- Beranda
- The Lounge
Mungkin Inilah yang Membuat Harga Tiket Masuk Pulau Komodo Meroket
...
TS
rezaagustin
Mungkin Inilah yang Membuat Harga Tiket Masuk Pulau Komodo Meroket
Bagi Agan dan Sista pecinta liburan dengan dana pas-pasan, mungkin kabar meroketnya tiket masuk berkunjung ke Pulau Komodo adalah bencana. Petir di siang bolong. Belum sempat berkunjung ke sana, sekarang harga tiket masuknya menggelembung. Eksklusif pula. Namun, di balik rancangan menaikkan harga tiket masuk dan menjadikannya wisata alam eksklusif, rupanya banyak pertimbangan untuk mencetuskan usulan tersebut.
sumber foto: pixabay/WanderingRedHead
Sebut saja karena insiden kebakaran padang rumput di Gili Lawa tahun lalu, yang mana kebakaran kala itu didalangi oleh puntung rokok dan kemungkinan penggunaan kembang api untuk sesi fotografi turis. Dilansir dari kompas.co(03/08/2019) kendati Gili Lawa bukan habitat Komodo, tetapi karena insiden kebakaran tersebut mengakibatkan 10 hektar habis terbakar dan untuk sementara tak dapat dinikmati wisatawan. Karena ulah ceroboh dan agak egois itu, padang rumput spot favorit untuk treking dan sesi foto tersebut tidak dapat dikunjungi sementara waktu.
Selain karena insiden kebakaran itu, kekhawatiran akan perdagangan hewan dilindungi secara ilegal masih terus menghantui. Pada awal 2019 yang lalu misalnya, penyelundupan bayi komodo ke Singapura berhasil dihentikan oleh pihak yang berwajib. Dilansir dari detik.com harga seekor komodo berkisar antara 15 sampai dengan ratusan juta. Tak hanya komodo saja, tetapi hewan-hewan dilindungi lain seperti kucing hutan dan trenggiling juga diperjualbelikan melalui media sosial. Oknum-oknum yang tak bertanggung jawab ini semakin meresahkan saja.
Sebenarnya langkah menjadikan Pulau Komodo sebagai wisata eksklusif, bukan hanya dilakukan di Indonesia. Jika berbicara tentang menjaga populasi satwa yang dilindungi tersebut, maka Indonesia mungkin berkaca dari wisata alam di Pulau Galapogos, rumah dari kura-kura raksasa Galapagos dan iguana laut.
Tentu saja upaya ini dilakukan untuk meminimalisir insiden-insiden sama yang telah terjadi. Terlebih lagi di era digital seperti sekarang, banyak orang melakukan apapun untuk mempercantik tampilan media sosial dengan beragam konten menakjubkan. Seperti konten perjalanan liburan yang mewah dan apik. Bahkan jika itu merusak alam, maka mereka tak akan berpikir dua kali, asalkan eksistensi di dunia maya terjamin. Jangan lupakan pula oknum-oknum yang terlalu mengagumi satwa-satwa luar biasa sehingga menjadikannya properti pribadi.
Sumber gambar: pixabay/5477687
Jika berbicara mengenai kontra wacana ini, tentu yang dimaksudkan adalah kekhawatiran menurunnya jumlah wisatawan yang nantinya juga berimbas pada pendapatan warga lokal. Dengan naiknya harga tiket masuk tersebut ditakutkan para turis enggan mengunjungi Pulau Komodo lagi. Kendati pulau yang akan dibatasi kunjungannya adalah pulau habitat asli komodo sendiri, tetapi pulau lain seperti Rinca yang juga ditinggali beberapa komodo tidak dibatasi kunjungannya. Namun, jika warga lokal hendak berjualan di pulau lain, maka membutuhkan dana lebih untuk menyeberang menggunakan kapal.
