingkal
Dengan terus menyiapkan rencana jahat

Tuhaaaaaaaan.....
Jika aku bisa nongkrong diatas mukanya
Maka aku akan beraki raja penyamun itu
Agar dia sadar, mulut manisnya tak lebih dari sekedar jamban

**************

Quote:

Alkisah dulu, ada seorang guru yang mengajarkan perlawanan terhadap para penyamun. Dia berjuang sendirian melawan para penyamun yang ingin merampok harta warisan masyarakat yang dititipkan kepadanya. Harta yang semestinya dia pakai untuk membangun peradaban yang maju, membangun seluruh masyarakatnya tanpa kelas, tanpa malas.

Hantaman demi hantaman diterimanya dengan lapang dada. Dengan segala cara gerombolan penyamun menyerang dari segala sisi, segala sudut, dengan mengerahkan semua binatang peliharaannya, dari yang berwarna putih, belang, hingga tak berwarna. Dari yang lengkingannya membawa neraka berbalut surga, sampai membawa neraka dibungkus neraka.

Sekuat apapun dia, akhirnya terjerembab juga. Kalah oleh permainan kata-kata dan alasan menjaga kondisi stabilitas. Dan dia meninggalkan beberapa monumen untuk dikenang, bahwa dia pernah ada disana, menjaga harta warisan masyarakat.

Bertahun-tahun berlalu.
Kini murid-murid sang guru telah naik kelas, dengan gagah berani ikut masuk ke sarang penyamun. Mencoba untuk menyadarkan para penyamun agar ikut menjaga harta warisan masyarakat.
Sayang seribu sayang. Justru posisi sang guru kini diduduki oleh penyamun juga, yang halus tutur katanya, yang senyumnya menyimpan kelicikan. Bahu membahu para murid sang guru berjibaku dalam sarang penyamun.

Satu salakan, diabaikan.
Dua salakan. masih diabaikan.
Akhirnya kolaborasi penyamun memerintahkan anjing peliharaannya yang baru dibeli untuk menyalak dan menggiring ke sudut ruangan.
Kini murid sang guru yang berusaha menjaga harta warisan masyarakat, terancam.
Melawan, dia tersingkir dari sarang penyamun.
Raja penyamun akan merasa menang dan jumawa.
Tidak melawan, dia akan ikut larut jadi penyamun.
Raja penyamun bisa berpesta pora tujuh turunan.

Keika sebuah wadah yang dianggap kotor coba dibersihkan oleh seseorang yang ikut memakainya, justru yang mencoba membersihkan akan disingkirkan. Nampaknya mereka terbiasa dalam kekotoran. Dan kekotoran itu didukung oleh seseorang yang mendapat posisi dengan cara kotor.

Miris.

Diubah oleh i.am.legend. 06-11-2019 00:05