Quote:
Paris- Dua orang warga negara (WN) China ditangkap karena berusaha menyelundupkan bayi belut hidup dari Prancis. Mereka ditangkap di Bandara Charles de Gaulle Paris dalam perjalanan ke China.
Seperti dilansir
CNN, Jumat (1/11/2019), keduanya ditangkap pada Senin (28/10). Di koper mereka ditemukan belut yang juga disebut elver seberat 60 kg.
Seorang juru bicara dari gedung pengadilan Bobigny yang menangani kasus ini mengatakan kepada
CNN belut tersebut disembunyikan dalam wadah yang dibuat khusus dengan alat pendingin genggam yang disembunyikan di dalam koper mereka.
Juru bicara itu mengatakan bahwa seorang WN China lainnya telah melarikan diri dari bandara dan meninggalkan koper lain berisi 30 kg elver. Secara total, bayi belut memiliki nilai jual kembali di China hingga € 180.000 (Rp 2,8 miliar).
Keduanya divonis hukuman penjara 10 bulan dan didenda lebih dari USD 8.000 (Rp 113 juta). Belut tersebut lalu diserahkan oleh bea cukai kepada organisasi yang mengkhususkan diri dalam melindungi spesies.
Satu kilo belut Eropa bisa mencapai USD 5.500 (Rp 77,7 juta) di China. Harga yang tinggi menyebabkan lonjakan penyelundupan dalam beberapa tahun terakhir, dengan sekitar 15 juta spesimen disita di Uni Eropa pada tahun 2018.
Europol menyatakan penyitaan terjadi sebagian besar di Spanyol, Prancis dan Portugal. Jumlah ini menandai kenaikan 50% di tahun sebelumnya.
Badan tersebut memperkirakan bahwa antara 300-350 juta belut diperdagangkan secara ilegal dari Eropa ke Asia setiap tahun. Nilai perdagangan ini mencapai sekitar $ 3,3 miliar (Rp 46,6 triliun).
"Perdagangan belut Eropa adalah kejahatan besar terhadap satwa liar di dunia dalam hal perdagangan individu dan nilai pasar," kata Ketua LSM Kelompok Belut Berkelanjutan, Andrew Kerr. Sekitar 25% dari stok belut Eropa terpengaruh, tambahnya.
SUMUR