Di sini adalah pekerjaan rumah pemerintah agar warga lokal yang menggantungkan hidup dari sektor pariwisata tidak terdampak. Terlebih lagi munculnya protes warga lokal yang menolak direlokasi karena merasa terusir. Pemerintah harus benar-benar mempertimbangkan keputusan yang bijak dan tepat.
Mungkin hanya sebatas ini pendapat saya tentang meroketnya harga tiket masuk menuju Pulau Komodo. Kendati wacana ini masih menimbulkan pro dan kontra, tetapi ada baiknya kita berdoa semoga Pulau Komodo dan warga lokal agar mendapat keputusan terbaik ke depannya.
Selain karena insiden kebakaran itu, kekhawatiran akan perdagangan hewan dilindungi secara ilegal masih terus menghantui. Pada awal 2019 yang lalu misalnya, penyelundupan bayi komodo ke Singapura berhasil dihentikan oleh pihak yang berwajib. Dilansir dari detik.com harga seekor komodo berkisar antara 15 sampai dengan ratusan juta. Tak hanya komodo saja, tetapi hewan-hewan dilindungi lain seperti kucing hutan dan trenggiling juga diperjualbelikan melalui media sosial. Oknum-oknum yang tak bertanggung jawab ini semakin meresahkan saja.
Sebenarnya langkah menjadikan Pulau Komodo sebagai wisata eksklusif, bukan hanya dilakukan di Indonesia. Jika berbicara tentang menjaga populasi satwa yang dilindungi tersebut, maka Indonesia mungkin berkaca dari wisata alam di Pulau Galapogos, rumah dari kura-kura raksasa Galapagos dan iguana laut.
Tentu saja upaya ini dilakukan untuk meminimalisir insiden-insiden sama yang telah terjadi. Terlebih lagi di era digital seperti sekarang, banyak orang melakukan apapun untuk mempercantik tampilan media sosial dengan beragam konten menakjubkan. Seperti konten perjalanan liburan yang mewah dan apik. Bahkan jika itu merusak alam, maka mereka tak akan berpikir dua kali, asalkan eksistensi di dunia maya terjamin. Jangan lupakan pula oknum-oknum yang terlalu mengagumi satwa-satwa luar biasa sehingga menjadikannya properti pribadi.
Sumber gambar: pixabay/5477687
Jika berbicara mengenai kontra wacana ini, tentu yang dimaksudkan adalah kekhawatiran menurunnya jumlah wisatawan yang nantinya juga berimbas pada pendapatan warga lokal. Dengan naiknya harga tiket masuk tersebut ditakutkan para turis enggan mengunjungi Pulau Komodo lagi. Kendati pulau yang akan dibatasi kunjungannya adalah pulau habitat asli komodo sendiri, tetapi pulau lain seperti Rinca yang juga ditinggali beberapa komodo tidak dibatasi kunjungannya. Namun, jika warga lokal hendak berjualan di pulau lain, maka membutuhkan dana lebih untuk menyeberang menggunakan kapal.
Di sini adalah pekerjaan rumah pemerintah agar warga lokal yang menggantungkan hidup dari sektor pariwisata tidak terdampak. Terlebih lagi munculnya protes warga lokal yang menolak direlokasi karena merasa terusir. Pemerintah harus benar-benar mempertimbangkan keputusan yang bijak dan tepat.
Mungkin hanya sebatas ini pendapat saya tentang meroketnya harga tiket masuk menuju Pulau Komodo. Kendati wacana ini masih menimbulkan pro dan kontra, tetapi ada baiknya kita berdoa semoga Pulau Komodo dan warga lokal agar mendapat keputusan terbaik ke depannya.
Akhir kata, sampai jumpa. Jangan lupa tinggalkan jejak, kasih cendol, dan ratingnya juga
Diubah oleh rezaagustin 26-10-2019 13:17
nona212 dan 4 lainnya memberi reputasi
5
481
2
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
923.2KThread•83.7KAnggota
Terlama
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru